"Glenn"
"Hmm"
"Besok libur kan?"
"Libur bang, kan tanggal merah. Kenapa emang?" tanya Glenn sambil mengalihkan perhatiannya pada Mario sebentar, sebelum kembali berkutat dengan game yang sejak tadi dimainkannya.
"Jalan-jalan yuk. Kayaknya udah lama banget abang nggak jalan-jalan sama adek laki-laki abang yang tersayang ini" ujar Mario sambil memainkan beberapa rambut di kepala Glenn .
"Emang besok nggak kerja?"
Mario menggeleng, "nggak. Semua kerjaan buat besok udah abang beresin hari ini, jadi ya besok abang free" jawabnya, "Gimana?"
"Oke" jawab Glenn singkat.
"Besok nggak jalan-jalan sama Aisha kan?"
Glenn langsung menghentikan aktivitasnya ketika mendengar nama Aisha disebut.
"Abang tau darimana kalau aku sama Aisha?"
Mario tertawa, "Mata-mata abang kan banyak Glenn biar abang tetep bisa ngawasin kamu kalau abang lagi sibuk. Jadi jangan macem-macem" ujar Mario membuat Glenn menelan ludah takut.
"Aku nggak pernah macem-macem kok bang. Serius" jawab Glenn membuat Mario terkekeh, "dan kalau soal Aisha, besok dia mau quality time-an juga sama keluarganya"
"Ya udah kalau gitu deal kan? Sebenernya abang mau ngajak kamu ke suatu tempat"
Glenn mengerutkan keningnya, "Kemana?"
"Rahasia. Besok juga tau"
Hari yang ditunggu pun tiba. Mario dan Glenn sekarang sudah ada di dalam mobil sambil mendengarkan lagu-lagu hits dari Te Beatles. Sesekali Glenn ikut bersenandung membuat Mario tersenyum mendengarnya.
"Glenn"
"Hmm"
"Mau kuliah ngambil jurusan apa?"
Glenn mengendikan bahunya, "Belum tau bang. Bingung" jawabnya
"Nggak jadi ngambil jurusan musik? "
"Pengen sih, tapi... "
"Eh udah sampai ternyata" ujar Mario membuat Glenn tidak jadi melanjutkan kata-katanya.
Glenn menatap abangnya bingung ketika menyadari kalau dia diajak abangnya ke festival seni.
"Lah, kita ngapain ke sini?"
"Jalan-jalan. Kan kemarin abang udah bilang?" jawab Mario, "Kebetulan ini yang ngadain temennya abang. Ntar kita bisa liat-liat. Ada pameran lukisan, fotografi, karikatur, sketsa, trus ada teater juga dan yang paling seru ada busking di salah satu corner buat ngasih wadah ke musisi jalanan yang berbakat. Ada dance cover, street dance, sama ada yang nyanyi. Dan abang mau ngajak kamu ke sana"
Glenn masih bingung sebenarnya. Tapi ya udahlah, daripada sumpek di rumah. Sebenarnya dia pengen ngajak Aisha juga tapi selain dianya mau quality time-an katanya, kan kasian abangnya juga ntar jadi obat nyamuk.
Sepanjang melihat busking, Glenn keliatan enjoy. Apalagi kalau lagu yang dibawain dia tau. Hingga akhirnya ada satu sesi dimana penonton boleh tampil. Dan saat itulah dengan kurang ajarnya, Mario mengangkat tangan Glenn membuat Glenn terkejut.
"Adek saya mau tampil bang" katanya
Glenn melotot. Tapi daripada malu ya sudah dilakuin aja. Sudah terlanjur ini.
Sumpah ya baru memegang mic saja, tangan sama badannya rasanya bergetar semua. Keringat juga mulai meluncur bebas.
Ini adalah pertama kalinya Glenn dilihat orang sebanyak ini. Biasanya Glenn selalu menolak karna pasti seperti ini, panik dulu sebelum tampil.
Tapi entah apa yang terjadi saat itu, Glenn bisa membawakan lagu Westlife yang My Love dengan sukses dan berhasil membuat penonton bertepuk tangan melihat penampilannya.
Tapi tetap saja dia kesal. Kalau seandainya dia gagal kan malu.
"Abang gimana sih? Udah tau aku ini orangnya gampang panik malah di suruh tampil. Untung berhasil" gerutunya.
"Itu tuh buat ngelatih mental kamu" jawab Mario santai, "Sebenernya tujuan abang ngajak kamu ke sini ya buat itu. Abang tau kamu mau jadi musisi. Sorry kalau abang lancang tapi kemarin abang buka folder yang isinya lagu-lagu ciptaan kamu. Dan kalau diperhatiin suara kamu bagus, jadi kenapa gitu kamu nggak masuk jurusan musik aja? Makanya abang bawa kamu kesini sekalian belajar, hehe"
Glenn mendecakan lidahnya kesal.
"Heleh jangan ngambek. Kamu tuh harus belajar berani tampil di depan umum kalau mau impian kamu jadi singer- song writer tercapai. Pacaran aja berani masa nyanyi di depan orang banyak nggak berani?"
"Bilang aja sirik, dasar jomblo" Mario menatap tajam Glenn membuat Glenn tertawa, "ampun bang, aku cuma ngomongin fakta"
"Tapi serius Glenn, abang pengen kamu kejar apa yang jadi cita-cita kamu. Jangan kaya abang. Cukup abang aja yang ngalah, kamu jangan. Kamu harus bisa buktiin ke papa kalau kamu bisa sukses di jalan yang kamu pilih. Kalau kamu sukses, percaya sama abang, papa pasti luluh. Jadi kamu mesti semangat. Ikutin apa kata hati kamu. Kalau kamu emang mau masuk ke jurusan musik masuk aja nggak apa-apa. Nanti biar abang yang jelasin ke papa. Kamu fokus aja ke ujian kamu sama seleksi masuk universitas yang kamu pilih. Pokoknya turutin apa kata hati kamu, paham?"
"Paham bang" ujarnya, "Duh aku terharu. Mau nangis rasanya" Glenn pura-pura nangis membuat Mario menjitak kepala adiknya.
"Ini anak dibilangin malah bercanda" gerutunya.
Tapi setelah itu mereka malah ketawa bareng. Aneh.
"Ya udah yuk makan. Laper kan? Hari ini kamu pilih makanan kesukaan kamu, abang yang traktir"
"Ayo siapa takut" Glenn lalu berjalan mendahului Mario. Matanya sudah gatal untuk mencari semua makanan favoritnya. Kapan lagi bisa makan sepuasnya tanpa mengeluarkan uang sepersenpun?
Sedangkan Mario hanya tersenyum tipis melihat adiknya begitu antusias. Saat itu, dia bergumam.
"Just follow your heart, Glenn. Jangan seperti abang yang menyerah pada semuanya. Bahkan abang merelakan cinta abang karna keadaan"
Let's Meet