"Dek, itu semangkanya buat kakak aja ya. Adek ntar ngupas lagi sendiri. Kakak nggak bisa ngupas ini, kan tangannya sakit" ujar Abi sambil menunjuk-nunjuk tangan kanannya yang digips.
"Makanya jadi cowok tuh nggak usah sok keren. Baru juga sebentar belajar main skateboard, udah sok-sokan meluncur di tangga. Masih untung ya kak tangan lo nggak patah cuma retak doang. Bikin khawatir ayah sama bunda aja"
Abi cuma manyun. Bibirnya yang memang agak tebal itu menjadi semakin tebal. Eh
"Ya abisnya ditantang mulu sama Bryan" cicitnya
"Lagian lo sih dikerjain anak kecil mau-mau aja, heran" celetuk Anin yang masih fokus sama ponselnya.
"Iya deh kakak minta maaf kalau udah bikin semuanya khawatir" ujar Abi akhirnya.
Anin hanya menghela nafas. "Minta maafnya sama ayah sama bunda sana, jangan sama Anin. Apalagi sama bunda tuh yang langsung balik begitu nyampe di Bali cuma jengukin abang doang" ujarnya.
"Iya ntar kakak minta maaf"
"Oke Anin tunggu" jawab Anin dengan santainya.
"Jadi gimana? Semangkanya boleh buat abang kan?"
Anin meletakan ponselnya lalu berkata, "Nggak boleh" sambil menggelengkan kepalanya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Jangan lupa tatapan tajam yang diberikan Anin pada Abi.
"Lah kan kakak udah janji mau minta maaf sama ayah sama bunda"
"Ya tapi itu kan jatahnya Anin kak. Kakak kan udah makan tadi disuapin sama Bunda" Anin tetap tidak mau mengalah.
"Kurang, hehe" Abi meringis membuat Anin memutar bola matanya malas.
"Nggak boleh. Pokoknya itu jatahnya adek" dan tetap teguh pada pendiriannya, hingga akhirnya Abi berkata, "Atau kalau nggak novel fantasy yang kemaren dibeliin bunda itu buat adek aja, kakak gantian yang ngalah"
"Iya deh iya" jawab Abi singkat.
Tapi itu berhasil membuat Anin sumringah.
"Beneran?" tanyanya mencoba meyakinkan.
"Beneran" jawab Abi yakin.
"Yes" ujar Anin senang.
"Tapi janji lho ya. Kalau sampai ntar kakak minta lagi, adek doain mata kakak bintitan dua-duanya" ancamnya.
"Yah jadi nggak ganteng lagi dong"
"Makanya jangan ingkar janji"
"Siap kapten" ujar Abi mantap sambil hormat kepada Anin.
"Ya udah sana ambil di kulkas"
"Yess. Makasih adek. Muah. Muah. Muah"
Abi mencium pipi kanan Anin tiga kali lalu kabur.
"ABANG GELIIII. ILERNYA KEMANA-MANA INIIII" teriak Anin yang memenuhi kediaman keluarga Abraham.
Sedangkan ayah dan bunda mereka cuma tersenyum melihat tingkah dua anak kembar mereka dari lantai dua.
Let's Meet