Part 11

3K 157 3
                                    

*Alice POV

"Lice, boleh gue duduk disini?" Aku menoleh ke arah kanan, ternyata Dara sedang berbicara padaku dengan tatapan sedih. Aku mengangguk dan bergeser sedikit agar Dara dapat duduk di sampingku.

"Tumben lo sendiri aja, temen temen lo pada kemana?" Tanya Dara. Aku memberikan senyumku.

"Kan gue gak punya temen kayak Allen." Sontak Dara terdiam. Aku dan Dara sama sama diam dengan pikiran masing masing. Aku sedang berpikir ada apa Dara datang mengampiriku. Apa itu ada hubungannya dengan.... 

"Lice, gue mau nanya sesuatu sama lo. Gue tau, lo tadi bohong sama gue. Mumpung Allen lagi di luar kelas, lo harus jujur sama gue. Sebenernya Allen kenapa?" Benar dugaanku Dara akan membicarakan soal Allen. Aku tertunduk. Bingung harus menjawab apa. Karena kalau saja Dara sampi tahu dan Dara bilang kepada Allen, Allen akan semakin membencinya.

Seperti bisa membaca pikiranku, tangan Dara menepuk punndakku dua kali. "Gue gak akan bilang ke siapa siapa. Gue janji. Gue cuma takut Allen di pukul atau disiksa sama bokap, nyokapnya gak punya hati itu. Gue sayang sama Allen." Aku menegang dekit itu juga. 

"Dar, sebentar lagi bel selesai istirahat bunyi. Mending lo makan aja. Nanti lo sakit." Aku melihat wajah Dara, matanya menatapku marah dan wajahnya menatapku dingin.

"Gausah peduli sama gue. Sekarang, kasih tau gue kenapa Allen kayak gitu. CEPET." Baiklah, mungkin memang seharusnya aku memberitahu apa yang terjadi.

"Yang lo pikirin  tadi emang bener Dar, Allen di siksa sama Papa. Gue mau nolongin dia, tapi gue terlalu takut dibentak sama Papa. Dan akhirnya gue cuma bisa diam didalam kamar gue sambil dengerin tubuh Allen di sabet sabet sama Papa dan mendengar isakan tangis Allen. Gue mikir, kalo gue gak..."

"Sumpah Lice, lo bego. Lo sama aja kayak bokap nyokap lo yang gak punya hati. Lo ngebiarin adek lo disiksa sama bokap  lo, sedangakan lo cuma diem aja dikamar karna lo takut dibentak sama bokap lo. Seharusnya lo lawan rasa takut lo itu. Lo egois, lo cuma mentingin perasaan takut lo doang ditengah adek lo lagi disakitin sama anggota keluarganya! Lo bego lice, bego." Setelah memakiku Dara pergi meninggalkanku. Aku menunduk dan menyeka air mata yang keluar dari mataku. 

Benar.

 Aku hanya mementingkan diriku tanpa memikirkan orang lain. Aku hanya takut. Takut kalau suatu saat posisiku dan Allen tertukar. 

****

*Author POV

 Bel pulang sekolah berbunyi. Siswa SMA Karuna Bangsa berhamburan keluar kelas dengan perasaan senang. Kecuali seorang gadis yang masih termenung dikursinya dengan peralatan belajar yang masih berserakan diatas meja belajar sekolah. Allen. Allen tidak ingin pulang kerumahnya. Mungkin kalau ada yang menculiknya, Allen tidak akan memberontak. Karena untuk saat ini ia ingin menghindari tempat tinggal yang biasa disebut rumah itu. Ia ingin menghindari orang tuanya. Terutama sang Ayah. 

"Len?" Allen terlonjak kaget mendengar panggilan itu. Ia menengok kebelakang dan menemui David sedang tersenyum manis menatapnya.

"Belom pulang?" David duduk disamping Allen tepatnya dibangku biasa Dara tempati. 

"Belom, males pulang gue. Lo sendiri kenapa gak pulang?" David tersenyum sambil memainkan handphonenya.

"Nungguin lo." Allen terdiam. David memasukan kembali handphonenya ke dalam saku celana sekolahnya dan bangkit dari kursi. David mengulurkan tangan kanannya kepada Allen. Allen mengerutkan keningnya bingung.

"Mau ikut gue ke suatu tempat gak? Gue yakin lo bakal suka tempat itu." Ajak David. Allen tersenyum. Ia langsung memasukan peralatan belajarnya kedalam tas dan langsung menarik tangan David untuk keluar dari kelas.

SpasmènosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang