Stronger

109 12 2
                                    

"MA! KENAPA SEMUA BERKASNYA GAK ADA DI MEJA!" teriak Khomar -papa Kevin- dari ruang kerja.

Key menghela lelah. Seharian ini pikirannya terkuras habis untuk memikirkan bisnis dan Saga yang sampai sekarang belum ada kabar. Ponsel Saga tidak aktif dan kata Kevin, Saga bolos sekolah hari ini.

"Kevin, mama tinggal dulu ya. Mama cuma masak ini gakpapa kan?" ucap Key lembut sembari menyajikan semangkuk bubur instant untuk Kevin.

Kevin mengangguk seadanya. Ia tahu, mama pasti khawatir dengan keadaan Saga. Sampai-sampai semua tugas mama jadi kacau. Mulai dari urusan bisnis yang ruwet jadi tambah berantakan, masakan mama yang kali ini terasa hambar, dan diri mama sendiri yang berantakan tak terurus.

Kevin ulangi kesekian kalinya, Kevin benci hal itu.

"KENAPA BISA LUPA?!!!" teriakan Khomar menggema di telinga Kevin, membuatnya sontak melepaskan sendok yang ia genggam. Kevin jengah dengan kehidupan yang selalu seperti ini.

"Aku benar-benar lupa! Seingatku tadi sudah ku simpan di sini!" sahut Key.

"Apa sih yang kamu pikirin! Semua yang kamu lakukan selalu salah. Apa ada hubungannya dengan Saga!"

"Bukan gitu."

"Halah! Saga, Saga, dan Saga!!!!! Berkas itu penting, ma! Bocah tengik itu gak bakal paham apa yang udah kamu lakuin!!"

"Dia gak punya orang lain, selain kita!"

"Persetan! Biarin dia hidup di rumahnya sendiri. Ada mang Ujang di sana!"

"Kamu tega?!!! Hah!!!!"

Kevin makin mengepalkan kedua tangannya. Ia benci keributan semacam ini. Untuk ke tujuh kalinya papa dan mamanya bertengkar dalam setengah hari. Kuping Kevin terasa terbakar, apalagi hatinya.

Tok... Tok....

Kevin bangkit, ia berjalan menuju jendela. Disibaknya gorden putih yang bergelantungan diantara jendela.

Saga kembali.

Dengan amarah yang sudah memuncak Kevin berjalan cepat menuju pintu utama. Wajahnya diselimuti emosi yang berpijar. Dan tak ada apapun yang bisa mengahalanginya sekarang.

Suara kunci diputar tiga kali menandakan pintu sudah bisa dibuka.

BUKKK!!!!!!
Hal pertama yang Saga dapat, sebuah tinjuan.
Wah, ucapan selamat datang yang baik.

"Apa-apaan nih!" ucap Saga sembari memegangi sudut bibirnya yang kembali mengeluarkan darah.

Belum juga luka yang kemarin sembuh, kini malah bertambah lagi. Memar keungungan, seakan sudah menjadi warna kulit wajah Saga sekarang.

"APA!!!?? Apa lo bilang?!" tantang Kevin.

Kevin mencengkeram kerah baju Saga. Emosi Kevin kali ini benar benar memuncak. Setelah kejadian 5 tahun lalu, Kevin menjaga jarak dengan Saga, begitupun sebaliknya. Tapi kini..... Kevin tak bisa menahan amarahnya lagi pada Saga.

"Kenapa harus selalu Saga! Sebenernya kamu anggep apa aku sama Kevin!!!!!????" teriakan Khomar membuat Saga dan Kevin memaku dengan nafas mereka yang tak teratur.

"Bukan begitu! Jangan buat aku memilih!!" sahut Key yang disusul suara tangisan.

Kevin memejamkan matanya sejenak. Sementara Saga kini mencerna semua pertengkaran bibi dan pamannya.
Satu hal yang Saga tangkap.
Dirinya adalah biang dari semuanya.

BUKK!!! BUKK!!!
Kevin membabi buta. Menghabisi Saga jika bisa,  itu ambisinya.

"Lo bisa denger kan?!! hah!!!! Gua muak lihat semua ini, terutama lo. Lo udah ngehancurin keluarga gua!!!!! Haha!!!Mana mungkin lo paham. Bahkan lo gak punya orang yang disebut keluarga," ucap Kevin yang diakhiri tawa sinisnya.

you call me, MONSTER! ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang