Bagian 42

4.9K 499 123
                                    

# 42


Ada rasa bahagia saat Rosé sudah sadar, tapi rasa takut pun tak kalah di rasa oleh mereka dalam waktu yang bersamaan.

Jisoo benar-benar tidak tau apa yang harus di katakannya nanti. Jennie apa lagi. Mereka hanya menatap cemas Rosé yang sudah tertidur lagi.

Jisoo dan Jennie kini harus saling menguatkan untuk dapat merangkul Rosé, walau mereka masih bingung bagaimana jika pertanyaan yang seperti itu muncul? 'Dimana Lisa'

Mereka takut ketika Rosé tau keadaan sebenarnya, dia akan memberontak seperti dulu, mungkin akan sangat berat bagi Rosé kali ini.

Tidak akan bisa untuk menutupi hal sebesar ini pada Rosé, cepat atau lambat Rosé harus mengetahuinya. Selebihnya mereka akan terus merangkul adik kecil yang masih rapuh.

-----

Dan sudah 2 hari Rosé tersadar, kondisinya sedikit membaik. Sedikit. Tapi tidak sepenuhnya membaik, karna di setiap bangunnya Rosé selalu menangis, ia memimpikan sesuatu buruk dalam mimpinya. Masih teringat betul tentang Pamannya. Jisoo dan Jennie hanya bisa menenangkan Rosé perlahan saat bangunnya.

Dan di setiap bangunnya juga, pertanyaan maut bagi Jisoo dan Jennie selalu terucap.

Bisu. Keduanya hanya bisa membisu ketika Rosé menanyakan hal 'Lisa dimana', dan mereka langsung mengalihkan pertanyaannya pada hal lain.

Selain Jisoo dan Jennie masih belum siap untuk mengatakannya. Mereka juga menunggu kondisi Rosé sedikit membaik. Tidak mungkin mereka memberi tahu saat kondisi Rosé masih buruk.

Dan mungkin hari ini, Jisoo dan Jennie sedang menyiapkan mentalnya untuk mengatakan kata yang akan sangat menusuk bagi Rosé.

"Eonni kumohon jawab pertanyaanku kali ini" suara serak Rosé menyadarkan kedua eonninya.

Meraka pun saling tatap, Jennie mengangguk meberikan kode untuk Jisoo yang mengatakannya.

Jisoo menarik nafas dalam, menetralkan rasa gugup yang mulai menyerangnya lagi. Rosé menatap sayu kedua Eonninya secara bergantian.

"Rosé, kau tidak pernah sendiri"

Satu kalimat telah berhasil dikeluarkan untuk memulai perkataan selanjutnya , Rosé mengerutkan alisnya bingung.

Jennie sudah sedari tadi memegang erat jemari Rosé. Takut-takut Rosé akan memberontak seperti dulu.

"Mianhae, Eonni harus mengatakan ini, lisa sudah tidak bersama kita lagi Rosé" Jisoo menunduk dan memejamkan matanya saat kata itu terucap.

Rosé tidak bergerak sama sekali. Ia masih mencerna setiap kata yang di ucapkan Jisoo.

Tatapannya menatap Jisoo dengan air mata yang kini sudah mengalir begitu saja.

Tangannya meremas selimut dengan kuat, Jennie yang sedari tertunduk tidak mau melihat ekspresi Rosé langsung  mendongakkan kepalanya, memberanikan diri untuk melihat ke arah Rosé.

Matanya sudah memerah dengan air mata yang terus mengalir.

"EONNI APA YANG EONNI KATAKAN TADI" teriak rosé dengan nafas yang ter engah engah.

Jisoo dan Jennie kaget mendengar suara itu, dengan rasa takut jisoo pun mencoba mengatakan lagi dengan jelas.

"Lisa sudah meninggal, Rosé"

Dan dengan sekuat tenaga Rosé bangun dari tidurnya, ia menarik kerah baju Jisoo membuat Jisoo semakin mendekatkan jaraknya dengan Rosé.

Rosé mengabaikan rasa sakit di wajah dan perutnya. Badan yang tadi masih terlihat lemah kini jauh lebih bertenaga.

The Best Eonnie -Blackpink- ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang