20

11.5K 579 16
                                    

BAB 20

●●●

Anggi memutuskan membunuh kejenuhan di hari sabtu dengan berjalan-jalan di Mall. Sendirian. Senyumnya mengembang saat melintasi penjual pakaian bayi. Berhenti di depan pintunya, mengelus perutnya dengan mata lapar menatap kesegala arah. Setelah puas dia melanjutkan langkahnya.

Sore hari adalah waktu yang pas untuk jalan-jalan. Selain banyaknya orang, pemandangan wajah mereka pun bisa membuat Mood Anggi baik. Apalagi tampang cowok-cowok ganteng yang dilaluinya. Sepertinya, kehamilan Anggi membuatnya sedikit genit.

Langkahnya berhenti saat merasa ada pergerakan dalam perutnya. Gerakan pelan tapi mampu dirasakan. Anggi mengelus perutnya dan tiba-tiba dia teringat sang suami. "Kangen ayah ya, Sayang?" tanyanya pelan. "Bunda juga." Dia tersenyum. "Kita cari tempat enak, baru telpon Ayah, ya?" Anggi melangkahkan kakinya menuju cafe dan mengambil tempat paling pojok.

Karna hamil, dia mengurangi minum kopi, dan hanya memesan es krim rasa coklat, vanila dan stroberry.

Menunggu pesanan datang, Anggi mengutak atik ponselnya. Dia menaruh ponselnya di pojokan dengan kamera yang menyorotnya. Ceritanya dia sedang melakukan video call.

"Kita ajak Ayah makan es krim bareng, ya?" Kembali tangan mungil itu mengelus perut. Tidak lama, pesanan datang. Wajah Anggi semakin ceria. Matanya membulat dengan bibir berbentuk '0' melihat pesanannya tertata rapi di hadapannya.

Matanya melihat ponselnya, Suaminya belum menerima VC yang dia lakukan. "Sekali lagi." Dan panggilan kembali terjadi.

"Anggi,"

Anggi menoleh dan mendapati Riko. Wanita hamil itu cengok dan tersadar bahwa cafe ini adalah milik Riko.
"Hai," mencoba netral.

"Boleh duduk?" Anggi hanya mengangguk. "Makasih." Anggi mengangguk lagi. Jantungnya berdebar cepat. "Sama siapa?" Riko memasang wajah setampan mungkin.

"Sendiri."

"Suamimu?"

"Kerja."

"Harus ya kerja terus? Waktu buat istri dan keluarga emangnya ngga harus?"

Anggi diam dengan mata masih bertatapan dengan Riko yang tersenyum manis. Anggi menghela napas beratnya. Pria di depannya sedang bermain gas yang bisa membuat kompor meledak. Riko meremehkan suaminya.

Sandy yang melihat adegan istri dan mantan pacarnya secara live mengeram kesal. Senyum saat melihat VC dari istrinya seketika berubah menjadi raut kecemburuan. Tangannya mengepal. Ingin rasanya segera menuju TKP dan melabrak kedua orang itu, tapi Sandy ingin mendengar jawaban istrinya.

Senyum Anggi mengembang. "Aku tahu suamiku, Riko. Dia menomorsatukan keluarga dan tentunya aku. Dia kerja pun untuk aku."

"Tapi dia harusnya lebih menjaga kamu."

"Dia menjaga aku. Dia setiap sepuluh menit sekali selalu ngeChat aku, tanya kabar atau kirim gombalan-gombalan yang bikin aku makin sayang sama dia. Di rumah, dia selalu memperlakukanku layaknya seorang ratu. Memberi perhatian penuh , kasih sayang yang banyak. Selalu Peluk, cium dan yah... kamu pasti tahu adegan sweet kami yang lain. Dia sangat memanjaku."

Riko mengepalkan tangan di bawah meja. Rahangnya pun mengeras. Rasanya kesal, cemburu dan marah. Riko masih sangat mencintai Anggi. Wanita pertama yang meluluhkan hatinya. Tapi apalah daya, tingkat keposesifannya membuatnya harus kehilangan wanita di hadapannya itu.

Sandy tersenyum senang serta penuh kemenangan karna pikiran buruk bahwa Anggi akan kembali pada pacar pertamanya ternyata tidak benar. Istrinya orang yang setia. Rasanya Sandy ingin berlari dan memeluk wanita yang perutnya sudah mulai membuncit itu.

KEHADIRAN ORANG KEDUA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang