Hari - hari telah usai dilewati dgn berbagai tantangan, kini kelas XII akan menghadapi soal yang begitu rumit bagi siswa yang tak terlalu pintar, berbeda dengan Ali, ia sngat santai dgn datangnya ujian, ia tak khawatir seperti siswa lain termasuk sahabatnya, bahkan ia diberi pesan oleh sahabatnya utk menconteki dirinya, ujian nasional yang dilakukan selama empat hari membuat Ali juga frustasi, kenapa? Karna seminggu sebelum ujian hari ini ia tidak boleh menemui kekasihnya, ia tidak boleh mengabarinya dan hanya bisa bertemu di sekolah meskipun itu juga jarang, ia tak sanggup melewati ujian cinta seperti ini, tetapi hatinya kini mulai lega, ujian akan diadakan beberapa menit lagi dan seiring berjalannya waktu ujian nasional itu pun akan selesai dan pastinya ia bebas utk menemui gadisnya itu
"siap ujian lo?" tanya Rey kpd Gava lebih tepatnya meledek
"bacod" jawab Gava kesal tanpa menatap Rey dan hanya membolak balikkan buku dihadapannya, ia ingin lebih fokus dalam belajarnya karna ujian tinggal menghitung jam
"aelah, fokusnya kok sekarang, dulu - dulunya kemana? Beberapa menit ujian lo masih aja bolak balikin buku, emng udah nempel ke otak lo" ucap Rey yang duduk disebelah Gava
"hustt, berisik banget sih lo, Ali mana?" tanya Gava yang sekarang menghiraukan bukunya dan menatap Rey
"au, blm dateng mungkin, mampir dulu ke kantin kali atau gak ya ngapelin si Prilly" jawab Rey
Gava beroh ria dan menganggukan kepalanya yang tandanya ia mengerti dan tiba - tiba Ali datang melempar ranselnya dihadapan Gava dan mengenai wajahnya, Gava tersontak kaget dgn perlakuan Ali
"anying" ucap Gava kesal dan menatap tajam Ali, dgn santainya Ali menghampiri kedua sahabatnya dan bergabung bersama mereka
"eits, sorry bro, jgn marah - marah dong, ntar nilai lo jelek lho, mau?" jawab Ali terkekeh menghindari jitakan dari Gava
"buseh doa lo jelek amat Li" timpal Rey yang ikut tertawa
"aw, dedek takut nilainya jelek bang ntar dimarahin mami papi lagi" jawab Gava alay
"jijik gue" ucap Ali
"lo dapet kelas mana Li?" tanya Rey
"kelas XII-IPA1, lo kelas mana?" tanyanya balik
"XII-IPA4" jawab Gava
"gue mah XII-IPA5, sama kayak doi lo, kan abjad namanya deket sama gue, haha" timpal Rey tersenyum bahagia
"awas lo macem2 sama cewek gue, gue tendang lo" peringatan dari Ali
"slow bro slow, gue pasti jagain Prilly buat lo kali, gak mungkin gue nikung lo" jawab Rey santai
Mereka menghadapi ujian nasional yang akan dilalui beberapa menit lagi tanpa beban, bahkan mereka tak memikirkan siapakah pengawas ujiannya nanti, bagaimana mengerjakannya? Karna semua siswa yakin bahwa selama ujian nasional berlangsung mereka semua tak bisa mencuri - curi pandang jawaban dari temannya
*******
"Prilley" teriak Bella yang baru saja datang ke kelasnya dan melihat Prilly fokus membaca buku dibangkunya
"hm" jawab Prilly berdehem tanpa melirik kearah Bella
"lo masuk kelas mana?" tanya Bella
"XII-IPA5" jawabnya singkat dan lagi lagi masih fokus terhadap bukunya
"lo gak nanya gitu gue masuk kelas mana?" ucap Bella menatap kesal sahabatnya itu
"mana?" tanya Prilly
"XII-IPA1" jawab Bella semangat
Prilly hanya beroh ria tanpa menatap Bella, nggak tau ekspresi Bella sekarang bagaimana menghadapi sahabatnya yang pinternya juga udah akut, sering bolos pelajaran tapi masih pinter aja. batinnya
"gue sekelas sama pacar lo" sambungnya dan hanya dijawab 'oh' dgn membenarkan kacamatanya yang melorot
"Prilly ih, jgn fokus - fokus napa? Lo itu udah pinter, gak usah belajar deh" ucap Bella dan kini mata Prilly beralih kpd Bella dan menatapnya datar, ia juga menutup bukunya yang tadi ia baca
"paan sih, masih pagi juga udah ngomel - ngomel, santai bgt lo abis ini ujian dodol" jawab Prilly kesal
"hai Prill" sapa cowok yang tiba - tiba datang ke bangku miliknya dan Bella, ia tersontak kaget dan sempat bertatap - tatapan dgn Bella
"ngapain lo" jawab Prilly ketus
"jgn marah - marah dong, masih pagi ntar jelek lagi" ucap cowok itu
"kalau gak ada keperluan sama gue, mending lo keluar" jawab Prilly dgn nada tinggi, ia sangat kesal kpd cowok dihadaannya sekarang ini
"eits, gue ada keperluan kok sama lo, gue cuma kangen aja sama lo, itu keperluan gue, makanya gue kesini mau liat wajah lo" ucapnya, emosi Prilly tak tertahan lagi, ia tdk suka dgn kehadirannya, ia takut jika Ali melihatnya bersama cowok lain, padahal Prilly tdk memperbolehkan Ali bertemu dirinya, tapi mengapa kini dia bertemu laki - laki lain, ini merasa tidak adil bagi dirinya dan Ali
Cup
Cowo itu berhasil membuat Prilly sangat marah, ia mencium kening Prilly dgn tiba - tiba yang membuat Prilly dan Bella melongo karna kaget, cowok itu memang benar - benar keterlaluanPlakk
Tamparan keras mendarat ke pipi cowok itu, Prilly yang sedari tadi hanya duduk dibangkunya ia segera berdiri dihadapan cowok itu dan menamparnya, Bella yang melihat kejadian itu juga ikut berdiri
"brengsek, mungkin itu kata - kata yang pantas buat lo, bahkan lebih dari kata itu, sekarang mending lo keluar, kalau gak paham dgn kata - kata halus gue, apa perlu lo gue tendang?" jawab Prilly nadanya semakin meninggi, semua yang berada di kelas itu langsung menatap kearah Prilly, kini mereka menjadi tontonan semuanya
"gue bakal balik buat lo dan ngerebut lo dari Ali" ucap cowok itu sembari memegang pipinya yang terkena tampar Prilly
"jangan mimpi, crazy" jawab Prilly menatap tajam cowok yang ia benci, pagi - pagi begini ada saja orang yang membuat darah tinggi, Prilly dan Bella segera duduk kembali
"Alex bener - bener gila" ucap Bella dgn mengelus pundak Prilly yang masih naik turun karna emosi
"Bell gue khianatin Ali," jawab Prilly menghadap Bella dgn tatapan sendu dan tiba - tiba air matanya jatuh
"hustt, Prill ini semua bukan salah lo, lo gak khianatin dia, jgn merasa bersalah Prill, gue yakin seyakin yakinnya ini semua bukan salah lo" ucap Bella memeluk sahabatnya itu
"baby? " sapa cowok yang menghampiri Prilly, ia sangat tau betul suara itu, suara itu sudah sangat familiar ditelinganya, siapa lagi yang menciptakan bau maskulin wangi yang membuat Prilly sangat rindu dengan bau itu dan yang membuat jantungnya berdetak kencang
"Alii" jawab Prilly tanpa mendongakkan kepalanya dan langsung memeluk erat tubuh Ali dan menyembunyikan kepalanya kepada dadanya
"hey, why baby? Why you cry?" tanya Ali yang tersontak kaget mendapat perlakuan Prilly yang tiba - tiba memeluknya dan menangis membasahi bajunya
"I'am sorry Ali" ucap Prilly yang masih dengan tangisannya
"why baby? I don't know what you mean, really I don't know" jawab Ali mengelus puncak kepala Prilly, Ali menatap Bella yang menaikkan satu alisnya menandakan ia bertanya kpd Bella, ada apa dengan gadisnya ini dan Bella haya mengangkat bahunya menandakan ia tak mengerti, sebenarnya Bella mengerti masalh Prilly sekarang ini, tapi ia hanya ingin biarlah Prilly yang berbicara kpd Ali, dgn cara Prilly berbicara dari hati ke hati bersama Ali, Bella yakin Prilly bisa meredakan emosi Ali jika tau cerita sebenarnya
"udah deh ah, jangan nangis, aku kasih kamu waktu buat cerita semuanya sama aku, abis ini ujian, jangan sampai masalah kamu biin kamu ngeblank saat ujian, buang dulu masalah kamu okey?" sambungnya dan dijawab anggukan oleh Prilly, Ali mencium puncak kepala Prilly dan mengelus punggung gadisnya itu, ia tak ingin melihat gadisnya itu menangis, jika Prilly menangis ia bahkan lebih sakit.
*******
Sweet bnget sih Ali:)
Ululu jangan nangis dong Prill, udah ada baby nya tuh, tenang ya abis ini ujian, ntaran kalau abis ujian ceritain deh, haha:))
TINGGALKAN VOTE KALIAN:)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TRUE LOVE
Ficção AdolescenteJika mempertahankan yang ada itu sulit, mungkin itu salah satu cara agar berusaha lebih keras.