1

5.5K 151 4
                                    

Malam ini Hana harus pergi ke rumah sakit. Ia harus menjalani perawatan tulang di pergelangan tangannya. Ini baru pertama kalinya ia kerumah sakit untuk perawatan. Ia merasa bingung dan harus bertanya-tanya kepada orang di sekitar.

Hana melangkahkan kakinya dengan santai dan pelan. Ia memegang surat rujukan yg harus di berikan oleh dokter yg akan merawatnya. Namun ia tidak mengetahui yg manakah dokter yg akan merawatnya. Ia pun bertemu dengan seorang pria yg tampan dan gagah.

"Permisi, apakah anda tau dimanakah dokter yg bernama Devan". Tanya Hana kepada pria di depannya.

"Mengapa, adaapa dengan jantungku mengapa berdebar sangat kencang, kenapa aku langsung terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa". Batin pria di depan Hana. Pria tersebut hanya diam dan fokus melihat Hana.

"Permisi apakah anda tahu dimana dokter Devan?". Tanya Hana lagi kepada pria di depannya karna pria tersebut hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Hana.

"Maaf, ada apa". Jawab pria tersebut yg langsung tersadar atas lamunannya.

"Saya bertanya kepada anda, apakah anda tahu di mana dokter Devan". Tanya Hana yg sudah berkali-kali di sebutnya.

"Iya, saya sendiri ada apa?, maaf saya tadi kurang fokus". Jawab pria tersebut. Ternyata pria tersebut adalah Devan dokter yg dicari-cari oleh Hana.

"Ini saya ingin memberikan surat, kata orang yg di tempat pendaftaran tadi saya harus menemui dokter Devan karna dokter Devanlah yg akan merawat saya". Ucap Hana menjelaskan kepada Dokter Devan.

"Owh jadi dia orang yg akan aku rawat, apakah ini takdir atau kebetulan. Aku bertemu dengan seorang wanita yg berbeda dengan wanita lainnya". Batin dokter Devan berkata.

"Jadi bagaimana selanjutnya dokter?". Tanya Hana karna dokter dokter Devan banyak melamun.

"Baik sekarang kamu ikut saya ke ruangan perawatan". Ucap dokter Devan mengajak Hana keruangannya karna ia ingin memeriksa pergelangan tangan Hana.

Sesampai di ruangan perawatan Hana duduk di sebuah kursi yg disampingnya di penuhi dengan alat-alat khusus. Dokter Devan masi merasa jantungnya berdetak kencang. Ini baru pertama kalinya ia mengalami hal seperti itu. Sebelumnya tidak pernah ada yg membuat jantungnya berdetak kencang.

Sebelum memeriksa pergelangan tangan Hana. Dokter Devan harus mencatat biodata Hana terlebih dahulu. Karna biodata tersebut sangan penting untuk perawatan selanjutnya.

"Nama asli kamu siapa, umur kamu berapa, tempat lahir mu di mana dan tanggal lahirmu di mana". Tanya dokter Devan. .

"Nama saya HANA SERLY. Umur saya 15 tahun. Saya lahir di Makasar tanggal 6 Januari 2005". Ucap Hana menjawab pertanyaan dokter Devan.

"Dia berumur 15 tahun. Tidak mungkin rasanya aku menyukai anak yg berselisih umur 5 tahun dariku. Tetapi mengapa jantungku berdetak kencang pada saat melihatnya". Batin dokter Devan berkata lagi. Ia masih heran mengapa jantungnya bisa berdebar kencang pada saat bertemu dengan Hana untuk pertama kalinya.

"Baik tentangkan tanganmu, maaf saya pegang ya tangannya". Ucap Devan sambil memeriksa pergelangan tangan Hana.

"Awalnya kenapa kok bisa sampe tergeser tulangnya?". Tanya dokter Devan yg ingin tahu tentang awal mulanya tulangnya bergeser.

"Pada saat saya mencuci baju, saya mengangkat keranjang yg sangat berat karna berisi baju-baju yg sangat banyak. Karna terlalu saya paksa keranjang tersebut jatuh dan sayapun ikut terjatuh. Saya berusaha mehanan diri dengan tangan namun yg ada tangan saya yg jadi keseleo. Kirain cuma keseleo biasa ternnya harus melakukan perawatan". Ucap Hana menjelaskan kronologi nya dari awal sampai akhir.

"Lain kali harus hati-hati ya. Dan untuk saat ini jangan angkat yg berat-berat. 4hari yg akan datang kamu kesini lagi ya". Jawab Dokter Devan dan menyurih Hana untuk kembali 4 hari lagi.

"Kenapa saya harus kembali lagi dokter?". Tanya Hana ia heran mengaoa di suruh kembali ke rumah sakit.

"Ya karna pergelangan ranganmu sangat parah dan harus menjalani terapi khusus". Jawab dokter Devan atas pertanyaan Hana.

"Sekarang saya sudah bisa pulang kan dokter". Ucap Hana mengalihkan pembicaraan karna ia sudah lelah.

"Owh bisa silahkan, tapi kamu pulang sama siapa?". Tanya dokter Devan.

"Saya pulang naik ojek dok". Jawab Hana dengan polosnya. Sementara ini sudah malam .

"Lebih baik kamu pulang sama saya saj karna ini sudah malam, saya juga sudah selesai karna kamu pasien terakhir saya malam ini". Ajak dokter Devan. Ia juga merasa khawatir karna ini sudah malam.

"Nggak usah dokter biar saya pulang naik ojek. Saya nggak mau merepotkan dokter". Jawab Hana yg menolak ajakan dokter Devan karna merasa merepotkan.

"Tidak apa-apa kok lagian saya tidak merasa di repotkan". Jawab dokter Devan.

"Ya jika dokter memaksa ya sudahlah saya akan menuruti". Hana menuruti ajakan dokter Devan.

Sebenarnya Han tidak bisa naik mobil. Ia selalu merasa mual pada saat menaiki mobil. Tapi anehnya mobil dokter Devan tidak membuatnya mual.

Hampir 15 menit mereka tidak bersuara. Karna merasa sepi akhirnya dokter Devan memulai pembicaraan.

"Kamu tinggal bersama siapa?". Tanya dokter Devan yg memulai pembicaraan.

"Saya tinggal bersama nenek dan tante saya". Jawab Hana dengan jujur.

"Apakah kamu sudah makan". Tanya dokter Devan.

"Habis pulang ini saya masak, jadi saya makannya setelah pulang". Jawab Hana yg sangat jujur.

"Apakah kamu tidak keberatan jika saya mengajak kamu ke sebuah restoran, saya ingin membeli makanan karna saya lapar". Ucap dokter Devan yg meminta izin kepada Hana untuk membanya ke restoran.

"Ya jika dokter lapar silahkan saja". Ucap Hana seolah mengijinkan dokter Devan membawanya ke restoran.

Dokter Devan dan Hana berada di sebuah restoran. Dokter Devan hanya membeli makanan dan ia ingin memakan makanan itu di rumah. Tanpa di ketahui oleh Hana, ternyata dokter Devan membelikan makanan juga buat Hana dan keluarga Hana.

"Ni buat kamu dan buat orang di rumah". Ucap dokyer Devan yg memegang plastik berisi makanan untuk Hana.

"Maksudnya apa ini dok". Tanya Hana yg heran dengan dokter Devan.

"Ia ini saya membelikan kamu makanan karna kamu belum makan kan". Ucap dokter Devan.

"Terima kasih dokter. Tapi apakah ini tidak berlebihan dan merepotkan". Jawab Hana yg merasa telah banyak merepotkan dokter Devan.

"Tidak sama sekali, saya malah senang lagi". Jawab dokyer Devan yg meyakinkan Hana.

Hanapun sampai di rumah. Dokter Devan pun pergi dan pulang ke rumahnya. Keluarga Hana merasa bingung kenap Hana membawa banyak makanan dan dari mana makanan itu?.

"Hana kamu sudah pulang, siapa yg mengantarkan kamu tadi". Tanya Nenek Hana dengan penuh penasaran.

"Owh itu dokter yg merawat tangan Hana nek, dokternya baik banget nek masa baru kenal langsung ngasi makanan ni banyak banget kan". Ucap Hana menunjukkan keresek yg berisi makanan.

"Kenapa dia sangat baik sama kamu?". Tanya Nenek Hana , ia merasa heran.

"Nggak tau ni nek pokoknya dokternya baik tapi tiap ngeliat Hana masa dokternya malah melamun terus meratiin Hana". Jawab Hana yg merasa bingung dengan tingkah dokter nya tadi.

"Mungkin suka kali sama kamu". Sahut tante Hana yg tiba-tiba datang.

"Ih tante apaan sih". Jawab Hana yg malu karna tantenya berbicara sangat nyaring.

Nama tantenya Hana adalah Lili.

-000-


Ya guys cukup di sini dulu ya. Maaf kalo sumpamanya lama updatenya karna masi sibuk banget dengan tugas. Silahkan komen dan vote cerita aku ya guys.
♥♥♥

My doctor is my life partnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang