Bagian 22

5.1K 494 38
                                    

# 22

.
.
.
~It's goes something like
Lalalalalalaaa lalalalalalaaaa~

Alarm membangunkan Jisoo dari tidur indahnya, tapi matanya masih tertutup rapat. Saat Jisoo membalikkan badannya iya merasa aneh, ia meraba-raba di sampingnya, kosong.

Jisoo membuka matanya, melihat langsung yang ada di depannya.

Jennie kemana? Tumben udah bangun lagi? Alarm baru saja bunyi tapi Jennie sudah ke dapur? -guman Jisoo yang tidak tau apa-apa.

Jisoo pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Setelah dirasa sudah segar, Jisoo melangkahkan kakinya ke arah dapur.

Setelah berada di dapur ia tidak melihat keberadaan Jennie, Jisoo mencoba mencari Jennie ke ruang tengah dan ruang tamu, siapa tau Jennie sedang berada disana.

Namun hasilnya nihil, Jennie tidak berada di kedua tempat tersebut. Jisoo terus mencoba mencarinya. Karna ini masih pagi, tidak mungkin jennie pergi sepagi ini.

Sudah di cari di sudut rumah pun Jennie masih belum ketemu, hanya ada satu tempat yang belum Jisoo kunjungi. Kamar Rosé dan Lisa.

Jisoo langsung membuka kamar Rosé dan Lisa. Matanya langsung tertuju pada Jennie yang sedang tidur di sofa tanpa selimut. Jisoo seegera mendekati Jennie, tanpa melihat ke arah Lisa dan Rosé.

"Jennie-ya, bangun, heey" Jisoo duduk di bawah, mensejajarkan dengan tubuh Jennie yang tertidur di sofa.

Jennie pun akhirnya membuka mata. Membangunkan Jennie tidak sesulit membangunkan Rosé dan Lisa.

Jennie mengucek matanya dan melihat Jisoo yang ada di hadapannya.

"Kenapa tidur disini?" tanyanya lagi, Jennie langsung mendudukkan dirinya sambil menatap Lisa yang masih terlelap disana.

Jisoo duduk di samping Jennie, dan menelusuri arah pandang Jennie yang memandang Lisa. Jisoo terkejut saat melihat ada handuk kecil di kening Lisa.

Jennie menghampiri Lisa, duduk di ranjang Lisa. Ia mengambil handuk kecil di kening Lisa, handuk itu terasa hangat, jennie meletakkan punggung tangannya ke kening lisa.

Panas.

Itulah yang di rasa, sontak Jennie langsung melihat kearah Jisoo yang sudah berada disisinya.

"Eonni sepertinya lisa sakit" jisoo langsung memegang kening lisa, dan dirasa panas. Kali ini bahkan nafasnya sedikit memburu.

Hal yang selama ini dikhawatirkan jennie kini menjadi nyata. Lisa kembali sakit seperti sebelum sebelumnya.

Melihat Lisa atau Rosè atau bahkan Jisoo sakit membuat Jennie juga merasakan sakit dan pastinya ia akan merasa sedih.

Semoga saja Lisa tidak sampai dilarikan ke rumah sakit. Itu adalah harapan Jennie.

Jisoo dan jennie mulai panik.

Jisoo mencoba membangunkan lisa, namun lisa masih belum terbangun jugaa.

"Lisa"

"Lisa-yaa" Lisa masih menutup matanya. Jisoo semakin keras membangunkan Lisa, di sampingnya Jennie sedang menahan cemas.

"Eum" Lisa hanya berdehem pelan, dengan mata yang masih tertutup.

"Lisa apa kau merasa pusing? Kau sakit Lisa?" Lisa mulai membuka matanya perlahan, rasa pusing seperti memenuhi isi kepalanya.

Lisa mengkerutkan keningnya, tangan kirinya mencoba memegang kepalanya. Badannya seperti sudah tidak bertenaga lagi.

"Telpon dokter sekarang juga" perintah Jisoo.

"Rosé. Bangunkan Rosé suruh telpon dokternya" jelas Jisoo, karna yang mempunyai nomor dokter tersebut hanya Rosé.

Jennie langsung beralih ke arah Rosé yang berada di sampingnya

"Rosé-ya,  bangunlah, cepaat" Jennie mengguncangkan tubuh Rosé dengan lumayan keras. Tapi sepertinya itu masih belum bisa membangunkan Rosé yang masih berada dalam khayalnya.

Jennie semakin keras mengguncangkan tubuh Rosé, Rosé pun akhirnya terbangun. Rosé terduduk kaget dengan guncangan Jennie.

"Aah mianhae Rosé, cepat telpon dokter"

"Untuk apa Eonni?" Rosé masih dalam mode ngantuknya

"Lisa, cepatlah" Rosé pun langsung membulatkan matanya dan melihat ke sampingnya, terdapat Lisa dan sepertinya kini dia sudah menggigil.

Secepatnya Rosé langsung mengambil handphonenya yang terletak di atas laci samping ranjangnya. Rosé pun langsung menelpon dokter pribadinya.

"Jennie-ya bantu Eonni masak bubur untuk Lisa" Jisoo menarik lengan Jennie untuk segera membantunya dan jangan membuang waktu.

Rosé yang melihat wadah kecil di atas meja disamping Lisa, langsung membawanya. Mengikuti Jennie dan Jisoo ke dapur, untuk mengganti air di wadah yang dingin menjadi lebih hangat.

Setelah mengganti, Rosé langsung kembali ke kamar. Rosé duduk dikasur disamping Lisa, dia mengambil handuk kecil yang terletak di meja tadi, dan membasahi handuk itu dengan air yang tadi di bawanya.

Lalu menempelkannya pada kening Lisa.

"Ini yang Eonni takutkan lisa" Rosé berbicara pelan mengelus lembut rambut Lisa.

Mata Lisa sudah kembali terpejam.

Ting tong.. Ting tong..

Suara bel sudah terdengar, Jennie segera berlari untuk membukakan pintu, Jennie langsung mengarahkan dokter itu ke kamar Lisa.

"Baagaimana keadaan Lisa dok?" tanya Jennie ketika dokter selesai memeriksa keadaan Lisa.

"Kondisi tubuhnya sangat lemah, dia terkena demam lagi" ucap dokter melihat kearah Lisa.

"Pastikan dia istirahat dengan cukup, jangan melakukan hal yang membuatnya kelelahan, perhatikan juga makannya, dia harus banyak makan untuk memulihkan keadaannya" jelas dokter seraya memberikan obat yang sudah disiapkan oleh dokter di tasnya.

Sepertinya dokter sudah tau penyakit Lisa, makanya dia membawa obat untuk Lisa.

"Terimakasih dok" ucap Jennie membukuk diikuti oleh Rosé.

Jennie kembali mengantar dokter kedepan, sedangkan Rosé masih berada di kamar untuk menemani Lisa.

"Bagaimana keadaan Lisa?" tanya Jisoo yang sudah memasuki kamar sambil membawa bubur dan aiir hangat untuk Lisa.

"Terulang kembali Eonni" jawab Rosé tak lepas pandangannya pada Lisa.

Jisoo menyimpan bubur dan segelas air di meja lalu duduk di samping Lisa, tangannya tergerak untuk membelai lembut rambut Lisa.

Jennie datang setelah mengantar dokter pulang, dia duduk di ranjang samping Rosé.

"Kajja" ucap Jisoo.

"Mwo?" jawab Jennie.

"Kita juga harus sarapan, makanannya sudah siap" Jisoo sudah berdiri untuk pergi.

"Yaah Eonni, baru juga duduk" keluh Jennie memanyunkan bibirnya dan langsung berdiri kembali.

"Ahaha sabar Eonni" Rosé terkekeh dan mengelus punggung Jennie pelan.

"Biarkan Lisa istirahat dulu, nanti jika sudah bangun baru, dia harus makan" ucap Jisoo yang sudah pergi dari kamar.

The Best Eonnie -Blackpink- ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang