"Bang, kak Bia belum pulang ya bang?"
"Belum" jawab Keenan cuek karna masih fokus sama ponselnya.
"Oh" sahut Jevin singkat.
"Mau kemana kamu? Kok rapi gitu?" Keenan menatap Jevin menyelidik membuat yang ditatap mendadak gugup.
"Mau main bang ke rumah Vano" jawab Jevin ragu-ragu.
"Apaan? Nggak ada, nggak ada" larang Keenan
"Ah elah bang bentar doang. Cuma ke rumahnya doang bang sumpah, nggak kemana-mana. Boleh ya?" Jevin menatap Keenan penuh harap
"Nggak bisa Jevin. Minggu depan kamu ujian. Belajar sana" ujar Keenan penuh penekanan.
"Bentaaar doang" pinta Jevin lagi yang sepertinya belum menyerah.
"Nggak boleh"
Jevin hanya menghela nafas sebelum berjalan lesu kembali ke kamarnya.
Di saat itulah ada suara motor yang memasuki halaman rumah mereka. Keenan mengerutkan keningnya karna setau dia Bianca nggak bawa motor tadi. Kalaupun bawa, itu bukan suara motornya Bianca.
"Siapa sih?"
Keenan yang penasaran mengintip lewat jendela rumahnya. Dapat dia lihat Bianca turun dari motor cowok yang penampilannya sama sekali nggak ia suka.
Keenan pun membuka pintu rumahnya.
"Bianca" panggilnya membuat atensi dua sejoli itu teralihkan padanya.
"Eh abang" ujar Bianca pelan mendadak gugup.
"Itu abang gue, Keenan" bisik Bianca ke cowok yang saat ini di sampingnya.
"Oh" seru cowok itu, "Selamat sore bang, saya Hendry, teman kuliahnya Bia" ujar Hendry sambil mengulurkan tangannya.
Keenan hanya menatapnya datar lalu berkata, "Masuk kamu Bia, dicariin Mama" ujar Keenan tanpa mempedulikan Hendry sebelum kembali masuk ke dalam rumah, meninggalkan Hendry yang masih speechless.
"Duh, maaf ya Hen, abang gue emang gitu" ujar Bianca penuh rasa bersalah.
"It's okay, udah biasa kok" jawab Hendry sambil tersenyum manis, "kalau gitu aku pulang dulu ya, abang kamu udah ngeliatin terus dari tadi"
Bianca mengalihkan pandangannya ke arah pandang Hendry dan memang benar abangnya sedang duduk di sofa yang paling dekat dengan pintu rumah sambil mengawasi mereka. Bianca meniup poninya kesal.
"Ya udah deh. Sampai ketemu besok senin di kampus. Makasih ya tumpangannya" ujar Bianca akhirnya
"Oke. Pulang dulu ya"
Sebelum pergi, Hendry sempat tersenyum pada Keenan tapi sayangnya Keenan hanya melengos begitu saja.
"Semuanya makan dulu, makanan udah siap" ujar Tiffany pada anak-anaknya.
Ketiga anaknyapun langsung berkumpul di ruang makan tanpa menunggu waktu lama.
Yang satu asyik main hape, satunya lagi masih muka bantal, yang satunya lagi masih pakai roll di rambutnya.
"Adek bangun dulu, sarapan dulu trus abis itu kalau mau lanjut tidur silahkan"
Jevin mengangkat kepalanya malas lalu menguap lebar.
"Udah selesai belajarnya?" tanya Keenan.
"Udah" jawab Jevin malas setengah menguap.
Keenan mengangguk paham, atensinya lalu teralih pada Bianca yang fokus mengoleskan selai strawberry ke rotinya.