Jangan lupa vote dulu!
Jennie menatap awan yang kelabu dari arah balkon kamarnya. Hawa dingin tidak membuatnya merasa menggigil, belum lagi gaun yang dipakainya sangatlah pendek.
Jennie merenung setelah keputusan Raja dan Ratu telah diputuskan tadi di ruang tamu. Kenapa ia harus menikah? Tidak bisakah ia hanya membantu tanpa harus menikahi mereka?
"Kalian akan menikah tiga hari lagi." Raja Kevin berujar enteng sembari menyilangkan kedua kakinya.
Membuat mereka kembali membelalakkan matanya karena shock.
"Apa?!"
Sungguh ia tak rela harus mengorbankan masa depannya pada keempat pria aneh di hadapannya ini, ia bisa mati jika harus menikahi mereka.
Walaupun keempat Pangeran dianugrahi wajah yang luar biasa tampan, tapi Jennie tidak merasa bahwa itu adalah berkah.
Well, mereka tidak memiliki sifat normal, jadi tampan tidak bisa menjamin keselamatan hidupnya.
"I-ibu... Ayah, haruskah kami menikah? Maksudku, apa tidak bisa aku membantu mereka tanpa ada ikatan pernikahan?" Jennie menatap Ratu Soraya dengan penuh harap, siapa tahu Ratu Soraya memberikan keringanan.
"Pandora, dengan cara itu kau bisa membantu keempat putraku. Dengan cara kau menjadi menantuku maka keempat putraku bisa kau atur dengan baik." Ratu Soraya berujar lembut, mencoba meyakinkan Jennie bahwa semua akan baik-baik saja.
Jennie langsung lemas seketika, rasanya ingin kabur dari sana dan mendapatkan misi lain.
Jennie mendengus frustasi, penampilannya sudah seperti orang gila saat ini. Rambut acak-acakkan dan wajah yang penuh dengan bekas air mata menandakkan bahwa ia merasa tertekan.
Dirinya melampiaskan semua rasa kesalnya dengan meremas bantal. Dengan badan telungkup dan di topang sebuah bantal, Jennie menangis sejadi-jadinya.
Jennie mungkin terlihat lebay, namun pernikahan bukan hal sepele. Pernikahan adalah janji suci yang diucapkan sekali seumur hidup, ia hanya ingin menikahi orang yang ia cintai.
Sebuah usapan ia rasakan di pundaknya, memberikan rasa tenang yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Benar, Jennie membutuhkan sandaran saat ini. Ia ingin mencurahkan segalanya pada seseorang.
Jennie mendudukkan dirinya di atas ranjang, ditatapnya ke arah belakang dimana ia merasa seseorang mengusap bahunya pelan.
"Nassia..." suara serak itu mengalun begitu saja, membuat Nassia segera memeluk Jennie erat.
"Jangan menangis Pandora." Nassia berusaha menenangkan Jennie, tapi justru itu semakin membuat Jennie ingin menumpahkan tangisannya.
"Aku..tidak mau...menikah.. Nassia." Jennie kembali menangis di pundak Nassia, suaranya terdengar sesegukkan akibat tangisannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora ✔
Fantasy❝Be my Pandora.❞ [Baku-Completed] ⚠️ {Fantasy, Drama, Romance, Comedy} Bagaimana jika kamu terjebak dalam tempat yang aneh di bawah alam sadarmu? Itulah yang Jennie rasakan saat ini, ia harus menjalankan beberapa misi agar bisa kembali. ©Jenniethin...