"Sore bi" sapa Jefri pada Bi Inah yang sedang sibuk menyiapkan makan malam di ruang makan.
"Loh den Jefri kok sudah pulang? Biasanya aden kan pulangnya malam?"
Jefri tersenyum mendengar pertanyaan Bi Inah, "Kebetulan lagi nggak ada acara organisasi bi, jadi bisa pulang lebih awal" jawabnya
"Oh ya, Hasna mana? Kok nggak keliatan? Biasanya dia ikut bantuin bibi di dapur"
Bi Inah kelihatan panik mendengar Jefri menanyakan Hasna, saudara kembarnya, "Anu den, dari tadi siang sepulang kuliah, neng Hasna nggak mau keluar kamar. Bibi suruh makan juga nggak mau, kerjaannya nangis terus. Sepertinya teh ada masalah sama mas Fadil, soalnya tadi mas Fadil ke sini mau minta maaf, tapi neng Hasnanya nggak mau"
Jefri menghela nafas mendengar jawaban Bi Inah.
"Ya udah deh bi, biar saya ngomong sama dia. Makasih ya udah mau ngasih tau ke saya"
"Iya den sama-sama. Bukan apa-apa den, bibi cuma takut maag-nya neng Hasna kambuh" Jefri mengangguk.
"Biar saya yang bujuk dia supaya mau makan"
Setelah mengatakan itu, Jefri langsung masuk ke kamar kakak 20 menitnya.
Kebetulan kamarnya nggak dikunci. Cuma kondisi kamarnya sangat gelap. Setelah menyalakan lampu, tissue bekas pakai yang berserakan di lantai adalah hal pertama yang dia lihat. Setelahnya dia baru mendapati Hasna sedang bergelung di dalam selimut tebalnya.
"Na. Makan dulu. Udah sore loh. Kata bi Inah kamu belum makan dari tadi siang" bujuk Jefri sambil memegang tubuh adiknya
"Nanti aja Jef, lagi males makan" jawab Hasna dengan suara seraknya. Sepertinya anak ini menangis sejak lama.
"Jangan gitu dong. Ntar kalau maag kamu kambuh, kamu sendiri yang repot" bujuk Jefri lagi.
"Kamu ada masalah, hmm? Cerita dong sama, siapa tau aku bisa bantu"
Jefri bisa mendengar Hasna menghela nafas. Dia lalu menyibak selimutnya lalu duduk menghadap abangnya.
Mata Hasna sembab dan penampilannya benar-benar berantakan.
"Tadi aku mergokin Fadil lagi mesra-mesraan sama cewek lain" jawab Hasna pelan sambil menundukan kepalanya.
"Terus gimana?" tanya Jefri.
"Ya aku langsung marah lah, langsung aku putusin dia. Kamu kan tau kalau aku itu paling nggak suka dikhianati. Bahkan tadi aku guyur kepala ceweknya pakai air, trus Fadilnya ngejar aku buat minta maaf, cuma nggak aku kasih. Aku udah terlanjur sakit hati, abis kepergok kaya gitu, enak aja dia minta maaf trus minta balikan lagi. Katanya dia cuma khilaf, dia ngelakuin itu karna ngerasa kesepian, soalnya kan akhir-akhir ini kamu tau sendiri kalau aku sibuk" cerita Hasna panjang lebar.
"Ya udah dong kalau gitu. Itu tandanya dia emang bukan cowok yang baik buat kamu. Keputusan yang kamu ambil itu bener kok, karna ini bukan pertama kalinya dia ngelakuin itu. Dulu kamu udah ngasih dia kesempatan dan dia malah ngulangin hal yang sama lagi. Berarti emang kamu itu nggak cocok sama dia. Lagipula aku nggak setuju kalau kamu terus sama dia di saat dia memperlakukan kamu seperti itu. Kamu dilahirin bukan buat disakiti terus-terusan. Kamu juga berhak bahagia sama laki-laki yang tepat" ujar Jefri.
"Tapi aku masih sayang banget sama dia. Kamu kan tau kalau aku kenal sama Fadil itu udah lama. Bisa dibilang Fadil itu selalu ada di samping aku. Sedikit nggak rela aja gitu, tapi aku nggak mau disakitin lagi" jawab Hasna.
Dia yang tadinya sudah berhenti menangis, menangis lagi. Jefri memeluk adiknya erat, lalu berkata, "Nanti juga bakalan ada kok cowok yang selalu ada di samping kamu tanpa harus menyakiti kamu. Kamu harus percaya itu. Karna setiap orang punya hak buat bahagia, cuma mungkin emang belum waktunya aja buat kamu" ujar Jefri sambil menepuk-nepuk punggung saudara kembarnya.
"Jadi... " Jefri melepaskan pelukannya, "jangan nangis lagi. Buat apa kamu nangis karna satu orang di saat di luar sana masih ada ratusan, jutaan bahkan milyaran orang yang siap membuat kamu tersenyum. Kalaupun nanti nggak ada orang yang bisa membuat kamu tersenyum, kamu harus ingat kalau masih ada satu orang yang akan selalu membuat kamu tersenyum" ujar Jefri sambil menghapus air mata Hasna.
"Dan orang itu adalah aku, saudara kembar kamu"
Hasna mengulum senyumnya, dia memeluk Jefri lagi, lalu berkata, "Makasih, Jefri"
Let's Meet
ASTRO's Jinjin & Cherry Bullet's Haeyoon
Spesial buat kak nanoko_