20. P.B.D

1.2K 96 17
                                    

P.B.D (Percobaan Bunuh Diri).

Yap, percaya atau tidak kini leo tengah merendam tubuhnya di bak mandi dengan air dingin yang terus terisi. Membiarkan tubuhnya menggigil.

Tak ada yang tau Leo tengah mencoba menyiksa dirinya sendiri. Karna mereka semua sedang disibukan dengan pekerjaan. Dengan alasan untuk masa depannya agar lebih baik.

Leo sudah muak. Ia tak butuh harta, leo cuman mau waktu mereka. Setidaknya sarapan pagi bersama itu sudah cukup baginya.

Sudah hampir satu jam leo merendam dirinya di bak mandi. Leo terkekeh sendiri. Ternyata memang benar harta membutakan segalanya. Leo mulai berfikir kalau ia mati apa Masi ada yang peduli padanya ? Atau hanya sekedar pemakaman lalu sibuk dengan urusan masing-masing.

Tidak.

Leo bangkit dan menyudahi acara PBDnya dan mengganti pakaian dengan yang kering. Lalu merebahkan dirinya di ranjang dengan selimut berlapis dan AC yang dinaikkan suhunya supaya panas. Lalu tertidur.

☘️☘️☘️

Tanpa Leo sadari keluarga nya tengah menghadiri acara bisnis. Ya, hanya ayahnya dan ke-3 abangnya. Tidak ada Leo.

"Gimana nih, perkembangan Maulana'Crop?"

"Bulan-bulan ini usaha gw lagi naik-naik nya."

"Wah, hebat lu. Bisa dong kapan-kapan kumpul. Kita reuni."

"Boleh aja."

Maulana seolah lupa dengan seseorang yang tengah menunggunya disana dengan kesendirian dan kesepiannya. Begitu juga dengan ke-3 abangnya yang sibuk dengan urusan masing-masing.

☘️☘️☘️

Leo tidak bisa tidur. Meskipun ia sudah memejamkan matanya. Leo bangun dari tidurnya dan duduk di sisi ranjang.

Menuruni anak tangga dan berjalan ke arah belakang rumahnya. Tempat dimana para pembantu tidur. Lalu mengetuk salah satu pintu.

Cleklsk.

"Astaghfirullah, ya ampun den Leo. Aden ngapain disini malem-malem?" kata seorang pria paruh baya yang bertugas sebagai tukang kebun di rumahnya.

"Aku mau tidur sama bapa, bolehkan?" Tanya Leo dengan mata yang hampir tertutup karna pusing yang menghantui kepalanya.

"Emang gak bakal dimarahin tuan kalau Aden tidur disini?" Tanya tukang kebun itu. Pasalnya ia tidak mungkin membiarkan tuan mudanya itu tidur disini.

"Ayah gak bakal marah kok, boleh ya?" Balas Leo dengan nada memelasnya.

Pak Wahyu menghela napas sejenak sebelum akhirnya mengangguk.

"Yaudah gapapa, maaf kalau kurang nyaman " tanpa bertele-tele, pak wahyu mengijinkan mangijakannya yang sudah dianggap sebagai anaknya Sendiri.

Leo langsung saja masuk dan tidur di ranjang pak Wahyu. Meskipun kecil tapi tempat ini nyaman. Terbukti Leo langsung bisa tertidur.

Pak Wahyu yang melihatnya tersenyum miris melihat nya. Ia tau seberapa sibuknya tuan besarnya itu. Setelah memberikan selimut dan memakaikannya pak Wahyu mengelus rambut Leo dan ia bergegas tidur. Bukan di ranjang yang ditempati Leo. Melainkan di kasur lipat sebelahnya.

LEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang