Part 20

2.2K 100 21
                                    

*Author POV

Langit telah berubah menjadi gelap. Hangatnya sinar mentari hilang digantikan dinginnya angin malam. Hembusan asap keluar dengan aromanya yang khas dari bibir manis Allen. Dinginnya angin malam yang menusuk kulit Allen tidak ia hiraukan. Pikirannya kembali kacau. Sepulang dari mall untuk berjalan-jalan, Allen dipertemukan kembali oleh orang yang tidak ingin Allen lihat lagi seumur hidup.

Flashback on

Mobil yang dikendarai oleh Dio berhenti secara mendadak. Ada beberapa orang yang menghalangi jalan yang dilewati oleh Dio dan Allen. Keadaan jalan cukup sepi, dikarenakan langit telah berubah menjadi gelap. Dari banyaknya orang yang menghalangi mobilnya, ada salah satu orang yang Dio maupun Allen kenali. Orang itu tersenyum licik. Dengan santainya ia memukul kap mobil kesayangan Dio yang membuat pemiliknya marah. Tanpa pikir panjang, Dio keluar dan mendaratkan pukulan tepat di tulang pipi Dylan.

"Brengsek!" Dio menendang perut Dylan hingga Dylan tersungkur ke jalan. Melihat 'bos'nya disiksa, lima orang yang tidak Dio kenal langsung menghajar Dio dengan pukulan bertubi-tubi yang tidak bisa Dio hindar. Melihat abangnya di keroyok, Allen langsung keluar dan berusaha menyelamatkan Dio.

"Apa-apaan sih bangsat lepasin abang gue!" Jerit Allen. Karena orang-orang itu terus-menerus memukul Dio tanpa rasa kasihan, Allen menarik rambut salah satu orang yang memukul Dio.

"Aduh apaan sih?! Sakit goblok!" Allen tidak mendengarkan keluhan orang itu. Ia tetap menjambak rambutnya bahkan sekarang menarik hingga ada beberapa helai rambut yang rontok.

"STOP!" Seketika orang-orang yang memukul Dio menghentikan kegiatannya dan sedikit menghindar dari Dio. Melihat Dio yang sudah tidak berdaya, Allen langsung berlari kecil kearah Dio.

"Bang, kita pulang yuk." Dio mengangguk samar. Melihat respon Dio, Allen berusaha membopong tubuh Dio. Saat ingin membuka pintu mobil, tangan Allen ditarik yang membuat tubuh Dio jatuh dan seketika Dio pingsan yang membuat Allen terkejut.

"Apaan sih? Gila ya lo?! Lepas nggak!" Teriak Allen. Dylan tidak semudah itu mengiyakan perkataan Allen. Cengkraman Dylan semakin kencang yang membuat Allen kesakitan.

"Sakit? Itu yang gue rasain saat lo nolak gue," bisik Dylan tepat di telinga Allen. Tangan yang sedari tadi mencengkram tangan Allen lepas yang membuat Allen sedikit tenang dan mengelus tanganya yang sakit.

Dylan melihat Dio yang sudah tidak sadarkan diri dengan tatapan elang dan tanpa Allen sangka, Dylan menendang perut Dio kencang.

"Stop Lan, gue mohon." Pinta Allen. Dylan menatap Allen kembali dengan senyum miring.

"Kemaren gue mohon-mohon sama lo tapi nggak lo denger. Sekarang gantian lo yang mohon-mohon nggak akan gue denger," Dylan membungkuk dan menarik kerah baju Dio. Tanpa pikir panjang, Allen memeluk tangan Dylan yang membuat Dylan menghentikan aktivitasnya.

"Please, lo punya masalah sama gue jangan libatin orang lain termasuk abang gue, Lan." Tanpa sadar air mata Allen turun membasahi pipi Allen. Dylan tersenyum menang melihat perlakuan Allen. Dylan bangun dan menarik tubuh Allen kehadapannya dan menarik dagu Allen hingga membuat Allen mengadah.

"Kalau gitu, lo harus ikutin kemauan gue kali ini," bisik Dylan. Allen menggigit bibir bawahnya dan mengangguk samar.

"Mulai sekarang lo jadi pacar gue. Kalau lo nolak, orang orang yang disekitar lo bakal mati." Ancaman Dylan mampu membuat Allen terkejut.

"Tapi Lan," ucapan Allen terpotong karena sebuah bibir mendarat tepat menghantam bibir Allen. Dengan cepat, Allen mendorong tubuh Dylan dan menampar Dylan.

SpasmènosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang