Bagian 35

4.8K 485 172
                                    

# 35

*Flasback on

*Malam pertama Rosé dihabiskan di sebuah rumah perumahan elite. Rosé tidak tau ini rumah siapa, rumahnya yang besar, rapih, tapi tidak berpenghuni. Ini bukan rumah Paman yang pasti.

Sepanjang malam Rosé terus menangis, ia merasa takut. Takut di rumah ini sendiri dan takut dengan apa yang akan terjadi besok.

-
Dan kini, malam kedua Rosé berada di ruangan yang sama dengan suasana yang sama. Sendiri. Lapar. Takut.

Sebenarnya tadi siang Paman Rosé datang membawa makanan, ia tidak banyak bicara, tapi ia memberi sedikit hadiah berwarna merah di wajah cantik milik rosé.

Hadiah itu diberikan karna Rosé terus menangis. Membuat Paman kesal.

Dan satu lagi, ia membawakan makanan untuk Rosé. Ia menyuapi Rosé, tapi sayangnya, tangan paman memasukkan makanan ke dalam mulut Rosé dengan paksa.

Rosé hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Berontakpun rasanya tak mampu.

Karna tangan yang di ikat di belakang, kaki juga dan tubuh yang diikat sangat kencang membuatnya tak bisa melakukan apapun.
--

*Malam kedua / 1 hari hilangnya rosé.

Paman rosé membukakan kain yang menutup mulutnya, paman tidak mau ketika dia pergi rosé berteriak kencang dan akhirnya ada orang yang membantu membebaskannya.

Walaupun tidak mungkin akan terdengar oleh orang lain karna kamarnya berada di ujung. Tapi Paman tidak mau mengambil resiko. Makanya ia membungkam mulut Rosé.

"Paman kumohon lepaskan aku" Rosé langsung memohon ketika ikatan di mulutnya dibuka.

"Kenapa aku harus mengikuti perkataanmu?" Paman mengambil kursi yang berada di sudut ruangan, lalu ia mendudukinya di depan Rosé.

"Aku harus pulang Paman" tatapan Rosé pun kembali sendu.

"Apa Lisa sudah sadar di rumah sakit itu?"

'Bagaimana Paman tau Lisa berada di rumah sakit? Padahal aku belum memberi tahunya' -batin Rosé

Rosé pun menatap Pamannya dengan tatapan mata yang penuh dengan tanda tanya.

"Kenapa? Kau bingung aku mengetahuinya? Kenapa kau tidak memberi tahu Paman, Rosé?" smirk paman keluar, ia memandang remeh keponakan di depannya.

"Kau ingin mengetahui rahasia Paman?"

"Sssttttttt! Kau tak boleh memberi tahu pada siapa pun" Paman memajukan badannya condong ke depan.

"Aku yang telah menabrak adik kesayanganmu itu"

Mata Rosé membulat tak percaya, seseorang yang telah melukai adiknya sampai ia tak sadarkan diri sudah beberapa hari, kini ada di hadapannya.

Bahkan Rosé tidak tau apakah Lisa saat ini sudah sadar atau belum.

Ingin rasanya Rosé memukul wajah yang merasa tak berdosa itu dengan brutal, membalasnya dengan yang setimpal agar dia juga merasakan sakit yang Lisa rasakan sekarang.

Yang telah seenaknya menabrak tanpa mau bertanggung jawab. Malah justru melarikan diri dengan pengecutnya.

"Kau mau tau lagi? Aku melakukan itu dengan sengaja"

Tangan Rosé di belakang sudah mengepal geram. Dengan entengnya dia berbicara seperti itu.

Tak tau kah ada perasaan sedih dari dalam diri setiap Eonninya melihat Lisa terbaring lemah.

The Best Eonnie -Blackpink- ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang