Dendam Pernikahan
Part. 20💞💞💞
Semenjak kehadiran Rizky, Fida lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Tanpa rasa risih dan membedakan, wanita itu mau menjaga, saat Sekar sibuk bekerja. Bukan hanya mengajak bermain, tapi juga memandikan, menyuapi, bahkan menggantikan popok.
“Adek nanti nggak ke toko lagi?” tanya Hizam saat sarapan.
“Mungkin ke toko sebentar.” Fida menjawab singkat setelah menelan makanan.
“Betah di rumah rupanya sekarang.”
“Iya. Fida lebih suka main sama Rizky. Dia sudah bisa manggil Bunda.” Fida terkekeh saat mengingat kemarin malam, Rizky akhirnya bisa memanggilnya dengan sebutan Bunda. Begitulah Fida mengajarkan. Meski bukan anaknya, tapi rasa sayangnya luar biasa, membuatnya ingin menjadi salah satu ibu untuk Rizky.
Hizam tersenyum haru. Menghela napas pelan saat nyeri kembali hadir di hati. Bagaimana tidak, kemarin sore ibunya datang ke rumah. Tahu tentang cerita Sekar dan Rizky. Kemudian tanpa sepengetahuan Fida, mencetuskan soal menikahi Sekar saja. Daripada mengurus anak yang bukan darah daging sendiri, apa tidak sebaiknya menikah dan memiliki anak dari wanita lain? Fida tidak mungkin marah. Toh sama saja bukan anaknya.
Tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Hizam. Itu ide konyol! Menikahi Sekar hanya untuk memiliki keturunan. Sama saja menyakiti dua hati wanita sekaligus. Meski sebenarnya hatinya pun tersentuh saat melihat Fida sangat menyayangi Rizky yang bukan anaknya sendiri. Kesabaran Fida membujuk Rizky saat menangis, jelas memperlihatkan sisi keibuannya. Namun, bukan berarti Fida bisa menerima saat ia menikahi Sekar. Tidak!
“Bang!” Fida mencolek lengan Hizam yang termenung. “Kok melamun?”
“Astaghfirullahal Adzim!” Hizam mengusap wajah.
“Mikirin apa?” selidik Fida. Ia sendiri merasakan ada yang disembunyikan dari suaminya. Sejak semalam, lebih banyak melamun dan termenung. Ada kecurigaan bahwa ibu mertuanya telah mengatakan sesuatu yang membuat Hizam bingung.
“Nggak. Abang lagi mikirin rencana ….” Hizam menggantungkan kalimatnya.
“Apa?” Fida mengernyitkan dahi, curiga.
“Abang ingin membangun rumah panti untuk anak-anak jalanan.”
Fida tercengang seketika. Wajahnya berbinar dengan mata yang mulai menampakkan kacanya.
“Di luar sana, masih banyak sekali anak-anak jalanan yang telantar. Nggak sekolah dan hidup serba kekurangan. Rasanya, Abang ingin membangun rumah kecil-kecilan untuk mereka. Menyekolahkan juga.”
Fida mengangguk antusias. “Fida setuju. Sangat setuju dengan rencana Abang. Nanti Fida bantu biaya bangun rumahnya. Fida ada tabungan, Insya Allah bisa untuk membantu.”
Hizam tersenyum, tangannya terulur menyentuh pipi Fida. “Tabungan Abang Insya Allah cukup. Nanti kalau kurang, baru Abang bilang sama Adek, ya?”
“Iya. Fida ikhlas kalau uangnya habis untuk kebaikan. Abang pakai saja kalau misal nanti ada kekurangan.”
“Terima kasih banyak ya, Adek Sayang.” Hizam mencubit hidung mancung Fida. Mereka tertawa bersama. Bahagia, meski hati sebenarnya terluka karena banyak hal.
💔💔💔
Kedai masih sama seperti sebelumnya. Sepi dan semakin sepi. Hal seperti ini sebenarnya sudah sangat biasa bagi Daffa yang sejak dulu jungkir balik membangun usaha. Pernah juga hampir putus asa dan menutup kedai. Namun, saat itu masih ada Andreas yang ikut menyemangati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Pernikahan (Selesai)
Ficción GeneralDaffa Rayhaan Shakeil, lelaki 30 tahun yang baru saja menikahi seorang gadis 24 tahun bernama Humaira Chandani. Kisah rumah tangga baru yang penuh lika-liku karena sang suami masih terjerat rasa oleh mantan kekasih yang meninggalkannya untuk menikah...