"Ada yang bisa saya bantu, nona?". Seorang pria dengan postur tubuh tinggi dan berkulit tann menyapa Yuna menggunakan bahasa Korea.
"Err..Apa benar ini kantor tuan Jeon Jungkook?". Pria itu nampak tertegun beberapa detik lalu mengangguk.
"Benar. Dengan siapa dan kalau boleh tahu ada urusan apa dengan tuan Jeon?". Yuna bingung, kemudian ia menoleh ke belakangnya meminta pendapat Junhoe yang menemaninya.
"Maaf sebelumnya, saya June dan ini Yuju. kami hanya ingin tahu apakah Jung—maksud saya tuan Jeon ada di kantor hari ini?". Junhoe mengambil alih menjawab pertanyaan.
"Tuan Jeon baru saja berangkat untuk menghadiri pertemuan di luar kota selama 3 hari dari sekarang. Mungkin ada pesan yang ingin disampaikan?". Yuna dan Junhoe berpandangan sejenak dan menggeleng bersamaan.
"Tidak ada, terima kasih. kalau begitu kami permisi".
***
Yuna mendesah kecewa karena tidak berhasil menemui Jungkook. Padahal ia sudah nekat terbang ke Korea demi hal itu. Saat ini mereka berdua hanya duduk diam di bangku sekitar Sungai Han.
"Apa rencanamu selanjutnya?". Yuna mengangkat bahunya.
"Aku tidak tahu". Gadis itu menatap aliran air yang tenang di depannya.
"Sebenarnya Aku ingin mengajakmu mengunjungi rumahku". Yuna langsung menoleh kaget.
"R..ru..mahmu?". Junhoe mengangguk.
Sekilas Junhoe menangkap ekspresi tegang di wajah Yuna. Namun gadis itu langsung mengubahnya menjadi ekspresi bertanya.
"Tidak ada siapapun di rumahku, Yuna-ya". Yuna masih merasa aneh dan asing dengan panggilan informal Junhoe padanya.
"Memangnya aku berkata sesuatu?". Junhoe menepuk pelan ujung kepala Yuna.
"Kau terlihat khawatir pada sesuatu". Yuna sontak menggeleng.
"Tentang apa?". Junhoe mengangkat bahunya.
"Entahlah. Aku bukan mind reader yang bisa membaca pikiranmu".
***
Jungkook berlari dengan terburu-buru menuju ruang kerjanya. File yang sudah dicopy Mingyu tertinggal di mejanya dan membuatnya terpaksa harus kembali. Beruntungnya pertemuan itu ditunda hingga jam 8 malam nanti sehingga Jungkook masih memiliki waktu untuk kembali ke kantornya.
"Oh? Jungkook-ssi? Kukira kau sudah di Busan?".
"Tidak, Mingyu-ssi. File yang kau copykan kemarin tertinggal di tumpukan file-file terbaru". Pria itu memencet tombol dispenser untuk menyeduh kopi.
"Ooh. Berarti pertemuannya ditunda?". Jungkook mengangguk sambil tangannya mengaduk kopi.
"Oh iya tadi ada yang mencarimu. Namanya June dan Yuju—". Jungkook hampir menyemburkan kopi yang baru saja memasuki mulutnya.
"Siapa kau bilang?".
"June dan Yuju". Jungkook lansung meletakkan cangkir kopinya dengan kasar dan menghadap Mingyu.
"Kapan? Tidak, kenapa? Aish! maksudku ada apa mereka mencariku? Lalu apa yang kau bilang pada mereka?". Mingyu menjadi bingung karena Jungkook nampak seperti akan meledak panik.
"Tenanglah, memangnya mereka siapa sampai membuatmu panik begini". Jungkook berdecak.
"Jawab saja, Mingyu-ssi!".
"Mereka hanya bertanya apa kantor ini benar tempatmu bekerja dan kujawab benar". Jungkook menanti lanjutan kalimat Mingyu, namun pria itu nampaknya sudah selesai.
"Hanya itu?". Mingyu mengangguk.
"Hmm.. saat kutanya ada urusan apa denganmu, mereka hanya ingin tahu bahwa kau ada dikantor hari ini atau tidak. Lalu mereka pergi begitu saja". Jungkook memijat pelipisnya sambil berjalan mondar-mandir.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] It's You!
Fiksi PenggemarAbout my true feeling... Yes, it's You! [RE-PUBLISH]