19. Gempa

1.3K 96 11
                                    

"Wah wah om gak nyangka, kalo-"

Ucapan Maulana dan candaan mereka berhenti. Ketika melihat air dalam gelas bergerak begitu juga dengan gelasnya. Kursi yang mereka duduki juga itu bergetar. Sontak mereka langsung keluar menyelamatkan diri.

Sudah banyak juga orang-orang yang berdesak-desakan, teriakan dan tangisan anak-anak. Maulana tidak menyadari ada sesuatu yang kurang. Ia masih panik.

"Leo" teriak Galang. Lalu berlari berbalik arah. Mereka terdiam seolah menyadari apa yang hilang. Sontak saja mereka langsung lari kesetanan menuju toilet restoran yang tadi mereka kunjungi. Dan berdoa semoga leo baik-baik saja.

☘️☘️☘️

"Hiksss, ayahhh, ab...banghhhh" tangis leo ia masih menunggu. Matanya sudah aga bengkak karena terlalu banyak menangis. Ditambah debu-debu kecil yang berjatuhan membuat Leo terbatuk-batuk.

"Hei, kau kenapa? Sepertinya kau bisa melihat ku."

"Pergiihh!"

"Sepertinya memang benar kau bisa melihatku. Boleh ku coba rasamu, sepertinya enak, aku sudah lama tidak memakanny. khekhekeh."

"Pergiiii.....ayahhhh, hikss."

Belum sampai tangan seseorang itu menyentuh leo. Ia sudah pergi karena melihat Deon dengan tatapan amarahnya.

Galang yang kebetulan sampai duluan, langsung memeluk leo. Leo yang tau siapa yang meluk pun balas memeluknya dan menangis.

Galang langsung menggendong leo di punggungnya dan berjalan keluar. Maulana memberikan jasnya untuk menutupi tubuh leo aga tidak terkena debu dan reruntuhan kecil.

Mereka semua akhirnya sampai di parkiran. Gempa itu tidak terlalu besar, tidak ada kerusakan juga. Hanya retak di bagian tertentu. Korban pun tidak ada yang berjatuhan. Tapi mungkin mall itu akan di tutup sementara waktu.

☘️☘️☘️

Mereka sampai di rumah. Galang langsung membawa Leo ke kamarnya dan menidurkannya. Sam langsung mengambil alatnya dan memeriksa keadaan leo.

"Dia kecapean, syok juga pernafasannya buruk. Sepertinya harus menggunakan masker oksigen." Jelas sam.

Mereka semua masih tampak khawatir dengan si kecil kesayangan mereka.

☘️☘️☘️



Leo bangun Ketika matahari sudah di atas kepala. Leo mengerjakan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk. Leo merasa sesuatu yang mengganjal di mulut dan hidungnya.  karna penasaran leo menyentuh dan ternyata sebuah masker oksigen. Langsung saja leo membuka nya selain karna risih Leo juga merasa aneh. Entahlah.

Leo memegang perutnya yang berisi cacing Alaska minta diisi. Wkwk. Langsung saja Leo turun dari ranjang dengan mata yang masih merem melek. Rambut dan piyama yang acak-acakan.

Dibawah sudah ada Maulana yang sedang membaca koran, angkasa yang sudah pergi bekerja, langit yang sedang mengerjakan tugas di laptopnya, dan Galang yang sedang mengemil keripik tempe kesukaannya.

Leo langsung ikut duduk di sebelah langit yang sedang duduk di karpet dan langsung tertidur. Ya ampun lucu banget (sayangnya author ga ada fotonya :/)

"Mau cendol." Kata Leo tiba-tiba, entah dia sadar atau tidak.

Langit dan yang lain yang baru menyadari ada keberadaan seseorang langsung menoleh. Langit dengan iseng menyodorkan sedotan yang ada di minumannya ke mulut Leo. Dengan sigap Leo membuka mulutnya dan mengusap sedotan itu, namun tak ada rasa maupun air yang masuk ke mulutnya. Leo pun membuka matanya. Ternyata ia dikerjai oleh langit.

Sang empu tertawa terbahak-bahak dan Galang pun ikut tertawa sedangkan Maulana hanya melirik menahan tawa.

"Bang langit!" teriakan Leo menggema. Langit pun langsung kabur terbirit-birit meninggalkan laptopnya. Leo yang melihat itupun terdiam menahan marah. Tanpa pikir panjang leo mengambil gelas yang disebelah nya entah punya siapa itu leo tidak peduli. Langsung saja leo tumpahkan ke laptop langit.

Sang empu yang ternyata baru menaiki tangga itu langsung menjerit histeris dan segera berlari menuju laptopnya dan langsung mengelap air yang ada di laptopnya sebelum air itu masuk.

"Lo tau, disini ada banyak berkas penting dan kalau sampai terjadi apa-apa sama laptopnya Lo harus tanggung jawab." ancam langit, sambil membawa laptopnya ke luar entah kemana dan sebelumnya ia menyenggol bahu leo.

Karena efek mengantuk leo terjatuh. Dan ketika ia sudah jatuh terduduk dilantai leo baru sadar dia sudah membuat abangnya marah.

Galang dan Maulana hanya bisa menatap leo sebentar setelah nya mereka kembali ke kamar masing-masing. Meninggalkan leo yang masih terduduk di lantai.

Saat hendak menuju kamar, leo tak sengaja menemukan surat dengan penasaran leo mengambilnya dan membaca sekilas.

L'Crop.

Bukanya ini...
Langsung saja Leo  berlari menuju kamarnya dan mencari ponselnya setelah itu mengetik beberapa digit angka di sana.

Tak berselang lama terdengar nada sambung di sebrang sana.

Halo, kenapa le ?

Terima semua permintaan kerja sama dari lang's

Hah? Semuanya? Gak akan dirapatin dulu?

Udahlah bang jangan banyak tanya!

Tuttt.

Leo melempar handphone nya dan ia berbaring di ranjang menatap langit-langit.

Tatapan langit sungguh membuatnya sakit. Ah sebaiknya Leo cuci muka setidaknya ia akan lebih segar.

Leo menyalakan kran, membiarkan air membasahi tangannya sedangkan ia menatap ke arah pantulan wajahnya.

Deg.

Leo terhenti. Ketika merasakan sedikit getaran. Leo langsung lirih dan terduduk dipojok memeluk lutut dan menyembunyikan wajahnya.

Leo mulai merasa takut. Ia takut kalau gempa itu datang lagi.

Hiks. Ayah.

☘️☘️☘️


TBC.

LEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang