Leo Dhika Maulana
☘️☘️☘️
Halo guys ketemu lagi dengan
Aaaaa yaaaaaaaa. Wkwkwk dah langsung aja. Met baca........
Leo kini sudah di depan kantor angkasa. Ia berhenti sejenak untuk melihat bangunan pencakar langit itu. Tanpa basa-basi Leo langsung masuk ke dalam dan menuju meja resepsionis.
"Permisi, saya mau ketemu sama pak Angkasa" kataku pada wanita cantik yang sepertinya seorang resepsionis. Ia memandang ku sambil memasang senyum palsu dan aku tau itu senyum mengejek.
"Maaf apa Ade sudah punya janji ?" Tanya resepsionis itu. Leo hanya menggeleng, memang benar Leo belum bilang akan kemari.
"Kalau Ade belum ada janji, sebaiknya Ade pergi"
"Ta..tapi saya ingin bertemu dengan pak Angkasa segera. Bilang saja ada Leo mencarinya"
"Maaf de ini sudah prosedur perusahaan"
Leo kesal moodnya tambah ancur. Langsung saja ia merogoh saku piamanya dan mengeluarkan benda pipih itu, langsung saja Leo mengetik nomor yang sudah ia hafal di luar kepala. Terdengar nada tersambung disana.
"Hal-"
"Kebawah sekarang, Leo tunggu."
"Maaf de kakak ada meeting. Udah dulu yah nanti kakak telfon lagi."
"Tap-"
Tut. Tut.tut..
Leo mengendus kesal. Langsung saja ia pergi meninggalkan bangunan megah itu dan berjalan di trotoar entah kemana. Leo tidak peduli.
☘️☘️☘️
Angkasa langsung duduk di kursi kebesarannya. Ia tampak lelah, selama meeting tadi ada yang mengganggu pikirannya. Ah ya, angkasa baru ingat tadi Leo menelponnya. Langsung saja angkasa menelfon balik sekedar memastikan bahwa anak itu baik-baik saja. Namun nihil. Angkasa sudah beberapa kali mencoba namun tidak ada yang menjawab bahkan pesan-pesan nya pun belum dibaca. Angkasa mulai kalut ia berlari tergesa-gesa menuju resepsionis.
"Apa kalian tadi melihat anak kecil datang ke sini ? "Tanya angkasa Begitu sampai di meja resepsionis.
"Ah, ya. Tadi ada anak laki-laki yang datang kesini dan meminta bertemu Anda tapi dia belum mempunyai janji, jadi saya tidak bisa berbuat banyak karna ini sudah peraturan"jelas resepsionis itu.
"Akh, dia memberi tahu namanya?" Tanya angkasa memastikan. Semoga saja anak yang tadi datang kesini bukan Leo. Jika itu Leo habislah ia. Resepsionis itu tampak berfikir sejenak seolah mengingat.
"Ah, kalau tidak salah namanya Leo "
Sudah. Angkasa dalam bahaya sekarang.
☘️☘️☘️
Leo terduduk di sebuah taman ia hanya memandu langit biru dengan pandangan kosong. Netranya menatap ke sekeliling hingga mata itu tertuju pada dua sosok yang tengah bersiap mesra. Satu diantaranya sangat Leo kenali. Ingin sekali Leo mencoba bahwa apa yang ia lihat itu bohong tapi itu hanya sebuah angan semata.
Itu ayahnya. Maunalan. Sosok yang tengah bersuap-suapan dengan wanita yang nampak asing di matanya. Leo memerat piamanya, matanya tajam dan berkaca-kaca, senyum sinis terukir di bibir tipisnya.
Sekarang ia tahu, ia bukan siapa-siapa. Leo melangkahkan kakinya menjauh dari adegan yang menurutnya horor. Kini hanya satu tempat tujuannya.
☘️☘️☘️
Matahari sudah terbenam, digantikan bulan yang bersinar kalem. Terlihat beberapa lelaki yang tengah mondar-mandir di ruang tengah menunggu seseorang datang.
"Akh sial, dek Lo kemana sih " angkasa berteriak kesal. Semuanya kalut dan merasa bersalah.
Hingga suara pintu mengalihkan perhatian mereka. Terlihat ayahnya pulang dengan membawa seorang wanita angis ke rumah. Sungguh mengundang tanda tanya.
"Dia siapa ayah" itu Galang yang berbicara, ia memang tak suka basa-basi berbeda dengan ke empat saudara nya.
"Oh iya ayah sampai lupa. Kenalin ini Dinda dia teman ayah dan dia akan menjadi bunda baru kalian. "
Mereka semua menengang. Bagaimana mungkin ayahnya bisa secepat itu mendapatkan pengganti bundanya. Padahal bundanya belum lama pergi. Entah apa yang terjadi jika adiknya itu mengetahui ini semua ia pasti sangat marah.
Plak
Leo terkejut pipinya terasa panas dan entah mengapa airmana nya sudah mengumpul di pelupuk matanya. Leo mengangkat wajahnya, disana ia bisa lihat ayahnya dengan amarah dan abangnya yang menatapnya dengan sinis, kecewa, namun juga khawatir.
"Dari mana saja kamu, sudah lupa kalo kamu punya rumah" sentak Maulana. Leo diam, dan setelahnya ia berlari ke arah kamar tanpa mempedulikan teriakan ayahnya.
Leo menutup pintunya lalu menguncinya. Ia meluruhkan tubuhnya di lantai yang dingin lebih tepatnya kamar mandi. Ia menyalakan kran air supaya mereka tau kalau ia sedang mandi dan tidak ingin di ganggu. Padahal sebenarnya itu hanya alibi untuk menutupi semu kesedihan.
Leo mulai menangis sesekali menjambak rambutnya sendiri dan berteriak tertahan. Sungguh lirih siapa saja yang melihatnya. Leo akan seperti itu sampai-sampai ia terlelap tidur dengan kran air yang menyala. Membuat air itu meluap dan banjir hingga membasahi tubuh yang hanya berbalut piama.
Hingga seseorang datang dengan wajah panik dan langsung menggendong adiknya itu menuju ranjangnya.
"Bang Sam" teriak orang itu yang tak lain adalah Galang. Setelah berdebat dengan ayahnya. Galang langsung menuju kamar Leo dan berusaha mendobrak nya. Ketika ia sudah berhasil mendobrak nya matanya menyelidik ke sekeliling kamar. Kosong, lalu tatapannya tertuju pada kamar mandi yang menyala. Awalnya Galang kira Leo tengah mandi namun sudah 15 menit berlalu Leo tidak keluar. Galang sangat tau kalau Leo itu benci mandi lama-lama jadi sepertinya 10 menit adalah waktu terlama nya.
Galang mulai diliputi rasa khawatir. Ia mencoba memanggil nama Leo namun tidak disahutnya. Galang mulai menggedor kamar mandi nya. Tapi sepertinya keberuntungan memihak padanya. Kamar mandinya tidak terkunci. Sepertinya Leo lupa menguncinya.
Betapa terkejutnya Galang melihat adiknya tengah duduk dengan mata terpejam dan air yang terus mengalir dari keran mulai membanjiri area kamar mandi. Tanpa basa-basi Galang langsung mengangkat tubuh adiknya itu. Dingin. Itu yang Galang rasakan saat tak sengaja menyentuh kulit adiknya.
Langsung saja ia memanggil abangnya yang kebetulan baru pulang dari rumah sakit karna pasien nya yang lumayan banyak.
Tbc.........
Gak tau mau ngomong apa....
Bye bye😙

KAMU SEDANG MEMBACA
LEO
Teen FictionHai, selamat datang di kehidupan Leo. Kehidupan yang ringan dan santai. Sediakan secangkir kopi atau teh untuk menemani mu membaca kisah ini