Dendam Pernikahan 21

40.8K 1.5K 81
                                    

Dendam_Pernikahan
Part. 21

💕💕💕

Kebahagiaan demi kebahagiaan telah Aira rasakan. Ketika sedikit demi sedikit, Daffa telah menunjukkan perhatian juga rasa sayang. Meskipun terkadang justru bersikap berlebihan. Seperti curiga kalau Aira sedang sibuk dengan ponselnya. Daffa tiba-tiba mendekat, dan bertanya dengan siapa ia berbalas pesan.

Jika ada rezeki lebih, Daffa akan mengajak Aira makan malam di luar. Makan di warung lesehan lalu jalan-jalan ke pasar malam, dan apa saja yang Aira inginkan pasti Daffa memberikan. Sederhana, tapi sangat membuat hati Aira berbunga.

Perlahan tapi pasti, bunga itu semakin mekar tumbuh di hati.

Daffa pernah marah, saat tahu Ilham sering datang ke minimarket tempatnya bekerja. Dan memperingatkan, kalau Ilham datang, suruh saja yang lain melayani. Pokoknya jangan sampai lelaki itu mengambil kesempatan untuk mendekati.

Seperti sore ini saat minimarket tutup. Ilham datang dan menawarkan tumpangan. Katanya, sekalian satu arah jalan. Entah apa yang dipikirkan lelaki itu, hingga bersikap seolah Aira masih sendiri. Padahal, seharusnya tahu dan malu, karena sudah terlalu sering Aira menolak.

"Apa sih yang kamu banggakan dari suamimu?"

Terlontar kata dari Ilham yang tak pernah disangka oleh Aira. Langkahnya terhenti saat hendak meninggalkan toko, menoleh dan mengernyitkan dahi. "Maksud Mas Ilham apa bertanya seperti itu?"

"Aku heran sama kamu. Apa yang kamu banggakan dari suami kayak gitu? Penampilan aja kayak anak nakal. Celana jeans sobek, kaus, jaket." Ilham menyeringai. "Terus sekarang juga udah nggak punya apa-apa. Antar jemput kok naik angkot."

"Jaga omongan Mas Ilham!" Aira melangkah mendekat dengan mata nyalang.

"Aku hanya bicara apa adanya," sahut Ilham cepat. "Memang kenyataannya sekarang dia sudah jatuh miskin 'kan? Ya, aku harap sih kamu nggak nyesel karena dulu lebih memilih dia dibandingkan aku."

Aira menghela napas sejenak dan tersenyum santai. "Aira justru bersyukur karena telah memilih Bang Daffa dibanding Mas Ilham. Petunjuk Allah memang nggak pernah salah. Dari luar, Mas Ilham memang terlihat jauh lebih baik dibanding Bang Daffa. Tapi, siapa yang tahu kenyataannya bahwa hati Mas Ilham lebih buruk dari Bang Daffa."

Senyum di bibir Ilham seketika memudar digantikan ekspresi tak suka.

"Dan Aira, sangat bangga punya suami seperti Bang Daffa. Meski sekarang sudah nggak punya apa-apa, tapi dia selalu berusaha memenuhi kebutuhan Aira. Dan Aira sangat bahagia sekarang." Aira kembali tersenyum. "Sudah cukup. Aira permisi dulu. Assalamualaikum."

Aira melangkah pergi dengan napas lega. Ketika dulu ia sempat berpikir bahwa telah salah memilih suami, dan Ilham jauh lebih baik, kini prasangka buruk itu sirna seketika. Allah telah membukakan kebenaran. Memberi jawaban atas pertanyaan.

💕💕💕

Daffa selalu bisa menghindar saat tanpa sengaja berpapasan dengan Nada. Namun, berbeda jika berpapasan dengan Andreas. Ada rindu dan ingin sekali ia kembali seperti dulu. Pagi tadi tanpa sengaja, Daffa bertemu dengan Andreas di jalan. Jangankan menyapa, menatap wajah saja, Daffa tidak mau. Meskipun hati sebenarnya berkata lain.

Ada yang membuat Daffa heran. Andreas sama sekali tidak mengejek atau menertawakan keadaannya. Padahal jika mengingat tujuan lelaki itu merebut semua usahanya, seharusnya sekarang ia meremehkan keadaan Daffa yang harus berjuang dari awal lagi.

"Ya biar dia tahu rasa, gimana rasanya kehilangan sahabat. Makan dah tuh hasil rampok!" seru Azril menggebu, menanggapi cerita Daffa. Padahal di hati, ia juga ingin sekali kembali seperti dulu.

Dendam Pernikahan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang