# 31
Sudah 3 hari Lisa masih terbaring di ranjang rumah sakit. Dan selama itu pula ia setia memejamkan matanya.
Sesekali bulir-bulir air mata dari setiap Eonninya mengalir, karna si bungsu belum juga membuka matanya.
Dan selama 3 hari itu pula Rosé izin tidak ke kampus, hanya untuk menemani Lisa.
Jennie dan Jisoo sudah menyerahkan tugasnya pada seseorang yang sudah di percaya oleh keduanya. Oleh karna itu Jennie dan Jisoo bisa lebih leluasa untuk menjaga Lisa.
"Rosé, besok Rosé ke kampus?" tanya Jisoo memastikan Rosé apakah dia akan kuliah atau tidak.
"Euummm"
"Tenanglah, Lisa ada Eonni" timpal Jennie.
Rosé pun hanya mengangguk paham.
"baiklah eonni, kalau begitu aku pulang dulu" ucap Rosé menghampiri dua Eonninya yang sedang duduk di sofa.
"Kajja, hari ini sama Eonni ya" Jisoo sudah berdiri berniat pulang bersama Rosé.
"Tidak usah Eonni, aku sendiri saja"
"Tidak Rosé, ini sudah malam. Biar Eonni antar dan Eonni akan menemanimu di rumah" Rosé selalu di temani oleh Jisoo ataupun Jennie, mereka tidak membiarkan Rosé di rumah sendiri. Oleh sebab itu juga, Jisoo akan menemani Rosé kali ini.
"Tidak Eonni, tolong jaga saja Lisa, Lisa lebih membutuhkan kehadiran seseorang di sampingnya di banding aku" Jisoo menarik nafas gusar.
"Apa kau akan baik-baik saja?" tanya Jennie yang mulai ikut berdiri mensejajarkan posisi mereka.
Rosé pun mengangguk penuh keyakinan.
"Gwaenchana, aku akan baik baik saja eonni"
Rosé pun kembali ke ranjang Lisa, untuk memberikan kecupan sayang sebelum ia pergi.
Rosé mencium kening Lisa tapi kali ini Rosé menciumnya sangat lama, tak sadar ada cairan yang sudah menetes di sisi rambut Lisa.
Jennie dan Jisoo tentu saja terdiam. Tidak biasanya Rosé seperti ini, biasanya juga lama, tapi kali ini lebih lama, bahkan sangat lama.
Membuat Jisoo dan Jennie menatap iba pada kedua adiknya.
Rosé pun akhirnya mengangkat kepalanya, ia mengusap lembut kening Lisa yang ia cium. Rosé menghapus air matanya sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan Lisa.
"Eonni aku pulang" ucap Rosé yang telah menghilang di ambang pintu.
Rosé menuju tempat parkir yang berada di bawah rumah sakit ini. Ia berjalan begitu santai, atau lebih tepatnya tidak memiki semangat. Semangatnya telah hilang saat melihat Lisa sudah tidur cukup lama.
Dengan mobil hitamnya Rosé menembus gelap malam dengan lampu sorot dari mobilnya.
Di jalan raya cukup ramai dengan mobil-mobil yang masih melaju. Namun saat ia sudah berada di perumahan menuju rumahnya, jalanannya cukup sepi.
Dan saat Rosé sedang melajukan mobilnya, tiba-tiba saja sebuah mobil putih behenti tepat di depan mobilnya.
----
Jisoo sudah bermain di dalam mimpinya satu jam yang lalu di sofa. Jennie masih terjaga. Ia sedang duduk dan berada di samping Lisa. Setia untuk menemani Lisa.
"Heyy bangunlah, kau sudah 3 hari tidak bangun" Jennie sedang berdialog dengan Lisa. Tapi lebih tepatnya Jennie sedang bermonolog.
Karna sudah pasti seseorang yang ada di hadapannya belum akan menjawab. Belum. Ingat itu.
Tapi Jennie terus bermonolog, berharap Lisa dapat mendengarnya bicara.
"Lisa, mimpimu seindah apa hah? Hingga kau memilih mimpimu daripada nyatamu?"
"Bangunlah, kita akan pergi kemana pun kau mau"
"Lisaa, Eonni rindu padamu" suara Jennie merendah.
"Rumah terasa sepi tanpa kehadiranmu"
"Eonni rindu perdebatan kecilmu dengan Rosé"
"Kau tau? Eonnimu, iya Rosé Eonnimu, sekarang lebih banyak diam"
"Dia seperti sedang merasakan apa yang kau rasakan"
"Dia juga merasa bersalah karna membiarkanmu menyebrang sendiri"
"Cepat buka matamu Lisa"
"Kau benar-benar membuat kami khawatir sekarang"
"Hyaa bangunlah Lalisa Manoban"
Kini tangisnya sudah pecah. Jennie sudah tidak kuat menahan bulir air matanya yang coba ia tahan sejak ia bermonolog dengan Lisa.
Jennie menundukkan wajahnya. Menyembunyikannya di balik tangan yang sudah menutupi wajahnya.
Tangan Jennie melingkar di pinggang Lisa, memeluk Lisa pelan. Jennie sudah tidak kuat. Dengan semua kesedihannya.
Ia mencoba memejamkan matanya yang sudah sangat berat.
---
Pagi pun sudah menjelang, Jisoo sudah terbangun dari tidurnya, ia melihat Jennie masih tertidur di samping ranjang Lisa.
Jisoo kira Jennie akan tidur di sampingnya. Jisoo pun menyelimuti tubuh Jennie yang hanya memakai kaos putih saja.
"Yaak kau belum bangun juga Lalisa?" tanya Jisoo pada Lisa yang masih terbaring lemah itu.
Setelah Jisoo mencuci wajahnya, ia pun pergi ke kantin rumah sakit, mencari makanan apapun yang di jual di sana.
Ia masih mengenakan baju yang ia pakai tidur, dan memakai jaket abunya.
Ia memilih bubur untuk sarapannya kali ini. Ia pun memesan 2 dan 2 air putih botolan untuk dirinya dan Jennie di kantin rumah sakit. Setelah makanan sudah ada di genggamannya, Jisoo pun kembali ke ruangan Lisa.
Jisoo menyiapkan makanannya di meja. Jennie masih belum terbangun. Ia pun mendekati ranjang Lisa, dan duduk di kursi sisi lainnya.
Jisoo memandangi Lisa lama, lalu pandangannya beralih ke arah Jennie yang berada tepat di hadapannya.
Kembali Jisoo merasakan sedih jika sudah melihat Lisa yang belum membuka matanya, dan Jennie atau Rosé yang tampak terlihat lelah.
"Lisa, 4 hari. 4 hari kau belum juga bangun" Jisoo selalu menghitung hari setiap harinya. Berharap di hari selanjutnya ia menghitung, Lisa terbangun.
Jisoo masih belum membangunkan Jennie, ia malah asik memandangi Lisa dan Jennie yang tengah tertidur.
Jennie pun akhirnya terbangun, ia sedikit meregangkan otot otonya. Matanya menatap ke depan, dan melihat Jisoo yang tengah menatapnya juga.
"Morning Jennie-ya" sapa Jisoo hangat, Jennie pun hanya tersenyum.
"Kajja kita sarapan" ucap Jisoo yang mendapat anggukan dari Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Eonnie -Blackpink- ✓
Teen Fiction[√] Senyum dalam keadaan rapuh, Menguatkan dalam keadaan lemah, Merengkuh tubuh untuk tetap berdiri tegap dengan segala kasih. Dukanya tertuang dalam setiap bagian cerita. || SIBLINGS STORY || Mulai : 1 Maret 2019 Akhir : 3 Juni 2019