Monster #1

178 9 2
                                    

Di sinilah Hana berada, sebuah taman kota.  Hana baru tau ternyata banyak keluarga yang menghabiskan waktu bersama mereka di tempat yang hijau ini. Ah! Hana jadi ingat dengan keluarganya. Andai saja ayah bisa cuti meluangkan waktu sehari buat kumpul-kumpul.

Ah! Bosan mulai melanda, untung Hana membawa sebuah komik. Dibukanya komik doraemon andalannya. Bola matanya sibuk ke kanan dan ke kiri mengamati setiap gambar yang tersaji. Perlahan ia larut ke dalam bukunya.

Disela-sela aktivitas membacanya, berulang kali pula Hana melirik arloji yang bergelayut manja di pergelangn tangannya. Namun, yang ditunggu tak kunjung pula menampakkan batang hidungnya. Sudah hampir 30 menit lamanya ia menunggu.

"Lama ya? Maaf banget, tadi antreannya puanjang banget, nih buat kamu!" ucap Zia yang kini sudah berdiri di depan Hana dengan membawa cemilan yang baru ia beli.

"Lama ya? Maaf banget, tadi antreannya puanjang banget, nih buat kamu!" ucap Zia yang kini sudah berdiri di depan Hana dengan membawa cemilan yang baru ia beli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana mengerucutkan bibirnya, pipinya mengembung. Itu pertanda ia sedang kesal, "aku kan alergi keju..... gak bisa makan itu!"

"Astaga Hana! Aku lupa! Sorry banget ya...... Aduh terus gimana dong, aku beliin yang lain ya?"

"Gak....gak usah. Kelamaan ntar, aku minta itu aja, apa sih? Itu air mineral ya?"

"Iya. Gakpapa air mineral?"

"Gakpapa Zia, udah deh cepetan. Ceritain semua tentang kondisi sekolah, aku penasaran banget."

Zia mendaratkan bokongnya di kursi kayu yang sudah berwarna usang itu, "sepenasaran apa sih?"

"Kalau diibaratin, sebanyak pasir di pantai."

Zia terkekeh, "sedikit dong."

"Enak aja!"

Wajah Zia tak pernah berhenti tersenyum. Dia memang gadis paling ceria yang pernah Hana  temui. Gadis paling apa adanya dan gadis yang tidak pernah mengeluh akan hidupnya.

"Jadi gini, aku mau tanya dulu sama kamu. Gimana kesan kamu selama sehari sekolah di sana?"

Bola mata Hana bergerak ke atas, "umb.... yang aku rasain, pertama, sekolahnya keren banget, udah besar, bersih, modern, dan wooww!!! Aku gak pernah bayangin tempat sebagus ini sebelumnya."

"Terus?"

"Gurunya juga enak saat nyampein materi. Aku ngerasa klop gitu sama sekolah yang ini. Soalnya ya, sekolah yang ini tuh beda banget sama sekolah aku yang dulu-dulu. Beneran deh!" sepertinya Hanalah yang paling antusias bercerita di sini.

Zia tertawa, "ada satu hal yang bikin sekolah kita itu gak baik-baik saja."

"Hah?" Hana keget mendengar satu kalimat Zia yang masih ambigu, "maksudnya gimana sih?"

"Monster."

"Monster?"

"Iya, mon-ster,"  Zia menatap mata Hana yang terlihat masih kebingunan. Tak lama tawa Zia pecah.

you call me, MONSTER! ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang