7

2.4K 84 3
                                    

Keesokan harinya Devan dan om Herman langsung bersiap-siap untuk pergi ke rumah Hana. Semuanya sudah disiapkan untuk pergi ke rumah keluarga Hana.

Hana sama sekali tidak mengetahui hal ini.

"Apakah om yakin dengan keputusan kita ini?". Tanya Devan dengan perasaan gugup.

"Kita coba saja dulu". Jawab Om Herman.

Setelah semua selesai. Mereka pun langsung pergi ke rumah Hana.

Devan sangat gugup. Yg ada di pikirannya hanyalah Hana. Perasaannya sangat senang namun ia juga harus menanggung rasa gugupnya itu.

Devan telah sampai di depan rumah Hana. Ia masih memarkir kan mobilnya.

Hana tidak sengaja melihat sebuah mobil yg tidak asing lagi di pikirannya.

"Kak Devan?,ngapain ya dia ke sini". Pikir Hana.

"Kenapa Han?". Tanya Tante Lily yg tiba-tiba datang.

"Itu ada mobil kak Devan. Eh tunggu, kok ada....". Ucapan Hana terputus.

"Hana lebih baik kamu ke dalam dan berganti baju". Ucap Tante Lily yg memutuskan ucapan Hana.

"Baik Tante". Jawab Hana dan langsung pergi ke kamarnya.

Lily melihat Devan sedang bersama dengan seorang lelaki. Lilily heran pada saat mereka membawa sebuah barang .

Dan tiba-tiba...

"Eh Devan, silahkan masuk". Ucap Tante Lily menyambut mereka berdua.

"Iya Tante makasi". Jawab Devan.

Mereka duduk pun duduk. Hana kini sudah berganti baju. Lily pun memanggil nenek Nita untuk menemui Devan dan Herman di luar.

"Eh nak Devan ada apa". Ucap Nenek.

"Jadi begini Bu, kedatangan saya kesini untuk melamar cucu ibu buat keponakan saya Devan". Jelas Herman yg membuat Hana, Tante Lily dan nenek terkejut.

"Ya saya tau Hana masih sekolah dan iapun masih di bawah umur". Jelas Herman lagi.

"Ya, Hana masih 15 tahun. Bagaimana caranya kamu mau melamar Hana buat Devan". Jawab Tante Lily.

"Begini, saya menginginkan cucu saya bahagia. Dan saya ingin dia mempunyai masa depan yg cerah". Ucap Nenek Nita.

"Kami bisa membiayai semua hidup keluarga kalian. Dan untuk masalah sekolah biar saya yg menguruskan ya". Pernyataan Herman membuat Hana terkejut. Hana heran apakah Devan sangat-sangat mencintai Hana sampai-sampai ia mau membiayai hidup Hana.

"Apa kamu yakin dengan keputusan kamu". Tanya nenek Nita.

"Saya sangat yakin Bu. Ini demi keponakan saya". Jawab Herman.

"Umur Hana Masi 15 tahun. Dan tidak mungkin rasanya jika Hana menikah di usia semua itu". Tegas Lily.

"Saya tau hal itu. Seperti yg saya bilang dari awal. Saya akan menanggung semua biaya sekolahnya sampai ia sarjana nanti. Dan mereka akan menikah pada saat umur Hana sudah mencukupi". Ucap Herman.

Devan sangat gugup. Begitu pula Hana yg masih tidak menyangka akan hal ini.

"Keputusan ada di tangan Hana". Tegas nenek Nita.

"Jadi bagaimana Hana?". Tanya Lily.

"Hana masih sekolah dan Hana masih di bawah umur. Dan tidak mungkin rasanya jika Hana menikah di usia sekarang. Tapi kalau untuk menerima lamaran ini Hana akan terima. Dan buat om Herman Hana terima kasih yg sebesar-besarnya nya". Jawab Hana yg membuat Devan senang.

"Saya tidak bisa menghalangi-halangi hidup Hana. Dan saya yakin keputusan Hana adalah yg terbaik untuk dia". Ucap Nenek Nita.

"Mulai besok kemanapun Hana pergi. Dan kemanapun Hana butuh Devan, Devan selalu ada. Begitupun jika nenek atau Tante butuh Devan. Devan akan bantu". Ucap Devan.

"Terima kasih Devan". Ucap Lily.

"Bu terima kasih ya telah menerima lamaran ini. Saya akan berikan yg terbaik untuk kalian". Ucap Herman.

"Terima kasih na. Tapi apakah semua itu tidak berlebihan". Tanya nenek.

"Tidak Bu. Semuanya tidak ada yg berlebihan dan suatu saat nanti kita akan menjadi sebuah keluarga" ucap Herman.

Ya guys sekian dulu ya. Kalo ada typo silahkan di komen dan nanti bisa aku perbaiki. Jangan lupa vote dan komen ya guys.

Thank you readers 😘😘😘

My doctor is my life partnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang