Bagian 21

5.1K 521 24
                                    

# 21

Jisoo, Jennie, dan Rosé sudah menunggu kepulangan Lisa di depan kampusnya. Terakhir kata Seulgi temannya Rosé, Lisa baik-baik saja, namun agak terlihat lelah saat baris untuk pulang.

Hari terakhir pasti akan sangat melelahkan, tenaga mereka sudah terkuras habis oleh kegiatan fisik yang sangat-sangat memeras tenaga mereka.

Para mahasiswa baru berhamburan keluar kampus dengan bawaan mereka yang berat, tersirat wajah mereka yang lelah, mata yang sayu, dan jalan yang tidak seperti jalan normal pada biasanya. Mungkin karna kakinya sudah tidak sanggup berjalan, dengan bawaan yang banyak.

Diantara para mahasiswa itu terlihat Lisa yang juga membawa bawaan banyak.

"LISAAA!!" teriak Jisoo, Jennie dan Rosé bersamaan. Mereka berlari menghampiri Lisa.

Rosé memeluk Lisa terlebih dahulu, disusul dengan Jisoo dan Jennie memeluk kedua dongsaengnya. Tak peduli tatapan heran dari para mahasiswa yang lewat. Yang terpenting mereka bisa melihat lisa baik baik saja.

Mereka melepas pelukannya, Jennie membawa tas yang Lisa gendong, Jisoo juga membawa tas lain yang Lisa jinjing. Wah berat sekali bawaan Lisa.

-

Didalam mobil Lisa tak banyak bicara, keheningan menyerbu pada ke empat perempuan ini. Lisa memang sangat terlihat lelah, atau lebih tepatnya wajahnya sudah terlihat pucat, Rosé yang berada di sampingnya memegang erat kedua tangan Lisa, menyandarkan kepalanya pada bahu Rosé.

Jennie sesekali melirik kebelakang, Lisa sudah tertidur di bahu Rosé. Jisoo juga sesekali melirik Lisa lewat kaca spion depannya.

Mereka membiarkan Lisa beristirahat dulu. Soal tanya-menanya nanti biar dirumah saja. Ketika Lisa sudah merasa lebih baik.

-

"Bagaimana kemarin?" tanya Jennie saat sudah berada di ruang tengah. Lisa sudah duduk bersandar di sofa.

"Yaa begitu Eonni" jawab Lisa, masih dalam keadaan yang lelah.

"Wae? Kau baik-baik saja kan disana?" kali ini Jisoo bertanya dengan tatapan cemas.

"Iya Eonni, lihat lah ini, aku tidak membawa oleh-oleh seperti Rosé Eonni dulu" Lisa menunjukkan kedua lengannya dan tertawa kecil sambil mengernyitkan dahi. Pusing.

Rosé yang merasa disebut dalam kalimat Lisa, malu. Lalu tertawa karna memang benar pernyataan itu

'Mianhae Eonni, aku tidak mau membuat kalian khawatir jadi aku sedikit berbohong' -batin Lisa

Ini kali pertamanya Lisa berbohong, dan dengan hebatnya kebohongan itu tidak diketahui oleh para Eonninya. Lisa merasa sangat bersalah, tapi jika tidak melakukan ini mungkin tadi pagi Lisa pulang lebih cepat dari yang lain.

"Ya sudah bersihkan dirimu, lalu tidurlah, kau sangat lelah kan?" ucap Jennie mengelus lembut kepala Lisa.

"Yaa Eonni"

Lisa melangkah pergi ke kamarnya, meninggalkan para Eonninya yang masih berada di ruang tengah.

---

Jisoo sedang membantu Jennie memasak di dapur, sedangkan Rosé, dia sedang mengangkat barang barang Lisa ke kamarnya, dan merapihkan semua barang Lisa.

Memilah-milah pakaian yang masih wangi dan yang sudah bau. Namun sepertinya Rosé tidak menemukan pakaian wangi satu pun. Pakaian itu bau semua.

'Yaa mana sempet disana nyuci' batin rosé.

Rosé lupa. Dulu juga Ia tidak mencuci pakaiannya disana.

Rosé memasukkan semua pakaian Lisa ke keranjang cucinya, lalu berjalan menuju ranjang yang terdapat Lisa.

Dilihatnya Lisa yang masih tertidur pulas dengan tubuh yang diselimuti selimut tebal. Rosé pergi ke dapur setelah ia selesai mencium kening adik tersayangnya.

Jisoo dan Jennie sudah selesai memasaknya, kini mereka sedang menyiapkan makanan itu dimeja. Rosé yang baru datang langsung membantu meyiapkan air minum.

Mereka duduk di meja makan, bersiap untuk makan malam, namun seperti ada yang kurang.

"Lisa masih tidur?" tanya Jennie pada Rosé.

"Iya Eonni, sepertinya dia sangat kelelahan" jawab Rosé sambil menuangkan air ke gelasnya.

"Dia belum makan tapi" Jisoo memandang tempat duduk yang masih kosong.

"Ah iya, benar itu. Apa kita bangunkan saja ya untuk makan, lalu Lisa bisa tidur kembali setelah makan?" tanya Jennie yang mendapat anggukkan dari Jisoo dan Rosé.

"Biar Eonni saja" Jisoo menahan Jennie yang setengah berdiri ingin pergi ke kamar Lisa.

Jisoo meninggalkan Jennie dan Rosé, lalu pergi ke arah kamar Lisa. Jennie dan Rosé menunda makannya. Karna mereka ingin makan bersama-sama.

Jisoo memasuki kamar kepemilikan Lisa dan Rosé, terlihat Lisa yang masih meringkuk dibawah selimutnya. Jisoo menghampiri, duduk di samping Lisa.

"Lisa kau mau makan" Jisoo membangunkan Lisa dengan sangat pelan, semantara itu, tidak ada jawaban dari Lisa.

Jisoo sedikit mengencangkan suaranya. Lisa membuka matanya yang masih berat itu.

"Eonni, Lisa ingin tidur saja" jawab Lisa kembali menutup matanya.

"Ah baiklah kalau begitu, tidur yang nyenyak ya" ucap Jisoo mengelus pucuk rambut Lisa, lalu mencium kening Lisa dengan kelembutan.

Jisoo kembali ke ruang makan, yang terdapat Jennie dan Rosé.

"Bagaimana eonni?" tanya Jennie dan Rosé bersamaan.

"Lisa masih ingin tidur, biarlah. Sepertinya dia sangat-sangat kelelahan" Jisoo menekankan kata sangat pada ucapannya tadi.

Mereka pun makan tanpa ada si bungsu.

---

Jennie terbangun tengah malam, dia pergi ke dapur, untuk mengambil segelas air dan meminumnya.

Saat Jennie ingin kembali ke kamarnya, ia melirik ke arah kamar sebelahnya.

Jennie teringat sesuatu tentang Lisa. Aah iyaa Lisa belum makan sejak pulang tadi. Jennie pun memasuki kamar Lisa dan Rosé.

Terlihat dua adiknya sedang bermain dalam mimpinya masing-masing.

"Rosé, tidurmu ahaha" Jennie menutup mulutnya mencoba menahan tawa saat melihat posisi tidur Rosé yang hampir terjatuh dari ranjangnya.

Jennie membenarkan posisi Rosé dengan benar, dan menyelimutinya.

Hanya rosé? Lisa? Tidak biasanya dia tidur dalam posisi benar, bahkan tubuhnya masih terselimuti selimut dengan benar. Jennie menghampiri Lisa.

Tidurnya sama sekali tidak terusik.

Tapi apa itu? Keringat telah membasahi wajah Lisa.

Jennie mendekat ke arah Lisa, dilihatnya wajah kelelahan milik Lisa telah basah oleh keringatnya.

Jennie mengambil handuk kecil di dekat kamar mandi, kemudian kembali lagi untuk mengusap keringat Lisa. Dipegangnya kening Lisa yang terasa panas.

Dan tiba tiba Lisa membuka matanya, ia melihat Jennie yang sedang menatapnya.

"Gwaenchana Eonni" terdengar seperti bisikan tapi Jennie masih bisa mendengarnya. Padahal Jennie belum berbicara apapun.

Lisa kembali menutup matanya, menarik selimut hingga menutupi wajahnya.

The Best Eonnie -Blackpink- ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang