Beautiful good bye

83 10 2
                                    

Sudra menghela. Matanya menatap dalam iris coklat milik Saga, "akankah hari ini akhirnya?"

"Anda sudah makan?"

Sudra terdiam menatap Saga.

"Bagaimana kabar anda?" lanjut Saga. "Anda hidup dengan baik kan?" kini Saga akhiri dengan senyuman.

"Berhenti bertele-tele Saga!!!" suara itu terdengar dari kuping sebelah kiri Saga. Itu Alex.

"Saya hidup dengan baik juga. Anda tak perlu khawatir," bohong besar.

Sudra berjalan mendekat.

"Saya sudah bilang jangan mendekat!" tegur Saga.

Tapi nihil, Sudra sudah tidak menggubris omongan Saga.

Matanya berubah sayu, seiring dengan tangannya yang membuka dan melipat lengan jas Saga. Ia melepas jam tangan dan gelang yang melingkari pergelangan tangan Saga.

Saga sempat memerontak, tapi Sudra mencekalnya kuat.

"Ini yang kau sebut hidup baik-baik saja?" tnya Sudra memperlihatkan bekas beberapa sayatan, "aku tahu kau insomnia. Suara-suara mencekikmu, mata-mata itu mengolokmu, kata-kata itu menikammu, bahkan mereke ingin merenggut nyawamu. Itu yang kau sebut baik-baik saja?!"

Saga terdiam. Perlahan matanya berair. Namun ditahannya agar tidak tumpah.

"Begitupun aku...," suara Sudra melemah, "bagimana mungkin aku bisa hidup baik-baik saja?"

"Anda sendiri yang memilih meninggalkan saya, dan...," Saga tercekat suaranya sendiri, "anda membunuhnya...."

Sudra mengangguk, "sekarang kau sudah tau pelakunya, hiduplah dengan baik."

Saga tersenyum, tangannya merogoh sesuatu dari saku jasnya. Sebuah pistol. Ia meraih tangan Sudra dan meletakkan pistol itu di genggamannya.

"Jika anda mampu melakukannya pada mama saya... lakukan juga pada saya," Saga mengarahkan tangan Sudra dan menempatkan mocong pistol itu tepat di keningnya.

"Saga, What the hell?!!! What are you doing?!!" pekik Alex memekakan telinga Saga. Ia langsung melepas dan membuang asal earphone wireless itu.

"Lakukan!" Saga kembali tersenyum menatap Sudra, "maka saya akan mati dengan baik."

Sudra berniat melepaskan tangannya, tetapi Saga menahannya. Saga menyentuh telunjuk Sudra dan mengarahkan ke pelatuknya.

"Kenapa kau begini?" suara Sudra melemah.

"Aku ingin menyusul mama. Dunia terlalu sempit, aku susah bernafas...," Saga menghela, "tolong lakukan untukku...papa."

Sudra makin bergetar. Setelah sekian lama Saga baru mengucapkan kata papa padanya. Harusnya ini jadi hari yang bahagia.

Duar...

Duar...

Sebuah peluru menembus tepat di punggung Sudra. Seseorang menembakknya dari belakang. Saga tersentak dan memutar tubuhnya hingga melindungi Sudra.

Duar...

Duar...

Duar...

Tembakan beruntun menghujani Saga yang melindungi Sudra. Namun meskipun begitu keduanya terkena banyak tembakan. Kuduanya terkapar di tanah, nafas mereka mulai tersenggal.

"Kau tau kenapa aku bodoh?" Saga terkekeh, "karena aku sepertimu, pa...."

"Geledah mereka!!!!" perintah Alex dari jauh. Anak buahnya mulai lari mendekati Saga dan Sudra.

you call me, MONSTER! ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang