Dua hari pasca pertengkaran di bandara waktu itu membuat Jungkook menjadi lebih perhatian pada Eunbi. Dia bahkan rela terbangun tengah malam untuk membelikan Eunbi dimsum di restoran favoritnya karena beberapa hari ini Eunbi sering ngidam.
Usia kandungan Eunbi memasuki bulan ke-5. Eunbi juga terlihat semakin chubby namun tetap menggemaskan menurut Jungkook. Seperti malam ini saat Jungkook gagal mendapatkan acar lobak, melihat Eunbi yang cemberut lantas membuat Jungkook yang sudah kehabisan akal tertawa.
"Gak ada restoran mie yang buka jam segini sayang, bisa gak aku beliin yang instan aja di supermarket?".
"Kamu mau bayiku lahir cacat karena makan makanan instan yang gak sehat. Udah deh aku mau tidur aja, kamu gak usah tidur di kamar".
Jungkook membelalak.
Oh astaga cobaan apa lagi ini. Padahal besok pagi ada agenda rapat peluncuran produk baru di perusahaanya. Dan malam ini ia harus tidur di kamar tamu yang belum ada AC nya. Dengan pasrah Jungkook memasuki kamar tamu dan mencoba untuk terlelap.***
Suara alarm membangunkan Jungkook, ia langsung menuju kamar mandi di dekat dapur karena mengira istrinya masih marah padanya. Namun ketika memasuki dapur tercium aroma sedap masakan. Jungkook berjalan mengendap-endap hendak memeluk Eunbi dari belakang.
"Semalem Yuna ngechat katanya lupa ngabarin kalo udah sampe di flat". Jungkook yang hampir memeluk Eunbi menurunkan tangannya.
"Kok kamu tau kalau aku disini". Eunbi memutar bola matanya malas lalu menunjuk pantulan gambar Jungkook dari rice cooker dengan dagunya.
Jungkook terkekeh dan menggaruk belakang kepalanya. Kemudian duduk di meja makan memperhatikan Eunbi yang sedang memasak.
"Kamu gak marah kan sama aku?". Jungkook memainkan taplak meja sambil menunggu Eunbi membalas ucapannya.
"Kita sudah membahas ini berkali-kali Kook. Yuna itu sahabat kamu, aku istri kamu. Kami sama-sama berharga bagi kamu, gitu kan?". Jungkook terdiam dan menyeringai menatap Eunbi.
"Aku bukan bertanya tentang Yuna, aku bertanya tentang acar lobak semalam. Tapi bagus deh kalau kamu sudah paham posisi kalian dihidupku". Jungkook bangkit mendekati Eunbi untuk membantunya mengangkat mangkok sup.
Eunbi yang melihat Jungkook mendekat tiba-tiba gugup. Ia salah tingkah karena salah mengartikan ucapan pria itu. Ia baru menyadari bahwa kini Jungkook sudah sepenuhnya miliknya. Jungkook yang awalnya akan mengangkat mangkuk sup tiba-tiba mencuri ciuman paginya di kening Eunbi.
"Jangan ngelamun, nanti kesambet". Eunbi gelagapan dan reflek menepuk pelan pundak suaminya karena kaget dan gugup diperlakukan manis oleh pria itu.
"Apaan sih".
***
"Er dette Yuna Choi fra Korea?"*. Seorang laki-laki yang terlihat cukup muda menyambut Yuna di depan kantor dekanat.
"ja undskyld, kan vi bruge Engelsk? Jeg er ikke særlig god på Dansk"*. Yuna menjawab agak terbata karena keterbatasan kosakata yang diketahuinya.
"Ah tentu saja, mari silahkan masuk. Prof Gamborg sudah menunggu anda". Lelaki tersebut menjawab dengan bahasa Inggris yang lancar.
Kurang lebih hampir dua jam Yuna berdiskusi dengan calon atasannya tersebut akhirnya mendapat kesimpulan bahwa Yuna akan langsung didaftarkan dalam proyek penelitian terbaru sang Profesor. Yuna keluar dari ruang profesor yang merangkap dekan fakultas tersebut dengan senyum lebar.
Sepulang dari kampus Yuna berencana akan berbelanja kebutuhan sehari-hari dan buku-buku untuk menunjang topik penelitian sang dosen. Yuna melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sepertinya masih cukup pagi untuk menikmati kopi. Sehingga akhirnya gadis itu hanya langsung menuju swalayan terdekat.
.
.
.*apa benar ini Choi Yuna dari korea?
*ya benar, tapi maaf bisakah kita menggunakan bahasa inggris? saya belum terlalu mahir berbahasa Danish
