# 43
Sudah dua minggu lebih semenjak kepergian Lisa dari dunia ini. Rosé sudah keluar dari rumah sakit 3 hari yang lalu. Mata indahnya kini diselimuti oleh mata panda juga sembab.
Setiap harinya ia selalu menangis, ia selalu bertanya dimana Lisa, Eonninya dengan tingkat sabar yang ekstra selalu memberitahunya dengan perlahan.
Tak ada rasa marah dari Jisoo dan Jennie karna kesal melihat Rosé, justru mereka saling bergandeng tangan untuk bisa merangkul Rosé dari keterpurukannya.
Tak jarang setiap harinya selalu ada air mata yang terjatuh dari Jisoo dan Jennie, entah itu mengingat tentang kenangan Lisa atau melihat kondisi Rosé.
Memar di wajahnya sudah mulai memudar walau masih terlihat sedikit warna biru keunguan di pipinya. Luka di perutnya masih belum sembuh total, karna lukanya selalu berdarah saat Rosé memberontak hebat.
Iya, Rosé masih selalu memberontak, makanya Eonninya membawanya pulang, untuk lebih fokus dan agar lebih leluasa jika di rumah sendiri. Ada dokter yang selalu mengecek keadaan Rosé. Dan tentunya tidak akan mengganggu pasien lain yang selalu Rosé ganggu.
Tapi tetap saja, di rumah, Rosé sepertinya semakin menjadi.
Biasanya Rosé tidur bersama Lisa dan kini ia hanya ditemani kedua Eonninya. Iya Jisoo dan Jennie.
Mereka selalu tidur bertiga di kamar Rosé, untuk memudahkan mereka dalam menjaga Rosé.
Bicara soal kamar. Kamar Rosé kini selalu seperti kapal pecah. Iyaa, berantakan dimana-mana, terkadang Rosé membanting sesuatu yang berada di dekatnya ke sembarang arah.
Jisoo dan Jennie sudah membereskan, namun itu selalu kembali berantakan saat Rosé sudah tidak bisa mengontrol lagi dirinya.
Bisa di bilang kejiwaannya sedikit terganggu.
Selain karna kehilangan Lisa sebagai faktor utama, ingatan buruk saat ia dikurung dan diikat dalam sebuah kamar di perumahan elit menjadi faktor kedua dalam hal ini. Dan faktor kedua ini juga memengaruhi pada daya ingat dan mentalnya.
Dia selalu berbicara sendiri, mengamuk tak jelas, tak jarang ia melukai dirinya sendiri dengan memukul kepalanya, dan melukai perut yang masih belum sembuh.
Perasaan Jennie dan Jisoo sangat kacau. Mereka sangat sedih melihat keadaan rRosé yang semakin buruk dengan perbuatannya.
Sakit fisiknya mungkin sudah mulai membaik, namun kejiwaanya kini yang berperan aktif.
Sempat kewalahan Jisoo dan Jennie, namun mereka terus berdiri untuk dapat melindungi rRosé. Merawat Rosé hingga bisa melupakan ingatan buruknya.
Jisoo dan Jennie sudah sangat geram sekali pada pamannya, dendamnya sudah mendarah daging pada orang itu. Orang yang telah membuat keadaan menjadi kacau seperti ini.
*fFlashback on
Jisoo dan Jennie pergi ke kantor polisi untuk memberi keterangan setelah Lisa tiada. Dan setelah Rosé sudah di bawa pulang kerumah.
Setelah memberi keterangan dan kesaksian mereka menemui paman di ruangan yang menyediakan satu meja.
Paman datang, sedari tadi Jennie dan Jisoo datang kesini mereka sudah menahan emosi mereka. Mau bagaimana pun juga mereka akan bertemu dengan seorang pembunuh. Iya pembunuh.
"Bagaimana keadaan Rosé?" tanya paman. Paman sudah tau tentang berita meninggalnya Lisa. Makanya ia tak bertanya tentang Lisa.
"Buruk" jawab Jisoo singkat. Tangannya sudah mengepal di atas meja. Paman menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Eonnie -Blackpink- ✓
Teen Fiction[√] Senyum dalam keadaan rapuh, Menguatkan dalam keadaan lemah, Merengkuh tubuh untuk tetap berdiri tegap dengan segala kasih. Dukanya tertuang dalam setiap bagian cerita. || SIBLINGS STORY || Mulai : 1 Maret 2019 Akhir : 3 Juni 2019