DUA PULUH DUA

6.7K 285 7
                                    

Setelah dari kantor dion langsung menuju rumahnya untuk menyiapkan segala keperluannya di london. Saat sampai di mansion orang tuanya

"kamu mau kemana yon bawa koper segala"
"london bun"
"hah kok mendadak gitu"
"ada urusan mendadak bun"

Dion melirik ke arah lea yang sedara tadi menatapnya

"padahal ayah kamu besok pulang lo dari Australia"
"iyaa aku tau kok tadi sempet vidio call sebentar"
"emang harus banget kamu perginya gak bisa di wakilin?"
"harus bun ini proyek besar jadi harus aku yang terjun langsung"
"yaudah hati-hati ya sayang"
"iya bun"

Saat dion berpamitan dengan kia sekretaris dion sudah tiba di rumahnya

"pak sudah di tunggu"
"iya sebentar lagi"

Dion mencium kedua pipi bundanya namun saat pergi dion berpapasan dengan lea hanya melirik ke arah lea tanpa berniat pamitan entah kenapa lea merasakan sesak di dadannya

London

Setelah sampai di london dion langsung menuju apartemen milik keluarganya dari atas jendela kamar dion bisa melihat keindah kota london dari atas dengan sesekali meminum wine di tangannya hingga ada tanga mungil memeluknya dari belakang

"i miss you dion"

Dion membalikan badannya lalu tersenyum ke arah gadis itu

"miss you to how are you"
"not good"
"why"
"cause you of course but know im happy because you'r here"

Dengan senyuman manjanya dion memeluk kembali gadis di depannya

"masih aja manja ya"
"sifat susah di ubahkan you know that"
"yaah i know"
"so kenapa lo balik lagi pastinya bukan karena gue kan?"

Dion hanya tersenyum pahit mendengar pertanyaan sampai saat ini dia tidak tau dirinya ada disini

"what's with you something?"
"nope gue lagi ada kerjaan disini"
"oke anyway karena lo udah disini gue mau ngajak lo jalan-jalan lagi kayak dulu pas kita jaman kuliah gimana?"

Dion menganggukan kepalanya tanda setuju

Jakarta

Sedangkan di sisi lain seorang gadis termenung di depan kamarnya entah aps yang di pikirkanya

Harusnya gue seneng dong dion pergi jadi gue bisa bebas ~batin lea

Hingga ada seseorang masuk ke dalam kamarnya

"le?"

Lea menoleh ke asal suara denga senyuman yang terlihay jelas senyuman palsunya

"yah bun?"
"belum di kasih kabar juga sama dion?"
"kebiasaan tu anak, tapi kamu gak usah khawtir biar bunda yang ngomelin dia nanti"

Lea hanya tersenyum ke arah kia yang sedang berusaha menghubungi dion

"hallo dion?"
"hallo mom"
"kemana aja sih gak ngabarin tuh kasian lea khawatir sama kamu"
"im so sorry mom but i had dinner with elsa dan hp aku ketinggalan"
"oke gak papa tapi lain kali jangan gitu kan kasian kan lea"
"oke aku ada metting so"
"oke baby bye"

Dion mematikan sambungannya sedangkan lea yang mendengar nama elsa membuatnya sesak

💠💠💠

Ke esokan paginya lea sudah siap untuk ke kampus dan untuk pertama kalinya lea kurang bersemangat ke kampus diantar oleh sopir

Biasanya lo yang nganter gue ke kampus lo ngomel-ngomel  tiap pagi karena harus nungguin gue ~ batin lea

Dengan gontai lea memasuki halaman kampusnya renata yang melihat sahabatnya itu langsung menghampirinya

"wooy bengong aja"
"apan sih lo kaget gue untung gue gak punya penyakit jantung"
"yaelah maaf deh lagian lo bengong lo bengongin apan sih"
"enggak"
"eeh btw laki lo mana tumben gak nganter lo"
"tau emang gue baby sitternya"

Lea meninggalkan renata

"lah gue di tinggal lagi tungguin gue lea!!"

Sudah beberapa hari ini lea di rumahnya sendirian tanpa dion entah kenapa perginya dion terasa lebih sepi

Lea turun menuju ruang makanan yang ia lihat hanya mbak narti tiap pagi itupun lea tidak bisa melihatnya setiap hari
Lea menatap ke arah meja besar yang hanya ada dirinya

"kenapa rumah sepi ya gak ada lo yon gak ada lagi ngomel tiap pagi gak ada yang ngajak gue berantem lagi"

Drt
Drt
Drt

"hallo?"
"......"
"hah tapi gue.. "
"...."
"oke deh"
"......"
"bye"

Kadang kita merindukan hal-hal sederhana yang mungkin hanya sebuah kenangan :)

our love story [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang