Kunang-kunang

2.3K 369 31
                                    



~♥~Pαndorα~♥~




"A-apa maksudmu?"

   Jennie merasakan jantungnya mulai berdebar, bukan karena tersipu malu tapi karena dirinya takut jika Pangeran Teyron mengetahui sesuatu.

   Dirinya sendiri terlalu bimbang, antara membocorkan rencana Ayahnya atau tetap diam.

   "Tidak apa-apa, hanya saja aku sudah merasa nyaman denganmu."

   'Aku juga!'

   Jennie mengangguk mengerti, dalam hati dirinya sangat ingin berteriak dan membocorkan semua rencana Ayahnya, tapi ia takut bahwa tindakan cerobohnya itu bisa saja memancing amarah Ayahnya dan mengakibatkan hal yang lebih fatal.

   "Ah, besok malam adalah gerhana bulan, sebaiknya kau tetap di kamarmu dan jangan kemana mana."

   'Benar, gerhana bulan akan tiba sebentar lagi.'

   "Kenapa aku harus berada di kamar? Aku akan merasa sangat bosan."

   Jennie mengerucutkan bibirnya, membuat Pangeran Teyron terkekeh akibat merasa kelakuan gadis dihadapannya ini sangat lucu.

   "Tidak apa-apa, hanya saja di malam gerhana bulan sangat mungkin hal buruk terjadi."

   Jennie mengernyit heran, apa ada hubungannya dengan kepalanya yang mendadak nyeri saat malam itu? Malam dimana badai hujan terjadi.

   Pangeran Teyron yang melihat Jennie nampak tidak mengerti itu menghela nafasnya, "Di malam gerhana bulan, kekuatan para mutan akan bertambah berkali-kali lipat, keamanan kastil ini pun akan di tambah."

   "Mutan?"

   Pangeran Teyron mengangguk pelan, kemudian matanya menatap ke arah matahari yang mulai tenggelam di ufuk barat, menyisakan warna oranye yang sangat indah.

   "Mereka para klan jelmaan binatang disebut mutan, termasuk klan cätter, klan draga, dan klan yang menjadi musuh bubuyutan kami, klan kucing atau klan gáta."

   Deg.

   Wajah Jennie memucat seketika. Baru saja klan di mana ia berasal disebutkan oleh Pangeran Teyron, jadi kekuatan klan nya akan berkali-kali lipat lebih kuat pada esok malam?

   Tiba-tiba pikiran buruk berkelana di kepalanya.

   "Pandora?"

   Jennie tersentak dari lamunan nya, "I-iya?"

   Pangeran Teyron kembali terkekeh, "Kenapa kau terlihat gugup seperti itu? Jangan bilang kau adalah salah satu dari klan gáta?" gurau Pangeran Teyron.

   Jennie hanya menggeleng pelan dan tersenyum di paksakan. 'Aku memang salah satunya, aku bahkan adalah musuh bubuyutan mu.'

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Bagaimana rasanya?"

   Jennie mengangguk angguk antusias, pie apel buatan Ratu Soraya benar-benar enak. Bahkan Jennie sampai tidak bisa berhenti memasukan kue kering itu ke dalam mulutnya.

   Sementara Ratu Soraya tersenyum senang sembari mengaduk adonan kue yang sengaja ia buat lebih banyak.

   "Kue itu kesukaan Christoper, walaupun semua putraku menyukainya, tapi Christoper yang paling tidak bisa menolak pie apel."

   Jennie menganggukan kepalanya dengan bibirnya yang membentuk huruf O.

   "Hei, kau hanya menghabisakan kue kue itu, dasar gembul!"

Pandora ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang