END!

2.8K 56 2
                                    

3 hari berlalu kini naya, putra veserta keluarga besar tengah berada di salah satu restoran milik ayah putra. Mereka mengadakan acara lamaran kecil kecilan, hanya sahabat dekat naya putra, dan kerabat kerabat.

Acara berlangsung meriah, dan sekarang adalah momen yang di tunggu tunggu, momen dimana putra akan memakai kan cincin di jari manis naya begitupun sebaliknya. Setelah memasangkan cincin banyak tamu yang bertepuk tangan.

Setelah itu, ia berkumpul bersama sahabat sahabtnya waktu sma. Ya. Mereka sudah mengendong seorang anak.

"Hay nay, kenalin ini arka anak gue yang pertama" kenal naswa menuntun anak berusia 4 tahun kurang.

"Halo tante! Nama aku laka" ucapnya sembari memamerkan giginya.

"Nah kalo ini anak gue, namanya arabela" ucap lisya menggendong seorang anak berusia 1 tahun. Naya pun tersenyum hangat melihat teman temannya sudah berkeluarga. Sekarang tinggal dirinya.

"Nay di panggil papah sama mamah" ucap putra. Naya pun berpamitan kepada temannya untuk menemui maisya.

"Kenapa mah? Pah?" Tanya naya yang baru saja duduk.

"Jadi gini. Kalo di pikir pikir, kalian udah siap buat nikah, gmna kalo nikahnya 2 hari lagi?" Tanya geogino mantap. Nayanpun terkejut dan langsung melirik ke arah putra yang tengah memasang muka datarnya itu membuat naya ingin sekali menendang lelaki satu ini.

"Kalo putra setuju!" Ucap putra.

"Yaudah, naya mah gimana baiknya aja" jawab naya dengan senyuman.

"Oke. Kalo gitu biar papah sama keluarga putra yang ngurusin semua, kamu tinggal tunggu tanggal mainnya aja" ucap geogino menepuk pundak putra.

Para tamu undangan pun mulai mengurang dan mengurang seiring berjalan waktu. Dan sekarang sepertinya tamu sudah pulang semua. Naya dan keluarganya pun berpamitan pulang.

Setelah sampai di rumah naya langsung membaringkan di tempat tidurnya itu. Mungkin ia akan rundu kamarnya ini. Ah. Tapi sudahlah, tak apa. Naya pun terlelap dan terhanyut kedalam alam mimpinya.

¤¤¤

Dekorasi yang sangat mewah, di padukan dengan hiasan hiasan berwarna emas, membuat dekorasi ini sangat mewah. Para tamu undangan yang satu persatu berdatangan dan acara puj sebentar lagi akan di mulai. Ya. Hari ini adalah hari dimana naya akan menjadi putra seutuhnya. Mereka akan menikah.

"Udah naya, gausah tegang gitu" ucap maisya menenangkan anak bungsunya itu. Kini kedua anaknya telah sukses dan akan segera berkeluarga dan meninggalkan dirinya. Maisya tidak sedih. Namun waktu berjalan begitu cepat. Baru saja kemarin maisya menggending naya dan mengobati naya saat jatuh dari sepeda. Tapi sekarang? Nayanya sudah besar. Tanpa terasa air mata maisya meluncur begitu saja di pipinya yang mulai keriput.

Acara ijab kabul pun di mulai, putra mengucapkan ijab kabul tanpa hambatan. Ia lancar dan mantap mengucapkannya. "Gimana para saksi? Sah?" Tanya sang penghulu.

"Sah!!!!"

"Alhamdullilah hirobil alamin"

Naya pun mengecup punggung tangan putra, dan putra pun mengecup kenin naya. Selanjutnya di adakan acara sungkeman, mereka pun bersungkeman kepada orang tuanya masing masing.

"Mamah? Ko nangis?" Tanya naya.

"Ga nyangka aja. Kaya baru kemarin mama suapin kamu nay" ucap maisya menyeka air matanya.

My Bad Boy Senior [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang