40.TERLAMBAT

1.7K 79 0
                                    

Pertunangan dihalaman luas sudah terjadi, kini kebahagiaan Prilly harus dilewati bersama dengan Vano dan Vano akan terus mendampingi Prilly agar lupa dgn masa lalu yg kelam. Prilly mulai membuka hati utk Vano yang sudah menjadi tunangannya, perlahan - lahan ia harus bisa melupakan Ali

Dipagi hari Prilly harus buru - buru utk pergi ke rumah sakit karna harus ada pasien yg operasi sekarang juga, Prilly menuruni anak tangga dgn tergesa - gesa sehingga ia tersandung di anak tangga, tapi Prilly menghiraukan sakit yang ada dilututnya, karna perasaan Prilly kini semakin tak enak, entah kenapa? Selama ia dipanggil utk melakukan operasi oleh pihak rumah sakit ia tak tergesa itu dan tak seenak itu dgn perasaannya, hingga ia ingin sekali pergi ke rumah sakit sekarang ini, entah ada apa dgn hatinya

"sayang, hati - hati dong kalau jalan, sampai jatuh gitu, kebiasaan kalau udah buru - buru pasti jatuh" ucap Diana di ruang makan yg melihat Prilly terjatuh tadi dan Prilly hanya nyengir gak jelas karna jujur ia tak bisa menyembunyikan perasaannya mendengar pasiennya kini butuh operasi

"Prilly buru - buru mi, ada pasien Prilly yg mau di operasi, secepatnya ia butuh Prilly, doain ya ma" jawab Prilly dgn mata berkaca - kaca, entah apa yg dirasakan kini, sangat sakit

"iya hati - hati nak, mami doain biar sembuh pasien kamu" ucap Diana mencium puncak kepala Prilly dan Prilly bergegas pergi menggunakan mobil biru kesayangannya dan ia menancap gas penuh dan segera sampai di rumah sakit

***

"maaf dokter Prilly, pasien butuh dokter segera" ucap salah satu suster yg menemui Prilly baru saja masuk di lobby rumah sakit

"saya segera kesana, kamu ikut saya" jawab Prilly dgn terus melangkahkan kaki ke ruang operasi

"baik dokter" ucap suster itu dgn terus mensejajarkan langkah kaki Prilly dn menuju ruang operasi

Ruang operasi berada dilantai 3, dgn gelisah karna lift di rumah sakit sedang tidak baik, dgn sedikit berlari Prilly menaiki anak tangga menuju lantai 3 dgn nafas tak beraturan. Sebelumnya ia ke ruang pribadinya utk mengambil semua alat yg ia butuhkan disaat memeriksa dan mengoperasi pasien, dgn berlari menuju ruang operasi, disana ia melihat seorang perempuan sedang duduk dgnmenunduk dan menangis, terlihat jelas rambut yang terherai kedepan

"suster, panggil dokter Vano segera disini, saya menangani pasien dulu didalam" ucap Prilly kepada suster yang berada dibelakangnya, Prilly melangkahkan kaki utk masuk kedalam tapi pergelangan tangannya seperti ada yang mencekalnya

"dok, saya mohon sembuhkan kakak saya, saya mohon" ucap perempuan itu dgn isakan tangisnya, dgn ragu - ragu Prilly menoleh kearah perempuan yg mencekal tangannya, dipendengarannya ia hafal sangat hafal suara itu, suara yg ia rindukan, Prilly berbalik 180° kearah perempuan itu yg menunduk dihadapannya, dgn pelan Prilly meraih dagu perempuan itu agar menatap kedirinya

Degg

Terkejut, itulah hati Prilly, tak disangka perempuan dihadapannya kini adalah Lisa adik kekasihnya, Prilly tak dapat membendung air matanya lagi segera ia meraih tubuh Lisa utk ke pelukannya dan menangis memeluk Lisa

"Lisaa" ucap Prilly dgn isakan tangisnya dan dgn erat Lisa memeluk tubuh Prilly

"sayang" sapa seorang cowok yang sudah berada disamping Prilly, Prilly dan Lisa melepaskan pelukannya

"Van--Vano" jawab Prilly gugup

"ada pasien yg mau dioperasi? Yaudah ayo masuk" ajak Vano lembut dna segera meraih pergelangan tangan Prilly memasuki ruang operasi, sebelum Prilly masuk Lisa mencegahnya sebentar

"Lisa minta tolong kak, sembuhin abang didalam, Lisa mohon" ucap Lisa memohon ke Prilly

Degg

Abang? Prilly bertanya - tanya dan menghilangkan rasa negatifnya tentang Ali, mungkin yg dimaksud Lisa adalah abang sepupu, dgn tersenyum manis mengarah kepada Lisa, Prilly menenangkan pikirannya dan menenangkan hati Lisa yg mungkin sangat sedih

Prilly menganggukan kepala seraya berkata 'InsyaAllah, doakan' dan tersenyum manis kearah Lisa dgn menepuk bahu Lisa pelan

***

Prilly dan Vano memasuki ruang operasi, mereka berdua segera memaikan masker dan mendekat kearah pasien yg sedang terlentang tak berdaya diatas ranjang. Samar - samar Prilly melihat postur tubuh yg terlentang itu, dibenaknya kini masih banyak pertanyaan, siapa yg mau dioperasi? Mengapa ada Lisa diluar? Apa hubungannya dgn pasien ini? Begitu banyak pertanyaan yg ingin ia tanyakan kpd Lisa

"siap? Kalau kamu gak kuat liat darah biar aku aja yg operasi pasiennya" ucsp Vano mengelus bahu Prilly dan Prilly hanya menggelengkan kepala cepat dan segera mendekat kearah pasien yg harus ditanganinya

Degg

Hati Prilly hancur, hati Prilly terbagi menjadi kepingan luka sejak melihat pasien yg harus ditanganinya. Dia, dia Ali kekasih Prilly yg sangat ia rindukan, kini sedang terbaring lemah dan butuh tindakan secepatnya. Tak sadar Prilly meneteskan air matanya dan menutup mulutnya dgn telapak tangan meskipun ia menggunakan masker, lutut dan kakinya terasa lemas, ia tak sanggup melihat ini, kekasihnya lemah, kekasihnya butuh pertolongan. Darah yang ada disekujur tubuh Ali membuat Prilly semakin lemas, sungguh tak sanggup melihat ini dgn segera Vano mengetahui Prilly hampir terjatuh karna shock, ia meletakkan kedua tangannya dibahu Prilly yg harus Prilly menghadap Vano 90° derajat dgn tetesan air mata yg terus lolos dari pelupuk matanya

"are you okay?" tanya Vano dan Prilly menganggukan kepalanya, ia mengusap air matanya kasar dan segera mengoperasi pasien yg ia cintai, ia harus kuat menghadapi ini, ia harus kuat

Hampir 30 menit di ruang operasi, akhirnya Prilly keluar bersama dgn Vano dan suster lainnya, yang menyisakan dua suster didalam ruang operasi, suster yg kini diluar membukakan pintu ruang operasi lebar dan mendorong ranjang Ali agar keluar dari ruang operasi tersebut dan segera Ali dipindahkan keruang UGD karna dirinya koma

"kak Prilly" teriak Lisa yg tadinya duduk segera berdiri menghampiri Prilly dan langsung memeluknya, Vano yg melihat kejadian ini ia tersenyum sangat manis dan Prilly segera membalas pelukan Lisa yg sedang manangis dipelukannya

Prilly membuka masker yg sedari tadi menutupi hidung dan mulutnya, ia tersenyum kearah Lisa, "gak papa, jangan nangis ya, mungkin kini dia koma tapi doain aja semoga semua baik - baik aja" ucap Prilly lembut mengelus rambut Lisa sambil memeluknya

Vano sudah tau karna Prilly menceritakannya tadi, jika pasien itu adalah Ali dan Vano sangat senang karna Prilly bertemu Ali meskipun keadaan Ali tak memungkinkan, ia lega rasa rindu Prilly terbalaskan dgn bertemu kekasihnya meskipun itu membuat hati Prilly sakit karna melihat kekasihnya terbaring lemah tak berdaya

"kamu samperin Ali, aku ke kantin dulu beli makan buat kamu sama adiknya Ali, aku duluan ya" pamit Vano dgn mencium kening Prilly dan Prilly hanya tersenyum kearah Vano yg sudah berlalu dari hadapannya

"hey, jangan nangis mulu dong, kan bang Ali udah berhasil di operasi, mungkin dia sekarang koma, tapi insyaAllah dia gak papa, udah ya" ucap Prilly sekarang menatap Lisa yg sedang memeluknya erat dan Lisa melepaskan pelukannya dari tubuh Prilly

"Lisa minta maaf sama kakak, Lisa minta maaf" jawab Lisa dgn isakan tangisnya dan menunduk

"gak ada yg salah, kamu gak salah, emang mungkin kamu terbawa emosi dan masih terus dendam sama auntynya kakak, kakak gak papa dek, yaudah ayo ke ruangan bang Ali" ajak Prilly dgn senyuman

***

Jangan lupa votement nya teman - teman:)

MY TRUE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang