Special Chapter

2.9K 345 16
                                    

Note: pakai earphone atau headset sebelum setel mulmed ya




Karena malam ini, aku tidak bisa lagi menjagamu selamanya.
















Sudah dua tahun semenjak kematian Ibuku, sekarang aku hanya tinggal dengan Kakak kandungku. Kim Hanbin namanya.

Aku dan Oppa hanya terpaut usia tiga tahun, aku kelas 2 SMP dan Oppa kelas 2 SMA. Awalnya kami keluarga bahagia, sebelum akhirnya Ayah meninggal akibat kanker paru-paru.

Ayahku meninggal ketika aku masih kelas 3 SD. Oppa yang sangat dekat dengan Ayahku merasa begitu terpukul.

Oppa sering pulang malam, sering membanting pintu atau pun membentakku. Aku tidak tahu apa alasannya melakukan itu, tapi aku tetap menyayanginya karena Hanbin Oppa satu-satunya yang aku punya saat ini.

Aku tidak punya keluarga yang lain, Ayah dan Ibuku menikah tanpa restu dari keluarga mereka, jadi keluarga mereka tidak pernah menganggapku dan Hanbin Oppa.

Ibuku sebenarnya adalah istri kedua, mungkin itu penyebabnya kedua pihak keluarga tidak menyetujui hubungan Ayah dan Ibuku.

Aku hanyalah seorang gadis yang bergantung pada Ibuku, dulu aku sangat dekat dengan Oppa. Semenjak Hanbin Oppa masuk SMA, aku jarang berkomunikasi dengannya.

Jujur aku merasa tidak nyaman dengan ini semua, apa hanya aku yang merasakannya?

Bruk!

Lagi. Pintu itu terbanting keras, pasti Oppa sudah pulang. Dengan segera aku menghampirinya, hanya untuk sekedar berbasa-basi.

"Oppa sudah pulang?" dengan senyum yang dipaksakan aku bergerak ke arahnya, masih dengan apron yang ku gunakan dan sodet yang ku pegang.

Hanbin Oppa hanya menatapku sekilas sebelum membuang pandangannya, "Ya."

Aku tersenyum, mungkin moodnya sedikit baik karena biasanya Oppa akan pura-pura tidak melihatku dan berlalu begitu saja ke kamarnya.

Aku kembali ke dapur dan melanjutkan kegiatanku memasak makan malam.

"Beres!"

Aku menatap ke arah masakanku dengan bangga, lalu bergerak melepas apronku. Aku melangkahi tangga, hendak memanggil Hanbin Oppa yang masih berada di kamarnya.

Ku ketuk pintu kamarnya perlahan, tapi tidak ada jawaban dari dalam. Aku berspekulasi, mungkin Oppa kelelahan dan ketiduran di dalam.

"Tapi... tidak biasanya Oppa melewatkan jam makan malam." aku bimbang, apa aku harus mendobrak pintu?

"Oppa? Makan malam sudah siap."

Masih tidak ada jawaban, aku yang panik segera menggedor gedor pintu kamar Oppa ku, ada segelintir perasaan takut pada diriku.

"Oppa? Kau tidur?"

Tidak lama pintu itu terbuka, menampilkan Oppa dengan rambut basah. Sepertinya baru selesai mandi.

Hanbin Oppa menatapku malas sebelum akhirnya berjalan mendahuluiku ke arah bawah. Oppa tidak tahu ya seberapa khawatirnya aku saat kau tidak menjawab panggilanku?

Kami makan dalam hening, sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Besok, tidak usah memasak bagianku."

Aku mendongak, menatap Hanbin Oppa yang kini menatapku serius, "Kenapa?"

Oppa hanya menggeleng dan melanjutkan makannya, mungkin akan pulang terlambat.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Benar saja, Hanbin Oppa belum pulang sekarang, padahal sudah hampir jam sembilan malam.

Pandora ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang