Perubahan

2.8K 425 18
                                    


"Pandora!"

   Jennie menoleh setelah mendengar seseorang menyebut namanya. Entah kenapa sekarang ia mulai terbiasa dengan nama barunya itu.

   Jennie mengernyitkan dahinya saat ia melihat seorang pria dengan perawakan tubuh tinggi, dia suaminya. Pangeran Christoper.

   "Ya?" Jennie menatap bingung Pangeran Christoper yang justru kini menggaruk tengkuknya kikuk.

   "Em, soal itu...aku minta maaf kalau sering membuatmu kesal, atau merasa tidak nyaman ketika berada di dekatku."

   Jennie terkejut mendengar ucapan Pangeran Christoper yang tidak pernah ia duga. Apa ada hal yang buruk?

   "Jangan salah paham, aku hanya ingin berdamai denganmu. Bagaimanapun juga kita adalah suami istri." Pangeran Christoper melambai-lambaikan tangannya, hingga kemudian senyum manis itu meluncur begitu saja, membuat Jennie hampir mimisan dibuatnya.

  

   "Ah, manisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   "Ah, manisnya."

   "Apa?"

   Jennie yang tersadar akibat gumaman yang tidak ia sengaja segera menutup mulutnya, ia kemudian bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.

   "Tidak, aku hanya senang kau bisa menerimaku." kini giliran Jennie yang menampilkan gummy smilenya, membuat Pangeran Christoper mengangguk-anggukkan kepalanya.

   'Apakah sulit untuk menaklukan kedua suamiku yang lain? Atau tinggal Pangeran Teyron yang belum bisa menerima kehadiranku?'

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tidak Jennie duga suaminya mulai luluh dengannya. Entah apa yang terjadi sehingga otak mereka tidak lagi bergeser dan dipenuhi dosa.

   Pangeran Teyron mulai terlihat menunjukkan perhatiannya pada Jennie, bahkan Jennie merasa jika Pangeran Teyron diam-diam tersenyum di belakangnya.

   Yah, walaupun tadi siang Jennie memergokinya secara langsung sedang menertawakannya karena misuh-misuh sendiri, yang berakibat Jennie kabur karena malu.

   Pangeran Jason memang tidak memiliki masalah dengan Jennie, ia bersikap baik seperti Pangeran Damian.

   Bicara soal Pangeran Damian, Jennie merasakan keanehan pada Pangeran Damian. Pangeran Damian lebih tertutup padanya dan menghidari Jennie tiap mereka berpapasan.

   Tidak seperti saudaranya yang menunjukkan perubahan positif, Pangeran Damian justru terlihat seperti membencinya.

   "Pandora, apa yang sedang kau pikirkan?" Jennie tersentak dari lamunannya saat suara milik Pangeran Jason terdengar tepat dari sampingnya.

   "Tidak ada." jawab Jennie berbohong. Dirinya memilih untuk menopang dagunya dan menatap ke arah kolam, tangannya juga dengan iseng melempar kerikil yang ia ambil dari sekitarnya.

Pandora ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang