EMPAT

7.9K 356 8
                                    

Kini kalea hanya diam bahkan hanya air mata yang mengalir deras di matanya seolah berkata bahwa sekarang dirinya sedang cemas dan sedih

Saat kalea dan dion sampai di rumah sakit semua orang menatap mereka dengan tatapan sendu

"yon ayah mau ngomong sama kalian berdua"

Dion mengangguk mengerti lalu meninggalkan mereka yang masih saja menatap kalea dan dion sendu

"yon maafin om maafin papa le"
"maafin untuk apa pah? "

Yoga dan deva menarik nafasnya dalam dengan ragu untuk mengutarakan sesuatu

"ayah sama om yoga mau kalian nikah secepatnya"
"APA!!"

Ucap kalea dan yoga bebarengan mereka terkejut dengan apa yang  di katakan dua orang pria di depannya

"apansih pa aku gak mau apa lagi nikahnya sama dia aku masih pengen kuliah pa"
"lea!! Ini keputusan papa dan kamu gak berhak membantah"
"papa jahat hikss"

Kalea kecewa dengan apa yang di katakan papanya dan memutuskan pergi meninggalkan mereka dengan air mata yang berderai

"yon ayah tau kamu sudah dewasa ayah tau keputusan apa yang tepat untuk kamu dan kita"
"dion butuh waktu yah"

Yoga dan deva meninggalkan dion duduk disana dion masih befikir jernih untuk mengambil sebuah keputusan untuk hidupnya

Dion menundukan kepalanya entah keputusan apa yang akan dia ambil hingga seorang wanita yang sangat ia sayangi datang dan duduk di sampingnya

"bunda tau ini berat buat kamu apalagi ini keputusan sekali seumur hidup bunda juga gak akan maksa kamu buat nerima perjodohan ini biar bunda ngomong sama kakek kamu nanti"

Dion menatap wajah kia yang menampakan senyumnya walaupun dion tau bundanya sangat sedih

"bun dion cuma butuh waktu buat mikirin ini"
"iya bunda tau, bunda tau kalau anak bunda akan mencari solusi terbaik untuk kita semua"

Kia mencium rambut anaknya itu lalu pergi meninggalkannya sendiri, sedangkan dion pergi menemui neneknya sinta

Tok
Tok
Tok

Sinta membukakan pintu dan melihat cucunya dengan wajah yang sendu lali membiarkan dion untuk duduk

"kamu kenapa hmm"

Dion memeluk sinta erat sinta yang tau permasalahannya itu mengelus-ngelus rambut dion penuh kasih sayang

"bunda kamu udah cerita sama nenek bahkan bunda kamu gak nyuruh nenek buat ngebujuk kamu nerima perjodohan tapi sayang keluarga bunda kamu sangat sayang ke kamu kakek tedy juga begitu sayang ke kamu tanpa membedakan kalau kamu bukanlah cucu kandungnya kamu mau kan ngelihat kakek kamu senang?"

Dion hanya mengangguk tanpa menjawab

"dengan cara ini kamu bisa bikin kakek kamu bahagia dengan cara ini kamu bisa membalas semua kasih sayangnya"
"tapi kan nek aku sama lea gak saling cinta kita juga gak pernah akur"
"rasa itu akan muncul seiring berjalannya waktu, kamu tau alasan kakek kamu menjodohkan kamu sama lea"

Lagi-lagi dion hanya diam bahkan

"yaudah kamu cari tau kenapa kakek tedy ingin kamu menikah sama cucunya"
"iyaa nek aku ke rumah sakit dulu aku juga belum sempat jenguk kakek tadi"

Dion pamitan ke sinta lalu menjalankan mobilnya  menuju rumah sakit

Sampainya di rumah sakit dion langsung masuk ke ruangan kakeknya

Tedy yang melihat dion tersenyum

"kek? 

Dion mengenggam tangan tedy erat sekali

"maafin dion baru sekarang dion jenguk kakek"

Tedy menganggukan kepalanya lalu menjulurkan tangannya untuk mengelus kepala dion

our love story [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang