My turn to cry

80 11 0
                                    

Siapa bilang cowok gak boleh nangis?
-Hana

__________

"Hana pulang," ucap Hana memasuki rumahnya lesu.

Tak selang lama matanya langsung berbinar melihat siapa yang sedang duduk di sofa. Ia langsung berlari berhambur ke dekapan orang itu semangat.

"Ayah, kenapa baru pulang? Hana jadi lupa kan sama wajah ayah!"

Hans terkekeh, "lah ini kok gak lupa?"

"Hana kangen," ucap Hana mengeratkan pelukannya.

Hans mengelus punggung putrinya. Senyum sedih menghiasi wajah Hans. Tentu Hana tak bisa melihat itu.

"Kamu kok bau banget sih?" ayah melepas dekapannya.

"Masa sih?" tanya Hana kemudian mencium bajunya, "enggak kok. Cewek cantik itu gak mungkin bau."

Hans tertawa, "mana ada teori begitu?"

Hana tersenyum, "ada. Hana yang buat."

"Udah sana mandi. Bau banget kayak abis mulung aja."

"Ish... Ayah jahat, anak sendiri dibilang mulung."

"Udah, sana!"

"Iya, baginda. Hamba pamit undur diri," Hana berlagak seperti pelayan yang hendak pergi dari hadapan rajanya.

Hans hanya bisa geleng-geleng. Itu gen dari mana coba. Kok anaknya bisa begitu.

Baru menaiki satu anak tangga, Hana berhenti.

"Hana!" panggil Hawa.

"Iya buk," jawab Hana kemudian kembali berbelok arah menuju dapur, "ada apa?"

Hawa meletakkan cangkir ke nampan, "buku pesenan Hilda mana?"

"Oh," Hana membuka tasnya kemudian mengambil buku yang baru dibeli, "ini!"

"Tuh ada yang jatuh," ucap Hawa setelah menerima bukunya.

Hana menunduk. Benar! Ada amvlop coklat tergeletak di lantai.

Amvlop coklat?

Perasaan Hana tak pernah beli.

"Astaga!!!" pekik Hana.

"Ada apa sih Han, kenceng banget sampek histeris gitu."

"Ini penting bu, Hana lupa. Gimana dong?"

Hawa menatap Hana bingung, "kamu ngomong apa sih, yang jelas dong."

"Bu, jadi tadi Hana ketemu kerabatnya temen Hana. Terus dia nitip ini untuk Hana berikan ke temen Hana."

"Terus?"

"Harus hari ini katanya, gimana dong?"

"Ya kamu harus tanggung jawab. Udah sana izin sama ayah," jawab Hawa.

 Udah sana izin sama ayah," jawab Hawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
you call me, MONSTER! ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang