Good night

91 12 2
                                    

Dua kata itu
Meruntuhkan tembok pertahananku
Juga mendobrak paksa kastilku
Tanpa ragu duduk di kursi singgasanaku
Menelusup masuk ke hatiku yang beku

Aku memaku
Aku merindu
Dia kembali mengingatkanku padamu

-Aku

________

Saga memasuki rumah yang sudah 12 tahun ia tinggal. Wangi, bersih, dan tidak pengap, karena mang Ujang selalu membersihkan setiap hari.

"Kok baru nyampe, den? Kata nyonya Key teh udah dari jam 3 perginya? Mang Ujang jadi khawatir," ucapan selamat datang dari Mang Ujang.

"Tadi nyari udara segar bentar," sahut Saga mengambil duduk di sofa.

Mang Ujang melenggang ke belakang. Saga tebak Mang Ujang akan datang dengan tangan yang tak kosong.

Benar kan.

Kedua tangannya penuh membawa setoples camilan keripik singkong rasa balado dan secangkir teh madu. Saga sudah hafal, karena mang Ujang tahu betul itu semua favorit Saga sejak kecil.

"Ini, den. Pasti capek kan," Mang Ujang meletakkan di depan Saga.

Saga mengambil cangkir yang sedari tadi menggodanya. Kepulan asap tipis itu membuat Saga makin menghirup dalam aroma yang mencuar. Menenangkan.

Seiring mengalirnya teh madu itu di kerongkongannya, mengalir pula kehangatan di sepanjang perjalanan menuju lambungnya.

"Gimana, den?"

"As always."

Secarik senyuman tertuang di wajah mang ujang yang sudah menua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Secarik senyuman tertuang di wajah mang ujang yang sudah menua. Kemudian sekelebat ingatan menghantam pikirannya, "oh iya den, tadi ada orang yang kesini."

"Siapa?"

"Katanya sih musuh den Aga, aneh ya? Masa musuh jujur banget langsung ngaku," jawab mang Ujang ragu, "terus pas saya jawab den Aga gak kesini eh dianya langsung pamit, sama nitip ini," mang Ujang mengambil sebuah amplop coklat yang dilipat menjadi persegi kecil dari sakunya, namun terlihat isinya mengembung.

Saga tak menyahut. Tapi seringai menghiasi wajahnya, "oke."

"Bahaya gak den?"

"Tentu."

#^_^
Setelah dari rumah Hana, Zia ada janji bertemu dengan seseorang di sebuah minimarket. Ah! Bukan janji, tapi rutinitasnya sepanjang hari. Ia memilih duduk di kursi yang disediakan minimarket tersebut.

you call me, MONSTER! ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang