Special Chapter 2

2.6K 352 11
                                    

Note: pakai earphone atau headset sebelum setel mulmed nya ya







Karena hatiku berdebar tiap melihatmu








"Taeyong! Tunggu sebentar."

   Gadis dengan rambut digerai serta seragam sekolah yang masih menempel ditubuhnya itu berlari mengejar pria yang berjalan mendahuluinya.

   "Jalan mu cepat sekali sih." Jennie merengut kesal.

   Taeyong terkekeh kemudian tangannya terulur untuk mengacak-acak rambut Jennie, membuat sang empunya semakin mengerucutkan bibirnya.

   "Ayo ikut aku, akan kubawa ke tempat yang indah."

   Jennie mengernyit melihat tangannya di tarik oleh Taeyong. Hari sudah senja, akan dibawa kemana ia oleh Taeyong? Apa Taeyong tau tempat-tempat di sini?

   Rambut Jennie dan Taeyong beterbangan di terpa angin yang cukup kencang. Dari atas sini mereka bisa melihat pemandangan indah.

   Gedung-gedung khas perkotaan yang gemerlap terlihat sangat indah, begitu juga dengan mobil-mobil yang berlalu lalang ikut terang akibat lampu sen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Gedung-gedung khas perkotaan yang gemerlap terlihat sangat indah, begitu juga dengan mobil-mobil yang berlalu lalang ikut terang akibat lampu sen.

   "Waahhh, indah sekali." Jennie terpesona, sejenak ia melupakan semua masalah yang menerpanya.

   Taeyong melirik Jennie dengan senyum yang mengembang, ia benar-benar tidak bisa hidup tanpa Jennie.

   "Kau suka?"

   Jennie mengangguk antusias, "Eoh, dari mana kau tahu tempat secantik ini?"

   "Aku tidak tahu, aku tiba-tiba terbangun di sini dengan seragam sekolah lengkap."

   Dahi Jennie mengernyit, bagaimana mungkin?

   "Aku tidak tahu, karena melihat logo ini aku segera mencari dimana letak tempat itu."

   "Aku tersesat sebelum sampai ke sekolah mu, aku datang ke sana tepat sebelum bel berbunyi. Tiba-tiba salah satu guru menarikku ke salah satu ruangan, dia bilang aku murid baru."

   Jennie menatap Taeyong heran, "Siapa yang melakukan semuanya?"

   Taeyong mengendikkan bahunya, kemudian lanjut memandang ke depan. Jennie teringat sesuatu, tiba-tiba jantungnya berdebar kencang, ada rasa tidak nyaman di sana.

   "Kalau kau bisa kesini, di mana yang lainnya?"

   Taeyong menyatukan alisnya bingung, "Ya?"

   Jennie menghela nafasnya, kemudian meletakkan ke dua tangannya pada pagar pembatas. Wajahnya terlihat muram, perasaan bersalah itu masih ada.

   "Pangeran Damian, Pangeran Jason, dan Pangeran Christoper. Mereka ikut kesini kan?"

   Mata Jennie berkaca-kaca. Sementara Taeyong menunduk, menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak tahu, mereka... sudah tidak ada."

Pandora ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang