17. Masalah baru

1.3K 107 4
                                    

Semua pasang mata itu tengah fokus menatap sepasang mata yang tengah lahap memakan seporsi bakso. Bahkan Deon, cowok yang tadi menolong Leo ikut terseret.

Yap dia leo. Yang selepas menangis itu merengek ingin makan bakso dan pada akhirnya mereka semua pergi memenuhi keinginan bocah kecil itu.

"Kak, leo mau lagi." kata yang keluar dari bocah yang sedang asyik memakan bakso dengan nikmat itu mengalihkan lamunan mereka.

"Kamu belum kenyang dek?" Tanya langit. Dan leo hanya tersenyum kikuk dan mengangguk. Sam langsung memanggil pelayan untuk memesan apa yang leo minta. Tak lama kemudian pesanan datang, dan langsung di serbu Leo.

"Pelan-pelan dek, tenang aja kakak tungguin."

Leo yang sedang makan pun hanya mengangguk-anggukan kepalanya karena ia tengah lahap memakan bakso itu. Namun tiba-tiba leo berhenti. Tatapan matanya terpaku ke depan.

Galang yang melihatnya langsung memanggil.

"Dek?" Namun sialnya tak digubris oleh Leo. Mereka semua bingung apa yang terjadi dengan adiknya.

Deon yang paham pun langsung bergegas ke belakang Leo. Ia menutup mata leo dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menggenggam sebelah tangan leo. Lalu sedikit merapal kan entah apa itu mereka tak tau.

Sedetik kemudian Leo sudah bersandar di dada Deon, bahkan sendok yang dipegang nya sudah jatuh. Untuk saja cafe ini sepi ya jelas sepi. Kan ini cafe langit.

"Sebaiknya kita bawa leo pulang, aku takut terjadi hal yang lebih bahaya " ucapan Deon membuat semua mengerti walau masih bingung. Tapi mereka langsung membawa leo ke mobil.

Mereka semua masuk ke dalam satu mobil. Bukannya mereka miskin atau gimana tapi mereka gak mau dipisah dari leo. Alhasil mereka berdempetan di mobil deon.

Deon yang menyetir, langit di sebelahnya, angkasa memangku leo, Sam di sebelahnya dan Galang di belakang.

"Kakhh,.." kata leo lirih. Angkasa langsung menoleh.

"Kenapa dek, tidur aja yah istirahat." kata angkasa sembari mengelus kepala leo.

Namun tiba-tiba saja leo mengejang. Mulutnya terbuka lebar, seolah nyawanya sedang terhisap.

"Astaghfirullah, dek istighfar." angkasa kalut ia tak tau harus bagaimana.

Deon yang paham situasi mulai tidak kondusif menepikan mobil dan berpindah posisi dengan Sam. Dengan sigap mereka berdua bertukar posisi. Mobil masih mereka tepokan di jalan, namun nyatanya itu malah bahaya.

"Sam, jalankan mobilnya. Cepat!"
Sam yang mendengar itupun langsung menjalankan mobilnya.

Deon memerintahkan angkasa untuk menegakan tubuh leo, agar pernapasan nya tidak tersumbat. Angkasa dengan cepat melakukan apa yang diminta, lalu Deon menempelkan tangannya di punggung Leo dan sebelah tangannya menutup mata leo. Deon sedikit mengurut punggung leo. Setelah beberapa kali melakukan itu. Leo kembali tenang.

Leo yang sudah merasa aga baikan langsung memeluk angkasa erat. Dan menangis disana.

Mereka sampai di rumah tepat pukul 11 malam. Deon pun terpaksa menginap atas perintah direktur nya itu. Setelah memastikan leo tertidur mereka semua turun ke lantai satu untuk berdiskusi.

"Jadi bisa jelaskan apa yang terjadi?" Tanya angkasa

"Haah, kalian mungkin sudah tau Leo bisa melihat apa yang tidak bisa kita lihat. Dia sepesial. Di umurnya yang masih terbilang remaja cukup sulit untuk mengendalikan kemampuannya. Sepertinya ia sudah bisa mengendalikan nya saat masih usia anak-anak tapi sekarang ia sudah remaja kemampuannya meningkat. Dan dia belum tau cara mengendalikannya. Aku minta kalian jangan pernah meninggalkan ia sendirian karena itu sangat berbahaya apalagi saat malam tiba. " Jelas Deon.

Penjelasan itu membuat mereka tercengang, mereka Memeng tau leo bisa melihat tapi tak pernah sampai seperti ini. Jadi mereka cukup syok.

"Jadi apa yang harus kita lakukan jika sewaktu-waktu Leo kambuh?" Tanya Galang

"Kalian hanya harus-"

"Abangggg..."

Perkataan Deon terhenti saat mereka mendengar teriakan leo. Langsung saja mereka bergegas ke arah kamar leo.

"Adek." panggil langit semuanya kini sudah berada di kamar leo. Terlihat sang empunya langsung berlari memeluk langit.

"Abang, ada cicak. Hiksss." adu Leo pada langit. Mereka semua merasa lega sekaligus gemas.

"Abang kira ada apa."

"Ihhh, Abang tuh, Leo pokoknya mau tidur bareng Abang." kata Leo dengan manja.

Mereka semua tertawa. Mereka kira ada apa ternyata hanya cicak. Memeng Leo itu takut dengan hewan yg lengket dan agak terlihat kenyal itu, apalagi jika sudah bersuara. Leo tak akan bisa tenang.

TBC .....

LEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang