Langit biru muda itu kini tampak berubah warna menjadi kelabu. Rasanya, kalau diperhatikan. Suasana langit berubah-ubah tanpa diduga seperti suasana hati manusia.
Iya, kan?
Jika dipikir-pikir, untuk apa bersedih terlalu lama. Waktu akan terus berjalan, berdetak, entah kita bergerak atau malah hanya berdiam. Tak ada gunanya berdiam terlalu lama, kehidupan masih sangat panjang. Perjalanan tak akan sampai tujuan jika kita tak bergerak.
Sebenarnya, bahagia itu sederhana. Tak perlu susah payah mencari bahagia. Karena bahagia—kebahagiaan itu ada dalam diri setiap orang, setiap manusia. Jika yakin kau merasa bahagia, maka kau bahagia. Tumbuhkan senyuman di wajahmu, bahagia itu akan hadir. Namun jangan berharap bahagia itu bertahan lama, karena alam sudah mengajarkan jika semua yang ada di dunia ini bersifat sementara. So, jika sepercik bahagia telah hadir, cepat kerjakan yang mesti dilakukan. Masih banyak hal yang tertinggal di belakang saat kita memutuskan berhenti.
Aku selalu berusaha untuk mengingatkan diriku. Jika kesedihan dan kebahagiaan itu kita sendiri yang menciptakan. Kalau ingin bahagia, cukup tersenyum pada dunia, tertawa sekuat yang kaubisa. Namun kesedihan akan muncul di tengah kebahagiaan, jika kau kembali mengingat hal-hal yang membuatmu terpuruk.
Namun jika ingin kembali menangis, menangislah. Jangan pedulikan mereka yang mengataimu cengeng. Padahal pada dasarnya, semua manusia pasti pernah menangis, terutama saat masih bayi.
Di tengah hujan yang deras ini. Seiring dengan petir yang bersahutan dan membuatku sesekali terkejut. Aku, Nala, telah menulis wishlist yang ingin kuwujudkan untuk kebahagiaanku.
Kalaupun Tuhan mengambil nyawaku sebelum aku berhasil mewujudkan beberapa hal. Mungkin, itulah yang terbaik. Penyakit itu telah menyerang dari beberapa bulan lalu. Jika aku bahagia, ia akan kalah. Karena bahagia tak perlu dicari. Kau, aku, kita semua bisa menciptakan kebahagiaan kita sendiri.
Dan jangan lupakan. Kebahagiaan sejati itu akan hadir di kemudian hari. Di akhirat kelak. Di surga-Nya.
•••
Sederhana.
-Rainyshaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Hujan
Short Story[Completed] Ini hanya kumpulan kisah. Saat jenuh telah menguasai dan hujan membenamkan wajah di tengah dinginnya. Awal di-publish pada : 25 Nov 2018 Copyright© 2018, by Rainyshaa