# 29
Setelah selesai makan, Jisoo dan Jennie kembali lagi ke kantornya, tidak banyak yang dilakukan, hanya sedang melihat lihat saja.
Saat Jisoo menerima telpon dari Rosé, dan mengatakan bahwa Lisa kecelakaan, hampir saja ia terjatuh karna kakinya tiba-tiba tidak mampu menahan tubuhnya, beruntungnya Jennie dengan cepat menangkap tubuh Jisoo.
Tangannya menggenggam erat Jennie.
"Ada apa Eonni?" tanya Jennie yang sudah sangat khawatir.
"llLi-saa, Lissaaa" Jisoo langsung menarik tangan Jennie, berlari keluar gedung menuju mobilnya.
Jennie masih belum tau apa yang terjadi, karna jisoo belum mengatakan.
Setelah di dalam mobil, Jisoo menancap gas cepat. Jennie terus bertanya apa yang sebenarnya terjadi.
"Li-saa kecelakaan"
Jennie membisu, ia terus menatap Eonninya yang sedang mengemudi, tak percaya apa yang baru saja didengarnya.
----
Rosé berada di depan ruang operasi Lisa. Tak henti-hentinya menangis di depan pintu operasi dengan terduduk di ubin lantai.
Baju biru mudanya berwarna merah darah, tangannya pun terdapat sisa-sisa darah yang mengering. Begitu juga dengan wajahnya. Terdapat sisa darah akibat mengusap air matanya dengan tangan yang tersisa darah kering.
Jisoo dan Jennie mencari keberadaan Rosé,
"Rosé..!" Jennie berlari ke arah Rosé yang sedang meraung tak jelas. Hatinya hancur melihat adiknya begitu kacau dengan sisa darah dimana-mana.
Jennie memeluk tubuh Rosé yang bergetar. Isakannya semakin kencang saat tubuhnya di peluk.
Jisoo ikut memeluk kedua tubuh itu. Mencoba menenangkan kedua adiknya yang sudah larut dalam kesedihan.
"Tenanglah, kita duduk dulu" Jisoo membopong Jennie dan Rosé untuk duduk di kursi panjang yang sudah di sediakan.
Hatinya rapuh.
----
Seorang pria berjas putih keluar dari ruang operasi. Rosé kembali berdiri, begitu juga Jisoo dan Jennie. Mereka menatapnya dengan berbagai macam rasa di hati dan juga pikirannya.
"Keadannya kritis. Dia terlalu banyak mengeluarkan darah, benturan di kepalanya sangat keras"
Rosé kembali menjatuhkan dirinya di ubin lantai, ia benar-benar tak kuat mendengar penuturan dokter tersebut. Jennie mensejajarkan dirinya dengan Rosé. Tak jauh berbeda dengan Rosé, Jennie pun sama.
Dokter itu melenggang pergi meninggalkan 3 perempuan yang sedang larut dalam tanngisnya.
Jisoo?
Dia masih berdiri, menatap kosong pintu ruang operasi. Jisoo dalam mode diamnya tak bergerak sedikitpun, membayangkan Lisa di sana yang terbujur kaku, membuat dirinya pun merasakan sakit di dada.
---
Rosé, Jisoo, dan Jennie memasuki ruangan Lisa.
Biip.. Biipp.. Biipp
Suara mesin ekg menyambut mereka.
Kembali keluar bulir-bulir air mata dari setiap mata yang kini tepat berada di samping ranjang Lisa.
Mereka tak kuasa menahan tangisnya saat melihat banyak alat-alat yang melekat di tubuhnya. Juga perban yang menutupi setengah kepalanya.
"Lisa mianhae, seharusnya Eonni berada disisimu saat kau menyebrang" terdengar suara serak yang memecah keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Eonnie -Blackpink- ✓
Teen Fiction[√] Senyum dalam keadaan rapuh, Menguatkan dalam keadaan lemah, Merengkuh tubuh untuk tetap berdiri tegap dengan segala kasih. Dukanya tertuang dalam setiap bagian cerita. || SIBLINGS STORY || Mulai : 1 Maret 2019 Akhir : 3 Juni 2019