Adik yang Tersayang

450 26 8
                                    

Mega berjalan mengendap-endap ketika melihat kakaknya, Laksana yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil tersenyum dan menatap ponselnya fokus.

Sepertinya, dia lagi chattingan sama seseorang yang spesial.

Mega yang penasaran semakin berjalan mendekati kakaknya dengan langkah yang sangat pelan.

Perlahan dia mengintip layar ponsel kakaknya lalu berseru, "Cieee lagi chattingan sama gebetan nih yeee, asyik bener" serunya tepat di telingan Laksana membuat cowok itu kelabakan dan kaget.

"Ngagetin anjir! siapa coba yang chattingan sama gebetan? Ngawur aja" bantah Laksana.

"Lha itu tadi apa ada lope-lopenya?" ujar Mega keukeuh

"Dih, ngarang. Mana ada. Orang sama temen doang kok" Laksana membantah lagi, "Lagian siapa yang ngajarin kamu diem-diem ngintip chattingan orang, nggak sopan ngerti nggak?" Laksana menyentil dahi Mega membuat Mega mendelik dan mengerucutkan bibirnya

"Siapa yang ngintip? Orang keliatan tadi, wlee" Mega menjulurkan lidahnya

"Ngajak berantem nih bocah. Minta diketekin ya" ancam Laksana balik.

"Dih, ogah. Ketek abang kan bau"

"Yeu siapa yang bilang? Ketek Wangi kaya gini dibilang bau. Nih cobain"

Laksana lalu menarik kepala adiknya dan menjepitnya di antara lengan dan ketiaknya membuat Mega meronta-ronta.

"BAU ANJIR LEPASIN NGGAK?!!" ujar Mega geram sambil terus berusaha.

"Nggak bakal sebelum kamu bilang ketek abang wangi" ujar Laksana sambil mengeratkan jepitannya.

"Iya, iya, oke ketek abang wangi" ujar Mega akhirnya membuat Laksana tersenyum puas.

"Nah gitu dong" Laksana melepaskan jepitannya membuat Mega langsung menghirup nafas sebanyak-banyaknya.

"Bar-bar bener sih bang adek sendiri diketekin? Tega" ujar Mega setelah dirasa dia cukup mengambil nafasnya.

"Makanya jangan ngelawan sama orang tua"

Mega cuma memutar bola matanya malas.

"Oh ya bang, Bunda tadi telfon katanya Sari mau nginep di sini selama tiga hari ada project gitu di deket sini, jadi daripada ngekos trus cuma tiga hari doang, dia mau nginep disini aja" ujar Mega

"Sumpah?" tanya Laksana antusias.

Dari sekian banyak sepupu yang mereka miliki, Laksana ini memang paling dekat dengan Sari, meskipun Sari ini anaknya cuek.

Kadang Mega iri soalnya abangnya bisa bersikap begitu manis sama Sari. Beda kalau sama dia, ngajak berantem terus bawaannya. Sampai dia itu heran, adik kandung abangnya ini Sari atau dia?

"Iya. Makanya kita bunda nyuruh kita buat beres-beres kamar tamu biar dia tidur di sana. Abang tau lah aku ini nggak suka berbagi tempat tidur"

Laksana mengangguk paham. "Ya udah sana beresin" perintahnya tiba-tiba

"Ya abang juga lah, kan tadi aku bilang bunda nyuruh kita gimana sih?!" Mega mulai emosi.

"Ya kamu duluan sana, ntar abang nyusul"

"Ck, bener lho ya. Awas kalau nggak itu koleksi album kesukaan abang bakal aku bakar semuanya"ancam Mega mewanti-wanti

"Iya"

Mega pun berjalan menuju kamar tamu di lantai dua.

Lima belas menit berlalu, Laksana nggak juga muncul membuat Mega kesal.

"BANG, BURUAN" teriaknya.

"Iya astaga!!! Set dah berisik amat punya adek satu, nasib buruk emang" gerutu Laksana.

"AKU DENGER YA" teriak Mega membuat Laksana geleng-geleng kepala.




Selama tiga hari di rumah Laksana dan Mega, Sari benar-benar mencuri perhatian abangnya.

Sampai kemana-mana sama Sari, ngobrol sama Sari, ketawa-ketawa sama Sari. Pokoknya Sari, Sari dan Sari.

Mega sampai muak. Makanya semenjak ada Sari, Mega memilh mengungsi di sekretariat UKM, atau dirumah temen. Pulang kalau udah malem.

Mega baru betah di rumah lagi setelah Sari pulang ke rumahnya. Dan itu langsung dia manfaatin buat nongkrong di depan televisi sambil ngemil keripik kentang yang baru dia beli semalam.

"Bahagia bener kayaknya udah nggak ada Sari?" tanya Laksana yang baru balik dari kantor.

"Emang"

Laksana geleng-geleng kepala sambil duduk di sofa.

"Padahal Sari anaknya asyik loh" ujar Laksana sambil menggulung kemejanya sampai siku.

"Sama abang doang kali, sama aku mah enggak" Mega berkomentar.

"Kalau abang mau sama Sari terus ya sana pindah aja ke rumah budhe, aku mah nggak apa-apa di rumah sendiri toh selama ini ada abang atau nggak sama aja. Abang kan sibuk kerja" ujar Mega sambil tetap memfokuskan perhatiannya pada layar televisi di depannya. Tapi Laksana tau, adeknya ini lagi serius.

Dia tertawa pelan lalu berkata, "Kamu cemburu ya? Hayo ngaku" ledeknya sambil menoel-noel bahu adiknya

"Dih siapa yang cemburu? Pede" bantah Mega.

"Ya terserah sih" ujar Laksana, "Tapi ada satu hal yang harus kamu tau, mau kamu cemburu atau enggak, kalau disuruh milih Sari atau kamu, abang tetap milih kamu. Tau nggak alasannya apa?" Mega berbalik menatap Laksana bingung

"Apa emangnya?" tanyanya penasaran

"Karna kamu satu-satunya adik kandung abang yang paling abang sayang"

Mereka saling bertatapan selama beberapa detik sebelum akhirnya Mega berseru.

"Apaan?!! Ngomong nih sama bantal! Nih nih" seru Mega sambil memukul-mukulkan bantal miliknya pada tubuh Laksana membuat Laksana meminta ampun dan tertawa terbahak-bahak.


Let's Meet

Let's Meet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siblings Goals °k-idolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang