10

2.5K 78 0
                                    

Sesudah membeli makanan untuk orang di rumah. Devan dan Hana memutuskan untuk pulang.

"Kamu besok sekolah kah?." Tanya Devan.

"Nggak, kenapa." Jawab Hana.

"Mau ikut aku nggak?." Tanya Devan.

"Kemana." Ucap Hana.

"Ikut aku ke rumah sakit, besok kan sabtu jadi aku sebentar aja." Ucap Devan.

"Trus habis tu kita mau kemana?." Tanya Hana.

"Nah itu, aku mau kasi kamu hadiah tapi kamu sendiri yg pilih." Ucap Devan.

"Maksudnya?."

"Pokoknya tunggu aja besok." Ucap Devan yg membuat Hana penasaran.

Sesampai rumah. Hana langsung masuk. Sedangkan Devan sedang berpamitan karna ingin pulang. Dan om Herman pun berada di rumah sendirian.

Pada saat Devan sudah pulang. Hana terpikir dengan ajakan Devan tadi. Ia bingung harus meminta ijin apa kepada nenek dan Tante nya.

Dengan perasaan gugup hanapun langsung menemui nenek dan tantenya.

"Nek, jadi tadi Devan bilang. Katanya dia mau ngajak Hana ke rumah sakit buat nemenin dia kerja. Trus katanya mau ngasi Hana hadiah." Ucap Hana menjelaskan kepada nenek sekalian meminta ijin.

"Ya ikut aja gapapa." Jawab Nenek dengan singkat.

"Tapi....." Ucap Hana dengan ragu.

"Gapapa kali, ikut aja." Ucap Nenek yg menginin kan Hana pergi dengan Devan.

"Yaudah nek. Makasi ya. Hana masuk kamar dulu ya. Itu makanan nya di makan ya nek". Ucap Hana.

Hanapun pergi ke kamar. Setelah itu ia mendapat subuah panggilan dari Devan

"Halo, jadi gimana." -Devan.

"Ya gapapa kok, aku di boleh kan." -Hana.

"Pokoknya hadiah buat kamu kamu sendiri yg pilih ya hahaha." -Devan.

"Ih kamu apaan sih. Aku bingung tau. Kan kamu yg mau ngasi aku hadiah. Tapi kok aku yg milih sendiri." -Hana.

"Ya tunggu aja besok." -Devan.

"Aku tidur dulu ya soalnya ngantuk banget ni." -Hana.

"Iya tidur yg nyenyak ya jangan lupa baca doa." -Devan.

"Iya......." -Hana

Telpon pin di tutup. Hapun pun langsung tidur.

Setelah bertelepon dengan Hana. Devan langsung mencari baju untuk besok. Devan sangat bingung memilih baju yg mana yg hendak ia kenakan. Seluruh lemari ia bongkar.

Tak lama kemudian om Herman datang. Melihat kamar Devan yg sangat berantakan, om Herman pun terkejut.

"Astaga Devan. Kamu ini lagi kenapa kok bongkar lemari sih ." Ucap Om Herman yg terkejut setalah melihat keadaan kamar Devan yg seperti kapal pecah

"Nggak ini lagi nyari baju buat besok." Jawab Devan.

"Biasanya kamu nggak repot. Tumben-tumbenan kami sampe segitunya." Ucap Om Herman.

"Owh om tau. Besok kamu mau jalan sama Hana ya." Ucap Om herman yg membuat Devan terkejut.

"Kan besok Devan kerja om. Ya nggak mungkin lah Devan jalan sama Hana." Ucap Devan yg berbohong.

"Halahh bisa ajakan Hana nya kamu bawa ke rumah sakit untuk nemenin kamu." Ucap Om Herman.

"Hehehe iya." Jawab Devan karna ia sudah tidak bisa lagi mengeluarkan alasan lain.

"Pantesan gitu ya. Lemari di sampe do bongkar-bongkar." Ucap Om Herman.

"Ya nanti Devan beresin lagi. Oh iya itu ada makanan di meja tu tadi Devan beli." Ucap Devan.

"Iya om juga laper ni. Kebetulan banget kamu bawain om makanan." Jawab Om Herman."

Keesokan harinya Hana sudah siapa untuk pergi dengan Devan. Tak lama kemudian Devan pun datang.

Hana terdiam pada saat Devan berpenampilan tidak seperti biasanya. Sampai-sampai Hana terdiam kaku dan kehabisan kata-kata.

"Ayok." Ucap Devan yg mengejutkan Hana yg sedang tercengang karna melihat Devan.

"Eh iya kapan eh apaan sih." Ucap Hana yg terkejut.

"Ayo kita jalan." Ucap Devan.

"Iya. Pamitan dulu". Jawab Hana.

Devan dan Hana pun berpamitan dengan nenek dan Tante Lily. Setelah itu merekapun langsung pergi menuju rumah sakit.

Sesampai di rumah sakit. Lagi-lagi semua karyawan matanya tertuju pada Hana den Devan.

Terutama dengan dokter Nadia. Ia sangat panas apabila Devan di dekati oleh perempuan lain.

Melihat Hana dan Devan. Dokter Nadia pun langsung menghampiri mereka.

"Hay Devan. Dengan dia lagi. Sebenarnya dia ini siapa sih". Ucap Dokter Nadia menunjuk Hana.

"Owh dia. Dia calon istri ku. Ada apa". Jawab Devan sambil merangkul Hana. Pernyataan Devan itu membuat Dokter Nadia sangat kaget dan hatinya pun sangat sakit.

"Tidak mungkin rasanya. Pasti kamu bohong kan". Ucap Dokter Nadia yg tidak percaya dengan kata-kata Devan.

"Tunggu saja undangan dari kami". Ucap Devan dan setelah itu ia pergi meninggalkan dokter Hana.


Bersambung.........

Ya guys sampai sini dulu ya jangan lupa Vote dan Komen ya!!!!

Thank you readers 😘 😘😘

My doctor is my life partnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang