My Bad Boy Senior || 40

1.4K 41 0
                                    

Sorry for typo🙌

M

embaca chat dari naya, putra tidak tinggal diam ia bersiap siap untuk mengikuti naya, jam 07:30 ia sudah berada di bawah pohon dekat rumah naya, ia berniat untuk mengikuti naya, putra posesif? Ya memang, dia tidak mau miliknya di ambil oleh orang lain.

Jam menunjukan pukul 08:00 putra bergegas bangun dari duduknya, dan benar saja fathan dan naya hendak peri dari tempat, tanpa pikir panjang putra langsung menancapkan kunci motornya dan melesat mengikuti fathan dari arah jauh, karena takut naya mengenalinya.

Sampai putra melihat fathan berhenti di satu taman dan membawa naya turun dari motor, ia langsung mengikutinya lagi, sampai naya dan fathan duduk di salah satu kursi taman.

Putra melihat fathan menggenggam tangan naya dan menatap naya lekat, putra cemburu, tangannya mulai mengepal, tapi ia berusaha meredakan emosinya itu.

Sampai pada putra mendengar fathan menyatakan perasaannya terhadap naya, hati putra sesak ia takut akan jawaban naya, syukurlah jawaban naya sangat memuaskan untuk putra, ia menolak dan menjadikan putra prioritas utamanya.

"Makasih, udah mau jadiin gue prioritas pertama kmu nay" ucap putra pelan.

Putra yang melihat fathan pergi dengan raut wajah kecewa pun hanya tertawa renyah sembari menggelengkan kepalanya.

"Lo ga bakal bisa ambil punya gue" umpat putra.

Putra melihat naya terduduk lemas di kursi taman sendirian itu pun tidak tega melihat naya seperti ini. Putra langsung menghampiri naya dan duduk di sampingnya.

"Kamu?" Tanya naya bingun.

"Iya aku, kenapa? Ko nangis?" Tanya putra sembari menyeka air mata naya.

"Fathan put" ucapnya pelan, putra menaikan kedua halisnya dan menatap naya.

"Fathan ngungkapin perasaannya ke aku put, aku pikir ga bakal kaya gini, aku takut fathan gamau sahabtan sama aku lagi, aku udah anggap fathan kaya abang aku sendiri, tapi kenapa fathan bisa berubah secepet ini" ucap naya kembali terisak.

Putra pun langsung memeluk naya dan menenangkannya.

"Aku yakin fathan masih mau ko sahabtan sama kamu, mungkin dia cuma butuh waktu buat ngilangin perasaannya ke kamu, percaya sama aku, udah jangan nangis, bedak nya ilang loh, ga cantik lagi dong" ucap putra sedikit menghibur naya.

"Ihh! Udah gapapa aku jelek, biar ni bedak luntur, sanah sama aurel yang bedak nya anti air tebelnya mengalahi kerak bumi" ucap naya kesal dan pergi dari kursi taman sembari menghentak hentakkan kakinya karena kesal.

"Yagusti gue salah lagi dah" putra tepok jidat dan langsung mengejar naya.

"Tunggu nay!" Ucap putra yang berusaha mengejar putra, sampai akhirnya ia mendapati naya yang tengah melipat tangan dengan muka yang cemberut di depan motor putra.

"Kenapa ninggalin?" Tanya putra ngos gosan.

"G ada, ayo pulang!" Ucap naya, nampaknya mood naya sedang tidak baik, buktinya naya marah hanya karena ejekan sepele dari putra.

"Masa pulang si, baru juga ketemu" bantah putra.

"Pulang ihh!" Ucap naya semakin cemberut.

"Coklat mau? Eskrim?" Tanya putra membujuk.

"Ga!" Bantah naya.

"Loh ko ga mau?" Tanya putra heran biasanya naya yang tengah marah padanya akan kembali baik ketika di belikan eskrim atau coklat.

"G mau nolak mkasdunya, ayo beli eskrim ama coklat yang banyak" ucap naya nyengir sembari menarik narik baju putra layaknya anak kecil.

"Hahah iya" putra tertawa terbahak bahak di ikuti naya yang sebelumnya cemberut menjadi naya yang putra kenal.

"Sebahagia itu kah lo sama putra, tapi itu ga akan bertahan lama?" Umpat seseorang yang memperhatikan keduanya dengan tatapan penuh dendam.

"Ayo berangkat oy!" Ajak naya.

"Siap!" Ucap putra menirukan gaya layaknya tengah hormat.

Mereka berdua pun melesat meninggalkan taman dan berhenti di slah satu mini market terdekat, naya langsung turun dari motor putra dan langsung berlari memasuki mini market tersebut.

"Untung sayang" ucap putr cengo sembari mengelus dada melihat kelakuan naya.

"Cepetan!" Teriak naya yang sudah berada di depan pintu mini matket, sementara putra hanya mengangguk dan langsung menghampiri naya.

"Ambil aja yang kamu mau, asal jangan kebanyakan ntar sakit gigi" ucap putra di balas anggukan oleh naya.

Tak butuh waktu lama naya sudah menenteng keranjang berisikan coklat, skrim, dan makanan ringan lainnya.

"Katanya eskrim sama coklat doang?" Ucap putra meledek.

"Yauda ngambek lagi" ucap naya merajuk.

"Wkwk canda lah, udah sini biar aku bayar" ucap putra mengambil keranjang di tangan naya dan membayarnya.

"Udah put?" Tanya naya.

"Udah, nih ambil, jangan lupa bismika dulu makannya" ucap putra.

"Bismilah putra bismilah" ucap naya mengacak rambut putra, walau ia harus jinjit untuk menggapai puncak kepala putra.

"Bercanda, ayo pulang dah malem" ajak putra menggandeng tangan naya.

Meteka berdua pun langsung pergi dari mini market tersebut, sampai akhirnya mereka sampai di depan rumah naya.

"Mampir dulu ga?" Tanya naya.

"Gausah, udah malem, lain kali aja oke" ucap putra.

"Iya, besok bareng ya" jawab naya.

"Ga sma fathan hm?" Ucap putra menggoda naya.

"Putra" ucap naya.

"Iya iya maap, udah sana masuk, bye!" Ucap putra.

"Siap, hati hati" jawab naya di balas anggukan oleh putra yang langsung menancapkan kunci motornya dan perlahan punggung putra menghilang dari pandangan naya.

Naya pun langsung membalikan badannya dan memasuki rumah.

"Berangkat ama fathan, pulang ama putra, pinplan banget kamu dek" ucap kenzo.

"Apaan si ah, naya ke atas dulu, selamat malam" ucap naya yang langsung melesat ke kamarnya.

Jangan jadi silent reader ya!!!!!

My Bad Boy Senior [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang