CHAPTER 23

1.5K 84 0
                                    

Motor Ali terparkir tepat di gerbang rumah Prilly, Ali pun melihat Prilly yang sedang menunggunya, segera Ali menghampiri kekasihnya dgn menyembunyikan kesedihannya.

"Alii, lama banget sih, kamu kemana aja?" tanyanya

"maaf - maaf, macet tadi, yauda yuk naik, nih helm nya" jawab Ali dgn memaksakan senyumnya dan memberikan Prilly helm yang ada dibelakang motornya itu

"wait - wait, kamu abis nangis ya, itu mata sembab banget tau" tanya Prilly penasaran dan mengelus pipi Ali

"ha? Engg... Enggak kok, udh ah yuk naik, takut telat" jawab Ali menghindar dari pertanyaan Prilly, Prilly pun curiga dgn kekasihnya itu, tak biasanya mata Ali sesembab itu, dan ada sisn air mata dimatanya, mungkin Ali butuh menenagkan dirinya, meskipun Prilly pun tak tau apa penyebab kekasihnya seperti itu, ia rasa kekasihnya itu sngat terguncang, tetapi akn ada saatnya Prilly menanyakan hal itu lagi dgn waktu yg tepat. batinnya.

Prilly pun menuruti Ali utj tdk mempertanyakan mengapa mata Ali sesembab itu, ia memilih diam dan menaiki motor Ali. Selama perjalanan pun Ali dan Prilly memilih untuk diam, hening sampai mereka tepat berada di gerbang sekolah

"kamu masuk dlu ya, aku mau ke kelas Lisa dlu, dia izin gak masuk" ucap Ali menyuruh Prilly mendahuluinya

"emng Lisa kenapa?" tanya Prilly dgn khawatir

"gak enak badan katanya" jawab Ali dgn kebohongannya, ia sebenarnya tak mau membohongi kekasihnya tersebut, tetapi ia sangat terguncang dgn kejadian tadi pagi yang membuat emosinya meluap, akan ada saatnya dia menceritakan semuanya kpd Prilly dan sahabat2nya. batinnya.

"yaudah, aku masuk dulu ya" pamit Prilly

"iya, ati2" jawab Ali penuh sayang dan tersenyum utk menyembunyikan kesedihannya, kini Prilly berlalu dari Ali dan hanya menyisakan Ali di parkiran, dgn cepat Ali turun dr motornya dan mampir sejenak ke kelas Lisa utk mengizinkan adiknya tdk mengikuti pelajaran hari ini.

*******

"Prilly" teriak Bella dibangkunya yang melihat Orilly berjalan ke kelasnya dgn tatapan kosong, ntah apa yang ia pikirkan sekarang, "lo knp bie?" tanya Bella penasaran yang menarik pergelangan tangan Prilly utk duduk disebelahnya

"ha? Knp?" kini Prilly baru saja tersadar jika ia sudah berada di kelasnya dan sudah duduk di sebelah Bella

"lo kenapa Prillyndria, pagi2 udah ngelamun aja lu, ati2 kesambet jin pagi baru tau rasa lo" ucap Bella terkekeh dan heran

"gue gak tau, tadi pagi kan Ali jemput gue tuh agak telat sih, trs waktu Ali ada di depan rumah gue, gue liat dia matanya sembab tau gak Bell, gue tanya tuh ke Ali, tapi Ali mengelak, gue bingung, tapi gue penasaran" jelas Prilly dgn wajah bingungnya dan dijawab Bella dgn wajah bingung juga

"trs sekarang Ali dimana?" tanya Bella

"mau ngizinin Lisa ke kelasnya, Lisa gak masuk, gak enak badan katanya" jawab Prilly dgn entengnya sambil membuka ransel nya utk mengeluarkan bukunya

"nanti istirahat lo samperin Ali tanyain pelan2, gue ganjel bgt nih, gue gak pernah liat Ali matanya sembab, kalau wajahnya memar, kena tonjokkan, baru gue percaya" ucap Bella terkekeh dan mendapat cubitan pelan di lengan Bella dari Prilly. Kini kelas Prilly sudah dimasuki oleh guru fisikanya, mereka menyimak apa saja yang dijelaskan oleh gurunya itu.

*******

Setengah jam yang lalu sekolah telah beristirahat, dgn beramai - ramai mereka pergi ke kantin utk mengenyangkan perutnya.

"duduk sana Li bareng Prilly" ajak Gava menunjuk kearah Prilly yang kini duduk bersama Bella dan mendapat anggukan dari Ali dgn tatapan kosong seperti tadi pagi, tetapi Ali sadar kini ia berhadapan dgn kekasihnya, ia tak ingin wanita yang sangat ia cintai itu khawatir kpd dirinya

"Alii" panggil Jasmine mendekati Ali dan Ali menoleh kearah asal suara itu

"km gak papa kan? Dari tadi kok diem aja" tanya Jasmine bosa - basi

"gue males ngomong, mending lo pergi" suruh Ali dgn sedikit emosi

" tapi Li" jawab Jasmine bingung dan memegang lengan Ali, dgn cpet Ali mengibaskan tangan Jasmine yg berada di lengannya dgn kasar

"lo gak pergi sekarang, gue dgn kasar bakal narik lo keluar dr kantin, bahkan dr sekolah" ucap Ali memperingatinya dgn wajah datar dan segera Jasmine pergi dari hadapan Ali, Bella dan Prilly yang melihat kejadian itu hanya tersenyum kecil penuh kemenangan

"hay" sapa Rey kpd Bella

"hm" jawab Bella dgn hanya berdehem lalu menyeluput minumannya

"lo jgn berani2nya pacaran di depan gue, lo harus nemenin gue, sebelum Anneth dateng ke Indonesia lo gak boleh deket Bella, ngerti" ucap Gava dgn tegas, karna ia tak ingin menjadi nyamuk di dalam pasangan sahabat2nya ini. Mereka yang sedari tadi bercanda tawa ria, mata mereka segera tertuju kpd Ali yang hanya diam tanpa berbicara sedikitpun, mereka penasaran ada apa sebenarnya dgn sikap Ali akhir2 ini, tak biasanya ia murung dan banyak diam selerti ini.

"Ali, are you okay? " tanya Prilly mengelus lengan Ali yang berada diatas meja dan hanya menerima anggukan dari Ali, Prilly semakin bingung dgn tingkah Ali, mengapa Ali nya seperti ini? Bahkan tak seperti biasanya, kini Prilly menciba bertanya pelan2 tanpa menyakiti hati Ali

"kalau ada masalah jgn dipendem, ntar kamu yang sakit, kalau kamu mau cerita kita siap menjadi pendengar baik buat kamu, kalau kamu gak mau cerita emng blm waktunya km siap buat cerita" ucap Prilly tersenyum kearah Ali dan ali segera tersenyum balik kearah Prilly dan segera meraih tubuh Prilly untuk berada didekapannya, karna Ali sngat nyaman jika ia memeluk Prilly, tanpa Ali sadari air matanya jatuh dan membuat Prilly tersontak kaget, pasti ini masalah berat utk dirinya, tak biasanya Ali menangis seperti ini. batinnya

"hey, kok nangis?" tanya Prilly terpaksa melepas dekapan Ali dan menyentuh kedua pipi Ali, ia harus menenangkan Ali dgn kondisi seperti ini, "are you okay baby? " sambungnya. Sahabat yang lainnya juga ikut penasaran, mengapa Ali menjadi seperti ini?.

Ali dgn siap, mau tak mau ia harus menceritakan ini semua kpd Prilly dan sahabat yang lainnya, karna hanya mereka yang bisa menenangkan hati Ali sekarang ini. Ali pun menceritakan semuanya dgn tangis yang tak bisa ia hentikan, air mata itu terus mengalir ke pipinya, dgn hati tegar Ali menceritakan bagaimana keluarganya sekarang, mendengar perkataan Ali, Prilly pun terenyuh dan sempat mengeluarkan air matanya. Kini semua menjadi hening, merasa tak menyangka begitu sikap papa Ali kpd keluarganya, dgn rasa simpati, Prilly meraih tubuh kekar Ali utk masuk kedalam dekapannya dgn tangis yg pecah, ia merasakan apa yang Ali rasakan sekarang ini, begitu dgn sahabat2nya.

"Li, sabar ya, sekarang hanya lo harapan tante Rosa dan juga Lisa, lo harus lebih kuat dari mereka" ucap Bella menguatkan sahabat laki2nya itu

"hey baby, aku gak pernah liat kamu nangis kayak gini, gak malu apa? Udah gede juga masih nangis, udah ah, aku yakin Aliku itu kuat kok, buktiin ke aku kalau Ali bisa" semangat Prilly utk Ali dan Ali mulai kembali tersenyum.

*******

Gimana nih ceritanya?
Makin absurd ya, haha
Maaf baru mulai jd penulis wattpad:))

MY TRUE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang