#KEHADIRAN_ORANG_KEDUA
22Makasih buat yang syuka. Makasih juga sudah di loloskan.
●●●
Acara tujuh bulanan berjalan lancar. Malamnya, Anggi dan Sandy menyambut tamu selametan. Banyak para sahabat Mama dan Papa Sandy, sahabat Satria dan Ridwan bahkan sahabat Sandy. Teman Anggi hanya Rindi yang hadir. Menghindari kecemburuan suaminya, Anggi tidak jadi mengundang reuni SMA nya.
"Semoga sehat sampai melahirkan. Anak sama bundanya selamat dan sehat. Amin." Rindi mengelus perut buncit Anggi yang tersenyum dan ikut mengaminkan doa Sahabatnya itu.
"Sendiri?" Sandy bertanya.
"Yoi. Jomblo mah begini, Bang!" Anggi terkekeh.
"Nggi, semoga ibu dan bayinya sehat terus sampai lahiran. Amin." Suara itu Anggi, Sandy dan Rindi kenal. Suara Riko.
Anggi menatap ke depan. Tatapan tidak percaya. Pria di hadapannya kenapa bisa muncul? Padahal ....
Anggi menoleh ke kanan, melihat senyum Dea yang mengembang. "Sialan!" Gerutu Anggi.
"Bang, se--"
Anggi menoleh dan langsung mendapat tatapan membunuh dari Sandy. Beberapa saat kemudian, Sandy pergi meninggalkan Anggi yang hanya mematung. Hatinya sakit, Suaminya marah.
"Anggi," Riko kembali membuyarkan lamunan Anggi dan mengambil perhatiannya.
"Eh! Amin. Riko, makasih." Anggi tersenyum canggung. Akan sangat tidak baik mencueki tamu.
"Riko, sendirian, lu?"
Riko mengangguk. "Di undang sama Dea. Tega kamu, bikin acara tidak undang-undang. Kayak takut aja makannya aku habisin." Riko terkekeh sedangkan Anggi yang tersindir hanya menyengir.
"Tahu lah, sahabat kita sudah punya suami. Tidak mau ambil resiko berat." Rindi membantu Anggi untuk menjelaskan.
Riko tersenyum dan kembali bertatapan dengan Anggi. "Nggi. Masalah kita ... aku harap kelar, ya? Aku nyerah dan mundur." Riko berucap tulus. Tatapan matanya teduh.
Anggi tersenyum benar-benar merasa lega. "Aku suka Riko yang seperti ini. Mau menerima kekalahan." Riko mengangguk setuju begitu juga dengan Rindi.
Dea yang terus memperhatikan mereka tersenyum mania. Berjalan pelan di belakang Anggi dan menyenggol Punggung Anggi dengan sedikit kuat, membuat Anggi maju dan masuk dalam pelukan Riko yang juga kaget.
"Astaga!" Rindi berteriak dan teriakannya mengundang mata Sandy yang memerah dan semakin tajam melihat adegan pelukan di hadapannya.
"Oops-" Dea berjalan melewati mereka dengan senyuman manis.
"Anggi, kamu tidak papa" Rindi membantu Anggi berdiri kembali. "Astaga. Nenek lampir sialan!" Umpatan buat Dea. "Sengaja buat kegaduhan. Cepet samperin Suami elo, tadi doi lihat adegan kalian, takutnya salah paham."
Anggi mengangguk dan segera pergi untuk mencari Sandy. Jantungnya berdebar kencang saat perjalanan dengan mulut terus komat-kamit memohon doa.
"Mas," Anggi melihat dengan air mata meleleh saat mendapati Sandy, amel yang berada di gendongan Sandy dan Dea yang berada di sisi suaminya. Mereka bertiga sedang bercanda gurau.
Rasanya sakit melihat keakraban itu. Perut Anggi terasa nyeri. Diusapnya perlahan perutnya. Mungkin, janinnya iri melihat ayahnya lebih mementingkan orang lain daripada dia. Anggi hanya tersenyum tipis. Rela dimadu, siap membagi kebahagiaan.
"Biarkan ayah bahagia dengan mereka dulu ya, Nak? Kamu sama bunda aja." Anggi melangkah pergi, meninggalkan kejadian yang akan membuat hatinya hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEHADIRAN ORANG KEDUA [TAMAT]
Любовные романыKetika mempertahankan keluarga dari seorang pendendam yang tidak tahu malu.