Part 26

1.3K 65 2
                                    

Allen datang kesekolah bersama Dara membuat keduanya menjadi pusat perhatian. Terlebih Allen. Sebagian ada yang kagum, iri bahkan ada yang terang-terangan menyindir penampilan Allen.

Sebuah teriakan membuat Allen berhenti memutar balik tubuhnya kebelakang. Terdapat bu Ety dengan wajah garangnya.

"Assalamualaikum, bu." Sapa Allen ceria. Dara terkekeh melihat wajah bu Ety yang memerah.

"Kamu tau kan peraturan sekolah ini melarang muridnya mewarnai rambut?" Tanya bu Ety tegas.

"Ya Allah bu, jawab dulu kek salam saya. Dosa tau bu nggak balas salam orang. Ibu nggak pernah diajarin agama ya?" Ceplos Allen.

"Walaikumsallam. Astagfirullah kamu tuh yang nggak pernah diajarin! Masih aja berani melawan guru. Kamu tuh cewe," nasihat bu Ety.

"Emang kenapa sih bu? Sewot banget kalo sama saya. Nggak baik buat dedek nya." Tunjuk Allen.

"DIAM KAMU ALLEN!" Sentak bu Ety membuat Allen diam. Bahkan, murid-murid yang lewat kearah mereka berhenti penasaran dengan drama pagi hari.

"Saya menasihati kamu agar kamu berubah menjadi cewe baik-baik. Kamu tau kan peraturan disekolah ini melarang anak muridnya mewarnai rambut? Rambut kamu itu mencolok banget, Len." Tegur bu Ety.

"Tapi saya suka bu," protes Allen.

"Terserah kamu lah. Pokoknya bel masuk pelajaran berbunyi temuin ibu dilapangan. Nggak ngaret nggak kabur." Perintah bu Ety.

Bu Ety pergi meninggalkan Allen yang sedang menahan tawa dengan Dara. Memang, Allen tidak punya sopan santun!

"Goblok lo, Len. Nyokap gue aja kaget lo ngewarnain rambut. Apalagi guru-guru disini. Udah tau pada sensi masih aja lo cari masalah." Omel Dara disela tawanya.

Allen hanya terkekeh dan mengibas rambut pinknya dengan bangga. Ia menarik lengan Dara agar berjalan menuju kelas meninggalkan gerombolan yang masih menetap melihat Allen. Terlebih pada rambutnya.

*****

"ALLEN DISURUH KELAPANGAN SAMA BUET!" Teriak salah satu teman sekelas Allen yang berada di depan pintu.

Andy namanya. Cowok blasteran yang pernah menjalin hubungan dengan Allen itu memang sering memanggil nama guru setengah-setengah.

Allen memberi tanda 'oke' pada Andy dan langsung bangun dari duduknya. Semua mata langsung tertuju pada Allen.

Bisa diakui, Allen cantik bahkan sangat cantik. Apalagi dengan warna rambut yang baru membuat aura kecantikan Allen semakin menambah.

Allen berjalan dikoridor sekolah dengan santai tidak memperdulikan bu Ety yang sudah dongkol menunggunya dilapangan.

"Ada apa ibu cantik?" Tanya Allen saat sudah berada di depan bu Ety.

"Cepet kamu hormat didepan tiang bendera sampai jam pelajaran pertama selesai. Terus lanjut kamu bersihin LAB IPA sampai bener-bener bersih tanpa debu. Ibu ada acara jangan sampai kamu kabur dari hukuman ibu. Kalau kabur, ibu potong rambut kamu sampai botak." Ancam bu Ety yang membuat bulu kuduk Allen bergidik.

"Ibu tega banget kalau berbicara," sahut Allen.

"Kamu yang buat ibu begini! Udah ibu males debat sama kamu. Cepet lakuin hukuman yang ibu perintah tadi." Suruh bu Ety dan langsung pergi meninggalkan Allen dengan tangan yang mengelus perut.

Allen menjalankan hukuman yang disuruh oleh bu Ety. Dirinya hormat sambil menahan sinar matahari pagi yang menyengat panasnya. Hingga sebuah topi melindungi kepala Allen membuat Allen terkejut dan menengok kesamping tanpa menurunkan tangannya yang sedang hormat.

SpasmènosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang