Sebagai anak pertama, Sheryl terbiasa sabar dan mengalah dalam menghadapi adik-adiknya yang sering meributkan masalah sepele.
Tapi tidak ketika badan Sheryl capek ditambah kondisi rumah yang berantakan.
Apalagi setelah dia melihat Adam sedang bermain game di kamar bersama teman-temanya juga Sheina yang sedang sibuk mengerjakan PR-nya.
Mungkin Sheryl tidak terlalu marah kalau rumahnya saja yang berantakan, setidaknya dia masih bisa membersihkannya nanti setelah istirahat.
Tapi setelah dia tau televisi, lampu, dan kipas angin di ruang tamu menyala padahal tidak ada orang, Sheryl benar-benar marah.
Memangnya listrik bayarnya tidak pakai uang???
Tanpa pikir panjang, Sheryl langsung berteriak memanggil Sheina dan Adam.
"Apaan sih kak? Aku kan lagi sibuk belajar. Ganggu tau" ujar Sheina kesal. Sheina ini memang paling benci diganggu kalau lagi fokus belajar.
"Ini siapa yang tadi nyalain lampu, TV, sama kipasnya hah??? Yang makan snack sama minum jus trus nggak dibalikin ke dapur padahal udah habis siapa???" tanyanya emosi.
"Tadi yang bikin kak Sheina kak" jawab Adam membuat Sheina melotot.
"Lah tadi kan kamu yang minta tolong kakak buat bikinin jus sama keluarin camilan buat temen-temen kamu?! Harusnya kamu dong yang beresin bukan kakak" ujar Sheina tidak terima.
"Tapi tadi kan aku udah bilang sama kakak kalau aku mau main game sama temen-temen buat ngilangin stress abis ulangan berhari-hari" ujar Adam, "Trus kalau masalah TV kan tadi kakak masih di sini, katanya masih mau nonton tadi, jadi ya udah nggak aku matiin"
Sheina menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar, "yang bilang masih mau nonton itu siapa Adam? Tadi tuh kakak bilang matiin aja soalnya kakak mau belajar buat ujian. Makanya kalau ada orang ngomong itu didengerin, jangan ditinggal ngobrol sama yang lain. Kamu juga harus belajar bertanggungjawab dong, kan ini tadi yang minta tolong kamu, harusnya kalau udah selesai itu diberesin dulu baru main, jangan main tinggal aja" Sheina masih tetap teguh pada pendiriannya.
"Lah kok jadi nyalahin Adam?!"ujar Adam tidak terima
"Ya emang kamu yang salah"
"Ya nggak bisa gitu dong. Kakak kan tadi ikut makan sama minum juga, berarti kakak juga punya tanggung jawab buat beresin dong?!" Adam tetap tidak mau mengalah.
"Ya tapi kan... "
"SHEINA ADAM STOP!!!" teriak Sheryl membuat Adam dan Sheina berhenti beradu argumen.
"KALIAN NGGAK TAU APA KALAU KAKAK INI CAPEK HAH?! BISA NGGAK SIH NGGAK RIBUT DULU!! "
Teman-teman Adam yang tadinya masih di sana langsung pamit pulang semuanya gara-gara mendengar teriakan Sheryl.
"Kakak itu nggak marah sama kalian. Kakak itu cuma minta tolong sama kalian buat lebih bertanggungjawab. Kalian ini udah gede loh. Harusnya kalian tau dong kapan harus melakukan sesuatu tanpa disuruh? Terlepas dari siapa yang minta tolong dan siapa yang makan snacknya, kalau kalian liat tv masih nyala tapi nggak ada orangnya, trus ngeliat kondisi ruang tamu yang berantakan gara-gara sisa makanan ya harusnya langsung kalian bersihin. Kalau abis make apapun itu ya dibalikin lagi ke tempat semula. Nyuci gelas sama piring kotor segitu aja nggak butuh waktu seharian kan? Masa sih cuma nyuci bentar aja nggak bisa sesibuk apapun kalian?" tanya Sheryl emosi.
"Tolong lah ngertiin kakak, kakak tuh capek. Kalau nggak lagi capek kapan sih kakak minta tolong sama kalian selagi kakak bisa ngelakuin semuanya sendiri? Pernah nggak kira-kira?"