"KAK DARA" teriakan Dodo yang kencang itu berhasil membuat konsentrasi Dion yang sedang membuat lagu langsung buyar seketika.
Dia lalu menatap adiknya yang baru pulang sekolah marah meskipun jatuhnya tetep ganteng dan nggak nyeremin
"Lu apa-apaan sih dek masuk rumah bukannya salam dulu malah heboh manggilin kak dara" ujarnya kesal.
"Ini tuh aku bawa info penting banget kak soalnya. Soal masa depan kak Dara" jawab Dodo masih dengan hebohnya.
"Masa depan apaan???? Buang ingus aja belum becus sok-sokan ngomongin masa depan. Masa depannya kak Dara lagi. Masa depan lo aja belum jelas nanti bakal kaya apa" cibir Dion membuat Dodo cemberut.
"Yon udah deh nggak usah ngeledek adek mlulu, kebiasaan tau nggak"
Ucapan Dara yang baru keluar dari kamarnya membuat si bungsu dari tiga bersaudara itu tersenyum lebar.
"Emang cuma kak Dara yang sayang sama Dodo" ujar Dodo sebelum menjulurkan lidahnya pada si kakak nomor dua.
"Siapa bilang gue gak sayang sama lo??? Kalau gue gak sayang udah gue balikin lo ke perut mama dari dulu"
"Emang bisa" ujar Dodo dengan nada menantang
"Heh udah-udah. Tadi katanya kamu punya info penting buat kakak, apaan tuh?"
"Eh iya lupa" Dodo menepuk jidatnya, "Itu loh kak hari ini kan Dodo udah resmi jadi murid kelas satu SMA, nah ternyata Dodo tuh sekelas sama temen lama Dodo namanya Dania. Anaknya asik kak diajak ngobrol. Awalnya cuma ngobrolin hal biasa sampai akhirnya dia cerita soal pamannya, namanya Candra" celoteh Dodo
"Huum terus hubungan sama kakak apa?"
"Lah dengerin dulu, Dodo belum selesai cerita" ujar Dodo sedikit kesal
"Gak usah didengerin kak" ujar Dion yang masih fokus dengan aplikasi pembuat lagunya cuek
"Gue gak ngomong sama lo ya"
"Dibilangin gak boleh ngomong pake gue lo!! " ujar Dara marah.
"Ini nih kak Dion nyebelin" ujar Dodo sambil menyikut lengan kakak keduanya.
Jadi posisinya memang Dodo duduk di sofa diantara kedua kakaknya.
"Trus tadi gimana? Lupa kan mau nyelesaiin ceritanya"
"Oh itu, ternyata pamannya tuh seusia kakak lulusan SMA Biru juga"
Dara berkerut kening, "masa sih? Kok kakak gak inget"
"Ih iya kakak, orang pamannya Dania itu kenal sama kakak. Akrab malah"
Dara lalu berusaha mengulang memorinya 13 tahun yang lalu, tepat pada saat dia mengenyam pendidikan di bangku SMA.
"Namanya siapa tadi? Candra? Kayaknya gak ada deh temen kakak yang namanya Candra. Emang ada dek tapi kakak gak merasa kenal apalagi kenal akrab, kalau Candra-nya itu cewek baru kakak kenal"
Dodo menepukkan kedua tangannya,"oalah iya kak, yang Candra itu tantenya"
"Nah kan. Kalau Candra perempuan kakak kenal, banget malah orang dia itu gimana ya istilahnya temen satu gengnya kakak. Temen deket kakak itu dulu ada dua, ada Candra sama Liona. Sampai sekarang pun kakak masih suka tukeran kabar sama mereka. Trus gimana?"
"Nah itu kak, kata Dania dia masih punya satu paman dan pamannya itu belum menikah sampai sekarang"
Dion yang tadinya cuek jadi sedikit memperhatikan arah pembicaraan sang adik.
"Kakak laki-lakinya temen kakak bukan?" tanya Dara
"Iya kali ya"
Dara lalu kembali memutar ulang ingatannya, lebih tepatnya ke ingatan tentang keluarga besar Candra karna dulu dia sempat berberapa kali menginap di sana.