Jungkook benar-benar tak menghubungi Yuna sama sekali selama hampir satu bulan sejak terakhir ia mengunjungi Denmark. Nampaknya sahabatnya itu tengah sibuk mengurus istrinya yang kemungkinan saat ini memasuki detik-detik persalinan.
Yuna sadar ia telah sangat melukai perasaan sahabatnya itu ketika tengah berkunjung untuk menemuinya beberapa waktu lalu. Tapi apa yang bisa ia lakukan ketika ternyata laki-laki itu malah sudah menangkap basah dirinya. Yuna menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran-pikiran negatif yang entah sejak kapan sudah bersarang di kepalanya.
Pagi ini Yuna akan ke kantor profesor Gamborg untuk menyerahkan hasil data yang sudah dia analisis. Sekitar dua minggu lagi setelah profesornya melakukan seminar, maka proyek itu akan berakhir dan Yuna harus segera memikirkan apa yang akan ia kerjakan selanjutnya. Mengingat selama pengerjaan proyek semua kebutuhan administratif sudah ditanggung profesornya.
Yuna mempertimbangkan akan kembali ke Korea atau menetap di Denmark. Sebenarnya ia mendapat dua tawaran magang di perusahaan makanan sebagai auditor limbah di Korea. Namun ia masih bimbang untuk memutuskan kembali ke Korea.
Ponsel di genggamannya bergetar. Ia melirik singkat pop-up layarnya sebelum membuka pesan itu.
구 준회*
sibuk?
Tidak
Mau ngopi bersama?
Oke
구 준회 shared location...
Itu depan apartmentku😑
😁😁
Yuna bergegas memakai coatnya, karena pertengahan Desember cuaca Denmark sedang dingin-dinginnya. Tidak lupa mengoleskan lipbalm tipis setelah menyapukan bedak di wajahnya. Ia hendak menambahkan blush on sebagai pemanis, namun urung.
Yuna tersenyum geli.
"Aish! Aku kan hanya bertemu Junhoe, bukan artis". Ia merapikan kembali kotak make upnya dan menyambar sling bagnya.
구 준회
Arah jam 9
Oke
Laki-laki itu melambaikan tangannya saat melihat Yuna yang menoleh ke arahnya. Keduanya saling berjabat tangan. Yuna memanggil waiter dan menyebutkan pesanannya.
"Kamu nggak pesan makanan?". Yuna menggeleng.
"Aku sudah sarapan tadi. Ngomong-ngomong sedang apa kamu di daerah ini, June?". Laki-laki itu mengangkat bahu.
"Hanya iseng. Ah! Bagaimana kabarmu?". Yuna tersenyum geli.
"Seperti yang kau lihat".
"Apa lukamu belum sembuh? Kamu nampak lebih kurus dari terakhir kita bertemu". Yuna terbahak.
"Hei, Koo Junhoe! Kita hanya tidak bertemu selama tiga minggu dan kamu menyimpulkan aku semakin kurus?". Junhoe masih menampilkan ekspresi datar.
"Baiklah..baiklah aku hanya bergurau. Ah! Besok agendamu kemana?". Yuna berpikir sejenak.
"Sepertinya tidak ada. Soalnya naskah final sudah kukirim ke asisten prof Gamborg sejak dua hari yang lalu". Junhoe tersenyum tipis.
"Baguslah. Aku berencana mengajakmu ke Fisheries". Yuna nampak berpikir.
"Aquarium?". Junhoe tersenyum geli.
"Eeei..bukan. Semacam museum satwa di Kota Esbjerg".
"Kenapa kamu ingin mengajakku kesana?".
"Kupikir kamu butuh hiburan".
"Hiburan macam apa yang ditawarkan di dalam kebun binatang macam itu". Yuna terbahak.
"Yak! Bukankah kau ahli zoologi? Harusnya kau senang aku ajak ke tempat wisata yang sesuai dengan passionmu". Junhoe bersedekap.
"Kau pikir ahli syaraf akan terhibur saat berada diantara kumpulan orang gila?".
"hei! Astaga, kenapa perbandinganmu seburuk itu. Lagipula aku hanya butuh sedikit hiburan karena terlalu penat mengurusi pekerjaan". Yuna tertegun.
"Kamu disini sedang bekerja?". Laki-laki itu menatap Yuna datar.
"Kau pikir aku di Denmark sedang plesiran, begitu?".
"Ani. Kupikir kamu hanya kuliah disini". Junhoe mengangguk singkat.
"Memang benar. Tapi itu hanya peralihan saja dari kejenuhanku di perusahaan. Lagipula tanpa melanjutkan sekolah doktoral-pun, tak akan ada yang berani mengusirku dari perusahaan". Yuna ternganga mendengar kalimat sarat arogansi itu yang diucapkan Junhoe dengan ekspresi datar andalannya.
"Aku seperti melihat aktor drama Korea yang berperan sebagai Chaebol". Yuna menyindir Junhoe, namun laki-laki itu nampak santai.
"Sudahlah yang pasti besok kujemput jam 9".
"Kita bertemu di stasiun saj—".
"Terlalu merepotkan!". Yuna berdecak.
"Ck! Aku ingin naik kereta".
"Dasar cerewet!".
"Apa katamu!". Junhoe sengaja memelankan suaranya agar Yuna tak mendengarnya.
"Ani! habiskan saja kopimu".
.
.
.*Koo Junhoe