Red Moon

2.2K 372 16
                                    

~♥~Pαndorα~♥~

Jennie menatap bulan ke arah jendela, bulan itu sudah mulai memerah, pertanda gerhana akan tiba sebentar lagi.

   Jennie terus menatap bulan itu seperti ada sesuatu yang membuat matanya melekat menatap objek yang jauh di sana.

   Tubuh Jennie tiba-tiba terasa panas, seperti terbakar. Tentu saja hal itu membuat Jennie menggeliat tidak nyaman, Jennie menggigit bibirnya agar tidak berteriak dan menimbulkan suara.

   Namun rasa panas itu semakin menjalar ke seluruh tubuhnya, membuat Jennie semakin tersiksa dan menjambak rambutnya kuat.

   "Argghhhh...."

   Jennie bersimpuh akibat merasa tidak kuat. Perasaan asing itu terus menjalar ke tubuhnya, seolah olah siap mengeluarkan kekuatan api dari dalam badannya.

   Tanpa Jennie sadari, matanya berubah menjadi biru, terlihat mirip dengan kucing yang selalu muncul di depan kolam ikan sebelum Jennie pergi ke klan nya.

















"Kita serang sekarang!"

   Pasukan yang dipimpin oleh Raja James sudah tiba di hutan perbatasan, hutan yang tidak jauh dari gerbang kastil biru.

   Pasukan yang cukup banyak itu meraung-raung seolah siap bertempur dan tinggal menunggu aba-aba.

   "Serang sekarang!"

   Mereka berlari berhamburan menuju gerbang setelah mendengar aba-aba dari sang pemimpin.

   Kericuhan benar-benar terjadi dari dalam kastil, jeritan terdengar saling bersahutan ketika para pasukan sudah berhasil memanjat tembok memasuki kastil.

   Jennie tersentak begitu mendengar keributan terjadi, para dayang membuka pintu kamar Jennie dan menarik Jennie pergi dari sana.

   "Kita akan kemana?" tanya Jennie panik.

   "Mencari tempat aman Putri, kastil diserang tiba-tiba."

   Deg!

   Ini pasti kelakuan Ayahnya.

   Dapat Jennie lihat Ratu Soraya yang terisak ikut bergabung dengannya, mungkin mereka akan pergi ke ruang bawah tanah mengingat banyaknya tangga yang harus mereka turuni.

   Keadaan semakin rusuh, para prajurit terdampar akibat kewalahan melawan banyaknya musuh yang menyerang. Begitu juga dengan para dayang yang terus menjerit histeris akibat melihat adegan menyeramkan di depan mata.

   Tiba-tiba Jennie teringat dengan para Pangeran, bagaimana dengan nasib mereka?

   Jennie segera melepaskan genggaman tangan Ana dari lengannya dan berlari meninggalkan mereka.

   "Tuan Putri! Anda mau kemana?"

   "Pandora!"

   Jennie mengabaikan semua panggilan dari mereka dan berlari tak tentu arah untuk mencari para Pangeran. Awalnya Ana akan mengejar Jennie, namun terlahang oleh para prajurit yang tengah beradu pedang dengan musuh.

Pandora ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang